“Karena menurut ucapanmu
engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum”. (Matius
12:37)
Berkaitan dg hal diatas,
dalam kitab Amsal, oleh hikmat Tuhan, penulis amsal juga menulis : Jagalah
hatimu dg segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Apakah
itu suatu kehidupan yg diberkati & penuh damai sejahtera, atau sebaliknya suatu
kehidupan yg buruk, penuh kesusahan dan kegelisahan & tertekan ? (Amsal
4:23) Sebab firman Tuhan sudah katakan bahwa apa yg keluar dari hati kita
itulah yg menajiskan kita. Dari hati kita, timbul segala pikiran jahat atau
tidak benar. (Markus 7:20-21)
Dalai Lama pemimpin umat
Budha pernah mengungkapan hal-hal diatas dg kata-kata yg lain : Jagalah
pikiranmu, karena akan menjadi perkataanmu. Jagalah perkataanmu, karena akan
menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu, sebab akan menjadi kebiasaanmu. Dan
jagalah kebiasaanmu, karena akan membentuk karaktermu, Jagalah karaktermu,
karena akan membentuk nasibmu/hidupmu.
Contoh :
Almarhum ibu mertua saya,
meskipun dia bukan seorang kristen, tetapi ketika dia hidup pikiran dan kata-katanya
selalu dipenuhi oleh hal hal yg optimis & positip. Dia mempunyai sebuah
toko meubel. Dan suatu saat ketika toko meubel/furniturenya itu sepi, tidak ada
pembeli ; dia berkata kepada istri saya, yakni anak perempuan-nya yg
membantunya berdagang ketika itu : Ibu itu orangnya beruntung. Padahal hari itu
dia hanya menjual satu set meubel dan dijual dg harga pokok tanpa untung
apapun, tetapi dia berkata: Untung meubel model lama itu masih laku terjual. Sehingga
uangnya bisa ibu jadikan modal untuk beli meubel dg model yg model lebih baru.
Lalu ibu itu berkata
kepada anak perempuannya, agar nanti kamu juga beruntung, maka hati kamu juga harus
tetap optimis, selalu berpikir & berkata positip. Dan jangan mau berpikir
atau berkata yg pesimis atau negatip.
Tetapi hal sebaliknya
juga ada, yakni yg selalu berpikiran & berkata-kata negatip/pesismis juga ada.
Pada suatu kesempatan lain, ketika istri saya sedang mengantarkan adik
perempuannya ke seorang dokter psikiater. Disana ada seorang wanita muda yg
konsultasi ke dokter itu, sebab dia kesulitan tidur. Setelah dokter itu
memberinya resep obat, dia berteriak-teriak sehingga terdengar oleh para pasien
diluar yg sedang menunggu: Dokter..dokter.. jangan dikasih obat, sebab saya
pengen mati. Psikiater itu berkata kepada perempuan itu: Kamu ini orangnya
masih muda baru 35 th, dikasih obat supaya bisa istirahat/tidur dan sembuh, tetapi
kamu tidak mau minum obat. Kamu tahu tidak ? bahwa setelah kamu nanti, ada
perempuan setengah tua dan sudah kurus kering tubuhnya, seorang pasien kanker
stadium terakhir; tetapi dia terus berusaha dg sekuat tenaga agar dapat tetap
hidup. Ketika suaminya yg sedang menunggu istrinya diluar, ditanya oleh istri
saya: Kenapa istri bapak tidak mau minum obatnya supaya sembuh, tetapi malah mau
mati saja. Oh...dulu beberapa tahun yg lalu saya pernah berselingkuh dg
perempuan lain, dan dia tahu. Maka akibatnya walaupun saya sudah lama bertobat,
tetapi sampai sekarang hidupnya terus stress, marah-marah & ingin mati.
Tetapi anehnya atau
ironisnya ada banyak media sosial lebih suka memberitakan tentang orang-orang yg berpikiran
& berkata yg pesimis & negatip, daripada yg sebaliknya. Mungkin karena
lebih menguntungkan utk bisnis medsos mereka, dan para pembaca medsos-nya, termasuk juga beberapa diantara kita, umat Tuhan Yesus
Kristus, juga lebih banyak yg tertarik pada berita-berita yg negatip dan
menggoyahkan iman kita kepada Tuhan. Antara lain misalnya : Peristiwa orang yg mati
gantung diri karena ditinggal oleh kekasihnya yg pergi dg laki-laki lain, atau orang
yg mati bunuh diri karena dililit masalah ekonomi....dan lain sebagainya.
Sekarang bagaimana caranya agar akhir hidup kita umatNya jangan sampai berakhir
dg cara yg demikian?
Dahulu raja Daud juga
pernah mengalami kesulitan dg hal-hal yg demikian, tetapi untuk jalan keluarnya
Daud berdoa memohon kepada Tuhan agar Ia selalu mengawasi mulutnya dan berjaga
pada pintu bibirnya. (Mazmur 141:3) Oleh sebab itu sebagai orang-orang yg
percaya kepada Tuhan, marilah kita terus berjuang/berusaha agar jangan mau
pernah berpikir atau berkata yg yg pesimis/negatip, melainkan terus berpikir
& berkata yg posotip, dan memohon kepada Tuhan Yesus “agar RohNya yakni Roh
Kudus selalu mengawasi mulut kita dan berjaga pada pintu bibir kita”.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah
kami dan awasilah mulut kami dan berjagalah pada pintu bibir kami senantiasa. Amin