“Ya Bapa-Ku, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari hadapan-Ku,tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan
seperti yang Engkau kehendaki ”. (Matius 26:39).
Memang seringkali mau berbuat
baik itu tidaklah mudah, selalu ada saja orang-orang yg berprasangka buruk terhadap kita. Demikian juga halnya dg Tuhan Yesus dalam usaha-Nya untuk menyelamatkan
manusia, Ia juga harus melewati proses hukuman salib yang sangat menyakitkan,
menyengsarakan & menakutkan, sebab juga ada orang-orang yg berprasangka buruk & merencanakan yg jahat terhadapNya, seperti orang-orang Farisi, Saduki dan para ahli Taurat dan imam-iman.
Karena itu, Yesus sempat bertanya kepada Bapa di sorga : Apakah ada cara lain? Tetapi,
karena memang tidak ada jalan lain, dan karena Tuhan Yesus sangat mengasihi semua
kita manusia ciptaanNya ; maka Ia telah dg tulus, rela dan sepenuh hati, mau berkorban
mati & terkutuk diatas kayu salib seperti anak domba yg disembelih sebagai
korban penebusan bagi dosa manusia.
Karena kasih-Nya kepada seluruh manusia ciptaanNya, Ia harus menerima & mengalami kesengsaran penderitaan dan semua konsekwensinya & kematian melalui salib itu untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal.
Demikian pula halnya dalam usaha kita berbuat baik bagi orang lain, seringkali ada banyak prasangka kesulitan & rintangan yang menghadang. Misalnya: Ada orang-orang yang ingin menolong korban bencana, tetapi terhalang oleh jalur transportasi yang terputus. Atau ada suatu yayasan/organisai yg ingin melakukan bakti sosial disuatu daerah terpencil, namun dicurigai memiliki motivasi tersembunyi........dan masih ada banyak sekali contoh-contoh lainnya.
Karena kasih-Nya kepada seluruh manusia ciptaanNya, Ia harus menerima & mengalami kesengsaran penderitaan dan semua konsekwensinya & kematian melalui salib itu untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal.
Demikian pula halnya dalam usaha kita berbuat baik bagi orang lain, seringkali ada banyak prasangka kesulitan & rintangan yang menghadang. Misalnya: Ada orang-orang yang ingin menolong korban bencana, tetapi terhalang oleh jalur transportasi yang terputus. Atau ada suatu yayasan/organisai yg ingin melakukan bakti sosial disuatu daerah terpencil, namun dicurigai memiliki motivasi tersembunyi........dan masih ada banyak sekali contoh-contoh lainnya.
Akan tetapi dalam
menghadapi semua prasangka, rintangan atau halangan tsb, janganlah hal itu sampai membuat
kita jadi berhenti atau jera berbuat baik. Biarlah semua rintangan & kesulitan yang
muncul itu, menjadi suatu ujian bagi ketulusan & kesunguhan hati kita. Dan jikalau
kita sungguh-sungguh melakukannya dg tulus & rela, seperti yg dilakukan
Yesus yg harus menanggung semua sengsara, siksaan & penderitaan, penyaliban
dan maut dan segala konsekwensinya; maka kitapun pasti akan dimampukan oleh Tuhan melalui RohNya untuk
mengatasinya.
Jadi berbuat baik, tidaklah selalu mudah, sebab memerlukan ketulusan, kerelaan dan usaha yg sungguh-sungguh. Namun sedapat mungkin, tetaplah bersungguh hati berbuat baik dg tulus tanpa pamrih dan rela. Karena kita tahu bahwa Tuhan akan membawa setiap perbuatan kita ke pengadilan yg berlaku atas semua yg tersembunyi, entah itu baik atau jahat. (Pengkotbah 12:14) Seandainya pada suatu saat kita berbuat baik, tetapi dg motivasi tersembunyi yg jahat dan tidak dg bersungguh-sungguh; maka semuanya itu akan terbuka dipengadilan terakhir di sorga, dan Tuhanpun akan membawa ganjarannya untuk membalaskan kepada kita sesuai dg perbuatan jahat & kepura-puran-an kita itu. (Wahyu 22:12)
Tetapi
sebaliknya, Tuhan akan membawa upah/hadiah untuk membalaskan kepada kita sesuai
dg perbuatan baik kita yg telah lakukan dg sungguh-sungguh, rela & tulus.
Renungan ini disampaikan
oleh seorang saudari kita seiman, kawan sekerja Allah yg tinggal jauh di luar
negeri. Semoga bermanfaat dan Tuhan memberkati kita semua dan selamat
berkaktivitas.
Doa kami:
Tuhan Yesus mampukanlah
kami untuk dapat selalu dg tulus & rela berusaha sepenuh hati berbuat baik
kepada saudara & sesama kami yg membutuhkan. Amin