“Nantikanlah Tuhan!
Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan”. (Mazmur 27:14)
Pekerjaan menanti atau
menunggu bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yg sungguh sangat menjengkelkan,
membuat kesal, membuat gundah, resah dan bahkan menyesakkan hati. Apalagi kalau
orang yg ditunggu-tunggu tidak datang datang, dan kedatangannya meleset dari janjinya.
Atau ketika menanti giliran
periksa di dokter yg banyak pasiennya dan masing masing cukup lama
diperiksanya, sehingga walau rata-rata 30 menit setiap orangnya, tetapi serasa
lama sekali menunggunya karena begitu banyaknya pasien yg antri. Kalau menanti tiba giliran diperiksa di dokter saja
terasa lama dan menjengkelan, padahal kita sudah tahu bahwa dokternya ada di
tempat prakteknya, dan sedang praktek, tapi masih ada banyak pasien yg antri
sebelum kita.
Nah...., apalagi kalau
kita sedang menanti atau menunggu jawaban doa dari Tuhan, padahal kita tidak tahu dimana-kah Tuhan
berada & sedang sibuk apa? dan
apakah doa-doa kita sudah didengar Tuhan ? dan masih ada berapa banyak lagi orang-orang
sebelum kita, yg masih menunggu jawabanNya atas doa-doa mereka ?
Untuk itu, dalam Alkitab
Yesus menegaskan kepada kita untuk tidak jemu-jemu berdoa menantikan jawabanNya
dan tidak pernah putus harapan kepadaNya. (Lukas 18:1-7)
Dan sebagai orang-orang
yg percaya kepada Tuhan, teguhkanlah hati kita, seperti raja Daud dahulu yg menantikan
Tuhan. Agar dengan demikian, kita dapat selalu
berharap kepadaNya, dan percaya kepadaNya dg sepenuh hati dan juga berserah
kepadaNya. Sebab kita pasti akan melihat kebaikkan Tuhan di negri orang-orang yg hidup. (Mazmur 27:13)
Dalam berdoa kepada
Tuhan, kita tidak perlu berdoa kepadaNya tentang hal-hal yg bertentangan dg firman
Tuhan, perintahNya, ketetapanNya atau kehendak-Nya. Seandainya kita berdoa juga
tentang hal-hal yg demikian, atau berkaitan dg hawa nafsu duniawi dan
kepentingan kedagingan kita; maka doa-doa kita itu tidak akan ada gunanya sebab tidak akan dijawabNya.
Selanjutnya dalam berdoa kepada
Tuhan, kita perlu berdoa kepada Tuhan dg sepenuh hati berserah kepadaNya
& tunduk kepadaNya. Yakni tidak memaksakan kehendak atau rencana kita
kepadaNya.
Hal ini sudah dicontohkan
Yesus kepada kita umatNya, yaitu ketika Ia berada dalam ketakutan yg amat
sangat pada malam terakhir di Taman Getsemani, lalu Yesus berlutut & berdoa
kepada Tuhan Allah Bapa di sorga: Ya
Bapa-Ku jikalau Engkau mau, ambilah cawan (yakni cawan penderitaan) ini
daripadaKu, tetapi bukanlah kehendak-Ku melainkan kehendakMu-lah yg jadi.
(Lukas 22:41) Dan setelah berdoa demikian, meskipun Yesus tetap harus menderita,
dicambuk, ditampar, dihina, kepalanya di mahkotai duri, dipaku & digantung
diatas kayu salib sebagai korban penebus dosa & kutuk atas manusia; tetapi
Ia rela dan tulus menjalani semuanya itu, sebab Ia sepenuhnya berserah kepada Tuhan
Allah BapaNya di sorga, dan Allah Bapa di sorga sudah memberiNya kekuatan/kemantapan
secara badani, jiwani & rohani dalam menghadapinya.
Kalau kita berdoa kepada Tuhan dg sepenuh hati percaya & berserah kepada Tuhan, itu berarti kita percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan jawaban yg terbaik bagi kita. Walaupun mungkin rencanaNya itu sangat berbeda dari rencana kita, keinginan kita, waktu kita atau jadwal waktu kita.
Kalau kita berdoa kepada Tuhan dg sepenuh hati percaya & berserah kepada Tuhan, itu berarti kita percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan jawaban yg terbaik bagi kita. Walaupun mungkin rencanaNya itu sangat berbeda dari rencana kita, keinginan kita, waktu kita atau jadwal waktu kita.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah
kami agar mampu menanti-nanti-kan Engkau senantiasa. Amin