“….sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling
hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku “ . (Matius 25 : 40)
Yesus mengajarkan
kita untuk menghargai orang miskin, sakit, lapar dan haus, tidak punya pakaian,
tidak punya tumpangan atau tempat tinggal, lemah, dianggap hina/rendah dan
tidak berdaya dan sebagainya. Disekitar kita banyak orang miskin, lemah,
dianggap hina/rendah & tidak berdaya, dan kita diajar oleh Tuhan Yesus,
supaya tidak membeda-bedakan orang dan tidak pandang bulu, sebatas mereka masih
manusia. (Ulangan 10:17) Tetapi dalam praktiknya, bagaimana cara pandang kita
terhadap orang miskin, lemah, dianggap hina/rendah atau tidak berdaya ?
Kita sering masih
memakai konsep umum (dunia), yaitu orang miskin adalah orang “tak berada” dan
kita anggap tidak “exist” yaitu orang-orang yang lemah atau tidak berdaya dan
tidak perlu kita perhitungkan. Kalau seandainya ada pemilihan ketua kelompok,
maka biasanya kebanyakan dari kita akan memilih orang “berada atau orang kaya
atau orang yg berkuasa”. Padahal orang yang yg lemah atau diremehkan-pun belum
tentu tidak punya kemampuan memimpin atau tidak bisa menjadi pemimpin yg hebat.
Jangan dikira orang “miskin atau lemah atau diangap tidak exist” itu tidak
bijaksana, atau tidak bisa apa-apa, atau tidak rajin. Belum tentu!
Sebab kriteria
sebagai seorang pemimpin yang hebat adalah ketika dia dalam keadaan aman, dia
tidak lupa bahwa bahaya mungkin datang. Saat dia berada di puncak, dia tidak
lupa, bahwa kemungkinan jatuh itu selalu mengintai. Ketika segalanya terasa
damai, dia tidak lupa bahwa kekacauan bisa saja terjadi. Dengan kemimpinannya
yg hebat, dia tidak pernah menimbulkan bahaya bagi kelompoknya. (Confucius,
Peribahasa Cina) Contohnya adalah Daud, sebagai anak laki-laki yg bungsu dari keluarga Isai usianya muda belia mungkin sekitar tujuhbelas tahunan. Dia tugasnya hanya menggembalakan dua tiga ekor kambing domba milik ayahnya Isai. Daud tampannya elok, tubuhnya sehat tapi perawakannya biasa-biasa saja; tidak seperti kakak-kakaknya Daud yg tegap tinggi besar dan parasnya tampan. Daud diremehkan/tidak dipandang oleh ayahnya ataupun semua kakaknya Daud. Tetapi Daud mempunyai sifat yg pemberani.(1 Samuel 17:1-10, 11-13, 28) Dan dialah yg dipilih Tuhan untuk menjadi raja atas seluruh Israel mengantikan raja Saul. Oleh pertolongan Tuhan, Daud mampu mengalahkan Goliath meskipun badannya jaub lebih tinggi & besar daripada Daud. Dan dia menjadi raja yg terbesar di Israel dan semua penduduk & rakyat Israel dapat menikmati damai, kejayaan, kemakmuran dan kesejahteraan selama empat puluh tahun lamanya.
Selain itu, orang “miskin
atau yg kekurangan atau yg dipandang rendah, lemah, tidak berdaya”, tidaklah
identik dengan “kurang” juga dalam hal kejujuran, kekudusan, kebaikkan,
ketekunan dan sebagainya . Mungkin-mungkin saja, "orang yang berada atau
orang kaya atau orang yg berkuasa", kalah jujur, kalah baik, kalah kudus,
kalah tekun dan kalah bijaksana daripada mereka yang "miskin", yang
selama ini kita pandang hanya dengan sebelah mata.
Untuk itu janganlah
kita menilai terlampau cepat menilai seseorang dari banyak atau sedikit
hartanya, atau dari besar atau kecil kuasanya, ataupun dari rendah atau tinggi
posisinya.
Ikutilah perintah
Tuhan Yesus ini yaitu rubahlah cara pandang kita, atau minimal cobalah untuk
mulai lebih ber-belaskasihan kepada orang miskin & tidak berdaya, menolong
mereka, mau duduk sama rendah, berdiri sama tinggi sebagaimana Tuhan Yesus
menyamakan diriNya dengan orang miskin menurut ayat diatas. Kalau kita mentaati
firman Tuhan yaitu dengan menaruh belas kasihan & menolong kepada orang
miskin dan orang rendah/hina/diremehkan, lemah & tidak berdaya, maka
artinya kita memuliakan Tuhan dan memiutangi Tuhan yang akan membayar perbuatan
kita ini. (Amsal 14:31 dan Amsal 19:17)
Marilah kita coba
belajar utk tidak terlalu membeda-bedakan orang, dan coba belajar utk juga mulai memperhatikan dan menolong orang-orang miskin, sakit, lapar dan
haus, tidak punya pakaian, yg dianggap hina/rendah atau lemah, tidak berdaya
dan sebagainya, yang ada banyak disekitar kita; sebab dengan demikian, maka
sebenarnya kita sedang melayani Tuhan Yesus sendiri.
Doa kami : Ajar kami
ya Tuhan Yesus, untuk menjadi rendah hati & lemah lembut seperti Engkau dan
supaya kami juga dapat memperhatikan dan menolong orang-orang miskin, lemah
& tak berdaya yang ada disekitar kami. Amin