“Ia tidak melakukan apa
yang benar di mata Tuhan seperti Daud, bapa leluhurnya”. (2 Tawarikh 28:1)
Marilah kita suatu baca suatu
renungan yg dikirimkan oleh seorang saudari kita, seiman kawan sekerja Allah,
yg berada di luar negeri. Semoga bermanfaat dan Tuhan memberkati.
Saya sering mendengar
penilaian beberapa rekan saya yang mengatakan, "Kamu mirip sekali dengan
ayahmu". Rupanya perawakan yang tinggi dan wajah saya yang mirip dengan
ayah menyebabkan mereka mengatakan hal itu. Demikian juga seperti pepatah yg
mengatakan: "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga", ternyata
juga berlaku bagi saya.
Kemiripan jasmani antara orangtua dan anak tentu lazim. Namun, dalam hal karakter, tidak jarang terjadi perbedaan yang nyata, bahkan bertolak belakang.
Misalnya raja Yotam. Dia adalah seorang raja yang takut akan Tuhan. Seperti raja Uzia ayahnya, Yotam melakukan apa yang benar di mata Tuhan. (2 Tawarikh 27:2) Dia menjadi kuat & berhasil, serta meraih banyak prestasi, karena dia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan. (2 Tawarikh 27:6)
Namun, karakter raja Yotam ini ternyata berlawanan atau berbanding terbalik dengan karakter Ahas anaknya. Iman Yotam kepada Tuhan, ternyata tidak diwarisi oleh Ahas, anak Yotam.
Kemiripan jasmani antara orangtua dan anak tentu lazim. Namun, dalam hal karakter, tidak jarang terjadi perbedaan yang nyata, bahkan bertolak belakang.
Misalnya raja Yotam. Dia adalah seorang raja yang takut akan Tuhan. Seperti raja Uzia ayahnya, Yotam melakukan apa yang benar di mata Tuhan. (2 Tawarikh 27:2) Dia menjadi kuat & berhasil, serta meraih banyak prestasi, karena dia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan. (2 Tawarikh 27:6)
Namun, karakter raja Yotam ini ternyata berlawanan atau berbanding terbalik dengan karakter Ahas anaknya. Iman Yotam kepada Tuhan, ternyata tidak diwarisi oleh Ahas, anak Yotam.
Sebaliknya justru raja Ahas
ini tidak melakukan apa yg benar dimata Tuhan, seperti raja Daud leluhurnya,
tetapi melakukan perkara yang jahat di mata Tuhan & menyakiti hati Tuhan,
Allah nenek moyangnya. (2 Tawarikh 28:1,25) Dia tidak menyembah Allah, namun
menyembah berhala Baal (2 Tawarikh 28:2) dan juga melakukan ritual/penyembahan/pemujaan
seperti bangsa-bangsa lain yang menyembah Baal. (2 Tawarikh 28:3-4) Bahkan
bukan itu saja, Ahas juga mengumpulkan perkakas-perkakas rumah Allah dan
menghancurkannya. Dia juga menutup pintu rumah Allah, lalu membuat mezbah-mezbah bagi dirinya disegenap penjuru
Yerusalem. (2 Tawarikh 28:24)
Akibatnya dia tidak mencatat prestasi cemerlang seperti ayahnya. Sebaliknya dia dan rakyat Yehuda justru menerima hukuman dari Tuhan. (2 Tawarikh 28:5-8, 16-25).
Sekarang bagaimana halnya dengan kita, sebagai anak-anak Allah ?
Jikalau Tuhan menyebut kita adalah anak-anak-Nya, dan Dia adalah Bapa kita, maka sebenarnya kita dipanggil untuk hidup serupa dengan Dia. (Kejadian 1:27)
Akibatnya dia tidak mencatat prestasi cemerlang seperti ayahnya. Sebaliknya dia dan rakyat Yehuda justru menerima hukuman dari Tuhan. (2 Tawarikh 28:5-8, 16-25).
Sekarang bagaimana halnya dengan kita, sebagai anak-anak Allah ?
Jikalau Tuhan menyebut kita adalah anak-anak-Nya, dan Dia adalah Bapa kita, maka sebenarnya kita dipanggil untuk hidup serupa dengan Dia. (Kejadian 1:27)
Namun sejak Adam dan Hawa
jatuh dalam dosa, maka kita semua keturunannya telah kehilangan gambar Allah.
Kita tidak lagi menggambarkan kekudusan, kesempurnaan, kuasa dan kemuliaan
Tuhan. Demikian juga kita tidak menggambarkan lagi karakterNya Tuhan yg
pengasih, penyayang, panjang sabar, pengampun, lemah lembut, rendah hati, suka
memberi, jujur ....dll.
Sebaliknya kita sudah
lebih menyerupai gambar Iblis, sebab sejak jatuh dalam dosa Adam & Hawa
termasuk juga semua keturunannya. Sesuai firman Tuhan Yesus, kita semua sudah
menjadikan Iblis sebagai Bapa kita. (Yohanes 6:44 dan Roma 2:12) Kita melakukan
segala yg jahat, yaitu segala keinginan-keinginan si Iblis, bapa kita. Demikian
juga dalam hidup kita sudah tidak ada kebenaran lagi. Kita selalu berkata-kata
dusta dan hidup bergelimang dalam dosa.
Tetapi syukurlah, Allah
tidak menuntut kita untuk mengusahakannya sendiri agar kita dapat kembali
menjadi anak-anak Allah yg serupa dg gambarNya. Melainkan Tuhan memberikan
Roh-Nya untuk menolong & memimpin kita. (Roma 8:14) Yang perlu kita perlu
lakukan sebagai orang-orang yg percaya kepadaNya adalah hidup menuruti
firmanNya atau berbuat kebenaran, dan mengasihi saudara kita seiman. (1 Yohanes
2:29 dan 1 Yohanes 3:10)
Roh Kudus-lah yg akan terus memimpin kita hari demi hari agar dapat lebih lagi memancarkan karakter Allah dalam hidup ini. Ia-lah yg akan memimpin kita anak-anakNya untuk dapat hidup selaras dg karakterNya. Sehingga pada akhirnya, kitapun akan dapat menjadi orang-orang yg berhak menerima janji-janji Allah dalam hidup kita bersama Tuhan Yesus Kristus.(Roma 8:17)
Roh Kudus-lah yg akan terus memimpin kita hari demi hari agar dapat lebih lagi memancarkan karakter Allah dalam hidup ini. Ia-lah yg akan memimpin kita anak-anakNya untuk dapat hidup selaras dg karakterNya. Sehingga pada akhirnya, kitapun akan dapat menjadi orang-orang yg berhak menerima janji-janji Allah dalam hidup kita bersama Tuhan Yesus Kristus.(Roma 8:17)
Doa kami:
Tuhan Yesus, terima kasih Engkau telah meminta
kepada Allah Bapa di sorga untuk memberikan kepada kami Roh Kebenaran yakni Roh
Kudus menyertai kami senantiasa dan memimpin kami kepada seluruh kebenaran.