“………Tetapi
Aku ada ditengah-tengah kamu sebagi pelayan”. (Lukas 22:27)
Ada seorang pemudi
Kristen, dia berasal dari keluarga yang cukup mampu, dan dirumahnya ada
beberapa orang pembantu rumah tangga/pelayan yang bekerja bagi mereka. Hidupnya
sangat nyaman dan serba enak. Tetapi keadaannya mulai berubah, setelah dia
menikah beberapa tahun yang lalu dengan seorang pemuda yang dicintainya.
Mereka dikaruniai dua
orang anak yaitu seorang anak bayi dan seorang anak lagi yang barusan berumur 2
tahun. Kemudian mereka pindah ke luar negeri, sebab suaminya dapat pekerjaan
disana. Namun disana jarang sekali ada pembantu rumah tangga/pelayan yang bekerja
melayani full time dan menginap seperti di Indonesia. Kalaupun ada pembantu
rumah tangga/pelayan full time seperti di Indonesia, maka hanya orang-orang
yang kaya atau bangsawan, atau yg berkuasa yang memilikinya; sebab upah/gaji
para pelayan disana sangat mahal. Dan kalau ada pembantu rumah tangga yang mau
bekerja, untuk itupun mereka hanya mau bekerja beberapa jam saja dan setelah
selesai membersihkan rumah, tempat tidur, beres2, cuci & seterika baju dan
cuci piring dll ; lalu pembantu rumah tangga ini pulang kerumahnya. Dan itupun
cukup mahal biayanya bagi mereka.
Jadi kebanyakan
keluarga-keluarga disana pada umumnya, terutama para ibu rumah tangganya, sudah
lumrah kalau mereka harus mengerjakan urusan rumah tanggnya sendiri, tanpa
bantuan pembantu rumah tangga/pelayan. Tetapi lain halnya dengan si ibu rumah
tangga yang masih muda tersebut diatas, dia tidak bisa menerima keadaan yg
seperti demikian. Pada suatu saat, saking kesalnya dan capeknya setiap hari
harus mengurusi & mengerjakan segala macam urusan rumah tangganya sendiri,
termasuk mengurusi bayinya dan anaknya yang kecil yang barusan berusia 2 tahun,
serta menyiapkan dasi untuk suaminya bekerja setiap pagi ; wanita ini tidak
bisa menerima keadaan ini, lalu berteriak sendiri dirumahnya : Saya bukan
pelayan siapa-siapa, saya kesal dan capek sekali ya Tuhan!
Tetapi di suatu siang
hari ketika kedua anaknya tertidur, ketika dia membaca Alkitab, ternyata dia
membaca sebuah ayat firman Tuhan Yesus yang berkata : “Sebab siapakah yang
lebih besar : Yang duduk makan, atau yang melayani ? Tetapi Aku ada
ditengah-tengah kamu sebagai pelayan”. (Lukas 22:27) Hatinya jadi sangat
terhibur oleh firman Tuhan ini dan dia mulai menyadarinya dan tidak kesal dan
mengomel lagi.
Kenapa dia mesti
sombong, kesal dan berkata : Saya bukan pelayan siapa-siapa, padahal Yesus
Kristus, Tuhan, Allah yg maha kuasa, maha kaya, Raja diatas segala raja saja ;
ada ditengah-tengah kita sebagai pelayan, yg melayani semua kita umatNya
termasuk dirinya, yg sebenarnya adalah buatan Allah, diciptakan dalam Yesus
Kristus. (Efesus 2:20)
Bukan itu saja,
karena begitu besar kasihNya terhadap semua manusia ciptaanNya Tuhan Yesus juga
rela memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Matius 20:28) Dia
rela memberikan/melepaskan segala kekayaanNya/kemuliaanNya, kuasaNya,
kebesaranNya dan kesetaraanNya dg Allah untuk menjadi sama seperti manusia.
Dalam keadaannya sebagai manusia, Dia telah merendahkan diriNya dan taat sampai
mati digantung dikayu salib menjadi terkutuk, sebagai korban tebusan dosa umat
manusia.
Itulah suatu contoh
prototype dari pelayanan yg penuh kuasa yg hanya dapat dilakukan oleh Tuhan
Yesus saja, sehingga pada akhirnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakanNya nama diatas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk
lutut segala yg ada di langit dan yg ada diatas bumi dan yg ada dibawah bumi,
dan segala lidah mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa!
(Filipi 2:5-11)
Bentuk pelayanan
serupa itulah yg Tuhan Yesus ajarkan dan juga butuhkan dari setiap kita
umatNya. Ia ingin agar setiap kita umatNya juga mau melayani sesama kita yg
membutuhkan serupa demikian, yakni dg selalu merendahkan diri kita, dan atas
dasar kasih terhadap Tuhan & sesama, kita juga akan rela & berani
mengorbankan/mempersembahkan seluruh hidup kita bagi Tuhan, melayaniNya dan
menjadi saluran berkat & kasihNya bagi sesama. Sehingga pada akhirnya yg
akan berlaku bagi kita, adalah “apa yg kita tabur, itulah yg akan kita tuai”.
(Galatia 6:7-9)
Dalam hidup ini, kita
semua mempunyai peran dan tugas masing-masing : Entah sebagai istri, suami,
orang tua, anak, teman, pekerja, pengusaha, pemimpin, mahasiswa dan lain-lain.
Tetapi pertanyaannya adalah : Apakah kita sudah melakukan peran dan tugas
masing-masing, dengan sikap “rendah hati & melayani dg rela berkorban atas
dasar kasih” serupa yg dilakukan Tuhan?
Walaupun peran dan
tugas kita kadang-kadang sangat melelahkan atau membosankan &
menjengkelkan, tetapi kalau kita mau mengikuti teladanNya yaitu dg rendah hati
dan melakukannya dg rela berkorban atas dasar kasih, maka selangkah demi
selangkah, Ia pasti akan memampukan kita dan pada akhirnya kita pun akan
menabur apa yg kita telah tabur itu. Untuk contohnya silahkan kita pikirkan
masing2 sesuai dg keadaan kita.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami mau
mengikuti teladanMu yaitu selalu “bersikap rendah hati dan melayani dg rela
berkorban atas dasar kasih kepadaMu & sesama”. Amin