“Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yg dikehendaki Allah dalam Yesus Kristus bagi
kamu ”. (1 Tesalonika 5:18)
Oleh hikmat Tuhan, melalui
rasul Paulus telah menulis kepada para umat Tuhan di
Tesalonika & termasuk kita juga sebagai umatNya, bahwa Allah dalam Yesus Kristus menginginkan agar kita mengucap
syukur dalam segala hal.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah sebagai orang yg percaya kepada Tuhan, kita dapat melakukan kehendakNya atau keinginanNya itu ? Apakah kita dapat tetap sungguh percaya kepada Tuhan dan mengucap syukur kepadaNya dalam segala hal. Dalam keadaan susah ataupun senang, kelimpahan atau kekurangan, sakit atau sehat, ketika muda atau ketika sudah tua ? Mungkin ada diantara kita mengatakan bagaimana bisa bersyukur kepada Tuhan, ketika kita susah & kekurangan. Tetapi ingatlah bahwa suatu pada waktu kelak, sebagai orang yg percaya kepada Tuhan, kita akan menghadapi hal itu.Walaupun mungkin misalnya: kekurangannya itu dalam bentuk "kesepian" bukan dalam bentuk "kekurangan materi". (1 Tesalonika 3:3)
Ada suatu narasi tentang
suatu kisah seorang suami Kristen. Dia adalah seorang pensiunan manajer dari suatu perusahaan
swasta, sedang duduk termenung memikirkan nasibnya di ruangannya. Seperti
kebanyakan orang-orang yg memasuki masa pensiun, dia juga harus menyesuaikan
dirinya dg keadaannya sekarang. Padahal badannya masih sehat untuk bekerja
sepuluh tahun lagi. Uang pensiun yg dia terima tidaklah cukup untuk simpanan
dia & istrinya dimasa tua, dan itu membuat hatinya seringkali bingung &
sedih, ketika harus mengeluarkan uang ekstra untuk membayar biaya pengobatan
atau biaya perawatan di rumah sakit. Sebab sudah tidak terima gaji bulanan
lagi. Mau cari pekerjaan, jarang ada perusahaan yg mau memperkejakan orang yg
sudah tua. Dan kalau bekerjapun dia harus mulai dari awal lagi dg gaji yg
rendah.
Si suami itu sedang
memenuhi pikirannya dg hal-hal yg negatip, yg tidak sesuai dg firman Tuhan dan
dapat menggoyahkan imannya kepada Yesus Kristus Tuhan, Allah dan
Juruselamatnya. Dia terus merenungkan nasibnya bahwa betapa tahun yg lalu.... dia
harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu, dan sesudahnya dia masih harus terbaring
sakit beberapa saat lamanya, tanpa bisa berbuat apa-apa. Dan di tahun yg sama, ayahnya
yg dikasihinya juga meninggal dunia, dan bahkan anaknya juga gagal di ujian akhir
kedokteran....karena kecelakaan mobil. Belum lagi biaya bengkelnya yg cukup
banyak. Dia berpikir bahwa mungkin bagi dia, tahun itu adalah tahun yg sial
baginya dan tahun yg sangat buruk yg harus dialaminya. Dengan pikirannya dia
sedang menghakimi & mengutuki dirinya sendiri.
Sungguh itu adalah suatu hal
yg sangat menyedihkan bagi si suami Kristen itu, kerena pikirannya sendiri yg
negatip, telah menghakiminya & mengutukinya. Akibatnya dia tidak dapat
mengucap syukur kepada Tuhan atas segala kebajikkanNya dan kemurahanNya yg
selalu menyertai dia dan seluruh keluarganya; sebab imannya sudah digoyahkan
oleh pikirannya sendiri yg negatip, bahkan dia lupa bahwa Tuhan ada dan
senantiasa tinggal/hidup bersamanya, sebagai orang yg percaya kepada Tuhan. Dia
juga tidak ingat bahwa Tuhan adalah gembala & pemelihara jiwanya. (1 Petrus
2:25)
Namun beberapa waktu
kemudian, istrinya masuk ke ruangan dan dia menjumpai suaminya yang sedang
sedih dan termenung. Kemudian.......dia ingin membesarkan hati
& semangat suaminya itu, dengan memberikan
kepada suaminya, satu renungan yg dituliskannya sendiri yg pemikian yg postip, yg sangat berbeda dg permikiran suaminya yg negatip:
Oh .... Tuhan terpujilah Engkau, betapa tahun lalu...akhirnya saya melihat batu dari kantong empedu suami saya berhasil disingkirkan oleh dokter dengan biaya yg tidak begitu mahal & tanpa komplikasi apapun. Sehingga suami saya-pun terbebas dari sakit perutnya, yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Itu adalah suatu keajaiban & anugerah kesembuhan dari Tuhan yg luar biasa bagi kami sekeluarga. Demikian juga pada tahun yang sama, mertua laki-laki saya yg berusia 90 th meninggal dunia, dipanggil menghadap Tuhan dalam damai sejahteraNya, tanpa harus mengalami penyakit, penderitaan, kesusahan atau menjalani kondisi kritis apapun dirumah sakit. Dan masih pada tahun yg sama pula....sungguh ajaib, betapa Engkau Tuhan telah melindungi anak kami dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut, tetapi anak kami selamat tanpa cacat sedikit pun.....Sungguh Tuhan Yesus baik, amat baik bahkan teramat baik bagi kami sekeluarga.
Pada kalimat terakhir dia menulis : Terpujilah Tuhan, sungguh tahun lalu....adalah suatu tahun yang penuh anugerah, mujizat dan rahmat dari Tuhan yg luar biasa bagi kami semua.
Oh .... Tuhan terpujilah Engkau, betapa tahun lalu...akhirnya saya melihat batu dari kantong empedu suami saya berhasil disingkirkan oleh dokter dengan biaya yg tidak begitu mahal & tanpa komplikasi apapun. Sehingga suami saya-pun terbebas dari sakit perutnya, yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Itu adalah suatu keajaiban & anugerah kesembuhan dari Tuhan yg luar biasa bagi kami sekeluarga. Demikian juga pada tahun yang sama, mertua laki-laki saya yg berusia 90 th meninggal dunia, dipanggil menghadap Tuhan dalam damai sejahteraNya, tanpa harus mengalami penyakit, penderitaan, kesusahan atau menjalani kondisi kritis apapun dirumah sakit. Dan masih pada tahun yg sama pula....sungguh ajaib, betapa Engkau Tuhan telah melindungi anak kami dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut, tetapi anak kami selamat tanpa cacat sedikit pun.....Sungguh Tuhan Yesus baik, amat baik bahkan teramat baik bagi kami sekeluarga.
Pada kalimat terakhir dia menulis : Terpujilah Tuhan, sungguh tahun lalu....adalah suatu tahun yang penuh anugerah, mujizat dan rahmat dari Tuhan yg luar biasa bagi kami semua.
Ketika membaca renungan istrinya itu, suaminya itu akhirnya bisa tersenyum kembali
dan dia dapat merasakan rasa hangat & damai Tuhan mulai memenuhi hatinya.
Dia sekarang dapat merasa sangat bersyukur kepada Tuhan dan juga bersyukur atas
renungan yg ditulis oleh istrinya itu. Semangat dan hatinya telah bangkit
kembali dan siap untuk menjalani suka duka bersama Yesus dan menghadapi segala
persoalan & pencobaan bersama Yesus Kristus Tuhan, Allah dan Juruselamatnya,
yg dia percayai & kasihi.
Untuk itu marilah kita
belajar percaya kepada Tuhan dengan menguatkan kepercayaan kita kepada Tuhan
dan berlatihlah melihat persoalan/pencobaan dari sudut pandang yg positip,
yakni yg sesuai dg kehendak dan firman Tuhan. Maka dengan demikian, kitapun
akan dapat selalu berdukur dalam segala hal kepada Tuhan.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah
kami agar dapat senantiasa hidup sesuai firman, ketetapan & kehendakMu.
Amin