“Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat
adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual dibawah kuasa dosa. Sebab
apa yg aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yg aku kehendaki yg aku
perbuat, tetapi yg aku benci, itulah yg aku perbuat”. (Roma 7:14-15)
Perkataan “hukum Taurat adalah rohani”
dalam nas diatas, maksudnya adalah bahwa hukum Taurat yaitu lima kitab pertama
dalam kitab Perjanjian Lama yg diberikan Allah melalui nabi Musa bagi semua
umatNya adalah berasal daripadaNya. Dan semuanya adalah benar dan kudus.
Tetapi masalahnya bukanlah hukum
Taurat, melainkan sejak manusia pertama Adam & Hawa jatuh dalam dosa, semua
kita manusia keturunannya, termasuk kita umatNya adalah bersifat jasmaniah/daging
yg mempunyai hawa nafsu yakni sudah terjual dibawah kuasa dosa. Akibatnya apa
yg kita perbuat kita seringkali tanpa disadari telah membuat kita jatuh lagi
dalam dosa.
Seperti ada suatu kesaksian sdr Irfan
dalam acara Solusi di siaran Malakootshine TV kemarin pagi, sebenarnya sejak
kecil dia sudah menjadi umat Tuhan, ikut kepercayaan orang tuanya yg percaya
kepada Tuhan Yesus dan dibaptis dalam namaNya. Tetapi sebagai seorang pemuda yg
tinggal bersama orang tuanya disuatu kota di Jawa Tengah, ketika dia mau hidup
kudus & benar serta tidak mau berhubungan badan/sex dg pacarnya sebelum
menikah, ternyata karena pacarnya yg mengajaknya utk melakukan hubungan badan,
dia tidak mampu menolaknya. Sebab selain karena sebagai manusia, yang bersifat
daging yakni terjual dibawah kuasa dosa, dan juga demi menyenangkan hati
pacarnya bahwa dia sungguh mengasihinya; lalu diapun melakukannya & jatuh
dalam dosa sex/dosa zinah. (Keluaran 20:14) Kemudaian setelah sekian lama
berpacaran dia mendapati, bahwa pacarnya itu sudah juga melakukan hubungan
badan dg pemuda lain sebelumnya. Dia merasa kecewa dan marah dan diapun memutuskan
hubungan dengan pacarnya itu.
Pemuda ini lalu kembali ke rumah
orang tua-nya dan mengakui semua kesalahannya kepada mereka dan setelah
didoakan oleh mereka, dia pergi ke Jakarta untuk menjauhi hubungannya dg
pacarnya itu. Di Jakarta dia mengikuti suatu ibadah kristiani dan didoakan oleh
pengerja seiman disana. Untuk sementara waktu dia merasa tenang dan damai bersama
Tuhan dan terus menjalankan hidup yg kudus & benar. Tetapi sayangnya
beberapa waktu kemudian, ketika dia sedang berkendara dia rindu & teringat
kembali kepada pacarnya itu. Dan tanpa terasa atau disadarinya, ternyata dia
sudah mengikuti keinginan hatinya itu dan kembali ke kota di Jawa Tengah itu
dan bertemu kembali dg mantan pacarnya. Dan singkat kata, diapun jatuh kembali
dalam dosa zinah yakni melakukan hubungan badan dg mantan pacarnya itu. Dia
telah kehilangan perasaan berdosanya terhadap Tuhan dan dengan mudahnya dia
kemudian melakukan dosa yg sama berkali-kali dg pacarnya itu. Dia sangat
menyesal dan bertobat untuk tidak berbuat dosa sex lagi. Tetapi hal itu sangat
sulit untuk dapat dilakukannya.
Demikian juga halnya, ketika kita
sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan masih dg mudahnya mau melakukan
dosa bohong/dusta terus berulang kali, demi “sesuatu yg menguntungkan/berguna”
bagi kita. Padahal firman Tuhan katakan agar kita jangan berdusta dan membuang
segala dusta dari kehidupan kita. (Imamat 19:11 dan Efesus 4:25)
Kesulitan/masalah yg sama juga ternyata
telah dialami oleh rasul Paulus ketika itu seperti yg dikatakannya : “Sebab apa yg aku perbuat, aku tidak tahu.
Karena bukan apa yg aku kehendaki yg aku perbuat, tetapi yg aku benci, itulah
yg aku perbuat.....Sebab aku tahu, bahwa didalam aku, yaitu aku sebagai
manusia, tidak ada sesuatu yg baik. (Roma 7:15,18-20)
Sehingga, seorang pemimpin gereja
katolik ketika itu, yaitu Paus Pius XII pernah menyatakan bahwa “Greatest sin
of our modern generation, is that it has lost all the sense of sin”. Yaitu
sebagai manusia kita telah kehilangan “perasan berdosa”. Dan ini menjadi suatu
fenomena yg berbahaya bagi iman kita kepada Tuhan. Kita adalah manusia celaka
tulis rasul Paulus ketika itu. Sungguh tidak ada yg bisa melepaskan kita dari
semua itu, hanya Yesus Kristus, Tuhan kita yg dapat melepaskan kita dari semua
itu. (Roma 7:24) Ya benar ! Hanya Yesus Kristus Tuhan saja melalui RohNya yaitu
Roh Kudus yg dapat melepaskan kita dari semua itu. Dan agar tidak ada lagi
penghukuman bagi kita, maka kita perlu ada didalam Yesus Kristus.
Untuk itu, kita harus mengaku &
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. (Lukas 1:31-32) Maka dengan
demikian kita berada dalam Allah dan Allah didalam kita. (1 Yohanes 4:15) Dan
Ia melalui RohNya yaitu Roh Kudus yg diutus Bapa, akan tinggal dalam hati &
hidup kita menjadi penolong dan kebenaran kita. Ia akan memampukan kita untuk
melepaskan diri dari semua kedagingan dan hawa nafsu duniawi. Walaupun sesekali
kita masih dapat jatuh dalam dosa yg sama lagi, tetapi setelah mengaku dosa dan
minta ampun kepada Tuhan lagi, maka kita semakin hari akan menjadi semakin kuat
untuk dapat hidup kudus dan benar.
Dalam hal ini, kita harus selalu berusaha hidup dalam pertobatan seumur hidup kita dg menjauhi segala yg jahat yg dapat menggoda kita terjatuh kembali kepada dosa yg sama lagi.
Dalam hal ini, kita harus selalu berusaha hidup dalam pertobatan seumur hidup kita dg menjauhi segala yg jahat yg dapat menggoda kita terjatuh kembali kepada dosa yg sama lagi.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami percaya &
mengaku bahwa Engkau Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Allah.Sekarang tolonglah
kami umatMu agar dapat senantiasa hidup dalam pertobatan. Amin