Add caption |
“Jagalah hatimu dg segala
kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. (Amsal 4:23)
Bagaimanakah kita menjaga hati kita dg kewaspadaan ?
Salah satu contohnya
yg kecil dalam kehidupan kita sehari-hari : Ketika ada pembantu rumah tangga yg
seringkali menjengkelkan kita karena sering lupa dan agak bodoh, maka hati kita
akan mudah menjadi kesal atau ingin marah terhadapnya. Tetapi sesuai dg nas tsb
diatas, hikmat Tuhan mengatakan kepada kita melalui penulis kitab Amsal: Agar
kita menjaga hati kita dg kewaspadaan agar kehidupan terpancar dari dalam kita.
Dengan menjaga hati
kita dg kewaspadaan, kehidupan seperti apakah yg akan terpancar dari dalam
kita? Suatu kehidupan yg penuh dg damai dan sukacita dan berkat Tuhan. Bukan
kehidupan yg penuh dg amarah, kekesalan yg penuh dg ketegangan/pertengkaran.
Kita tahu bahwa apa
yg ada dalam hati kita akan memancar keluar melalui mulut kita kepada sesama kita,
termasuk anggota keluarga kita, pembantu kita dll. (Matius 12:34-35) Kalau hati
kita penuh amarah & kekesalan, maka mulut kita akan mengatakan hal-hal yg
penuh amarah, kejengkelan dan omelan. Dan kalau kita terus mengomel, kesal atau
marah sepanjang hari, maka itu akan menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga
kita. Akibatnya dalam rumah tangga kita tidak akan ada kerukunan, damai dan
sukacita; maka dg sendirinya kehidupan & berkat Tuhanpun tidak akan
mengalir masuk kedalam hidup kita. (Mazmur 133:1-3) Selain itu kita juga nanti
akan dihukum menurut ucapan kita, baik dalam kehidupan di dunia ini ataupun di
akhirat nanti. (Matius 12:37)
Dalam keadaan yg
demikian, kita harus menjaga hati kita sedapat-dapatnya untuk tidak menjadi
marah atau kesal atau jengkel, kalau hal itu bergantung pada kita. Kemudian
hiduplah dalam perdamaian dg semua orang termasuk pembantu rumah tangga kita.
(Roma 12:17-18) Kita harus mengalahkan hati kita yg penuh amarah, kesal dan
jengkel itu dg kebaikkan. Yaitu misalnya dg penuh kesabaran mengajarkannya
berkali-kali dan mengingatkannya kembali. (Roma 12:21) Dengan demikian pembantu
rumah tangga kita yg bodoh dan sering lupa itu, nanti pasti akan dimampukan
Tuhan untuk sedikit demi sedikit berubah menjadi seorang pembantu yg
cekatan/pandai dan dapat belajar mengingat-ingat apa yg telah kita katakan
kepadanya.
Kalau kita sudah
terbiasa & mampu menjaga hati kita dg masalah-masalah yg kecil seperti
urusan pembantu rumah tangga itu; maka dg sendirinya nanti kita juga akan
terbiasa & mampu menjaga hati kita dg waspada terhadap masalah-masalah yg besar atau masalah
lainnya misalnya masalah ketakutan/kekuatiran/kebimbangan/dosa/kehidupan
kekal/sakit penyakit...dll. (Lukas 12:28)
Selamat
mempraktekkannya dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan sehari-hari
lainnya. Misalnya masalah mengatasi karakter atau kelakuan atau kebiasaan kita
yg jelek, buruk & najis, masalah rakus akan makanan kesukaan kita, masalah
hawa nafsu birahi kita yg berlebihan, atau masalah dg supir kita, karyawan
kita.. dll.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami mau
menjadi pelaku firmanMu agar dengan demikian Tuhan dapat mengirimkan berkat
& kehidupan yg melimpah-limpah memenuhi hidup kami. Amin