“Demikian juga kamu, hai suami-suami,
hiduplah dg bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yg lebih lemah! Hormatilah
mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu
jangan terhalang”. (1 Petrus 3:7)
Nas tersebut diatas, adalah suatu petunjuk
dari Tuhan Yesus Kristus melalui hambaNya rasul Petrus bagi semua kita yg
percaya kepadaNya. Petunjuk ini sangat berguna bagi para suami-suami terutama
apabila mereka ingin mempunyai seorang anak/keturunan. Jika suami suami hidup
bijaksana dg isterinya dan mengasihi isterinya seperti Kristus mengasihi
jemaat, maka pada waktu seorang suami percaya & berdoa kepada Tuhan, agar
Tuhan memberikan mereka mempunyai seorang anak/keturunan, maka doa si suami itu,
pasti tidak akan terhalang dan langsung akan sampai ke hadirat Tuhan, yg
mendengarkan & menjawab doa-doanya itu.
Konon ada sebuah kisah:
Dalam sebuah rumah mewah, hiduplah sepasang
suami istri. Hidup mereka sangat harmonis, rezekipun sudah berlimpah &
meraih suatu kehidupan yg mapan. Namun setelah 15 th menikah, mereka belum
dikarunia seorang anak-pun.
Sebenarnya mereka benar-benar saling mencintai, tetapi karena desakan dari berbagai pihak, ahirnya si suami setuju untuk menceraikan istrinya karena dianggap tidak mampu memberi seorang anak sebagai pewaris.
Akibatnya si istri jadi terluka hatinya dan ahirnya menyerah. Kemudian setelah melalui percakapan berkali2, dg berat hati orang tua mereka menyetujuinya, namun dg syarat bahwa sebelum bercerai mereka harus mengadakan pesta perpisahan, layaknya pesta pernikahan mereka dulu. Maka pesta megahpun diadakan, pesta yg tidak membahagiakan siapapun.
Selama pesta itu, si suami tampak tertekan & minum anggur sampai mabuk berat, sementara si istri terus berkali-kali menghapus air matanya.
Sebenarnya mereka benar-benar saling mencintai, tetapi karena desakan dari berbagai pihak, ahirnya si suami setuju untuk menceraikan istrinya karena dianggap tidak mampu memberi seorang anak sebagai pewaris.
Akibatnya si istri jadi terluka hatinya dan ahirnya menyerah. Kemudian setelah melalui percakapan berkali2, dg berat hati orang tua mereka menyetujuinya, namun dg syarat bahwa sebelum bercerai mereka harus mengadakan pesta perpisahan, layaknya pesta pernikahan mereka dulu. Maka pesta megahpun diadakan, pesta yg tidak membahagiakan siapapun.
Selama pesta itu, si suami tampak tertekan & minum anggur sampai mabuk berat, sementara si istri terus berkali-kali menghapus air matanya.
Disaat yg tidak terduga itu, si suami yg
mabok itu dg lantang berkata dihadapan para hadirin : Istriku, saat kau pergi
nanti, semua barang berharga atau apapun juga yg kau sukai & kau sayangi,
boleh kau bawa & menjadi milikmu! Setelah berkata demikian, dia kembali
minum anggur lagi sampai tidak sadarkan diri.
Keesokan hari dalam keadaan kepala yg pusing
& berat, si suami terbangun & sadar bahwa dia tidak tidur dikamarnya.
Ia tidak mengenali kamar itu, selain sosok yg sudah dikenalnya ber-tahun2 ada disamping-nya, yaitu istrinya.
"Ada dimanakah kita ? Apakah aku masih mabuk & bermimpi ?"
Dg penuh cinta si istri menjawab, "Kita ada dirumah orang tuaku. Tadi malam, didepan para tamu kamu mengatakan bahwa aku boleh membawa apa saja yg kusayangi. Di dunia ini tidak ada yg lebih berharga & kusayangi dg sepenuh hatiku selain kamu. Karena itu kamu kubawa kemari kerumah orang tuaku"
Si suami termenung & jadi segera tersadar akan betapa besar rasa cinta istrinya itu, lalu dia memeluk istrinya: "Maafkan aku sayang, sebab aku telah berpikir & bertindak bodoh & tidak menyadari betapa dalamnya cintamu padaku. Walaupun aku telah menyakitimu & ingin menceraikanmu, tetapi kau malah membawa ku bersamamu".
Ia tidak mengenali kamar itu, selain sosok yg sudah dikenalnya ber-tahun2 ada disamping-nya, yaitu istrinya.
"Ada dimanakah kita ? Apakah aku masih mabuk & bermimpi ?"
Dg penuh cinta si istri menjawab, "Kita ada dirumah orang tuaku. Tadi malam, didepan para tamu kamu mengatakan bahwa aku boleh membawa apa saja yg kusayangi. Di dunia ini tidak ada yg lebih berharga & kusayangi dg sepenuh hatiku selain kamu. Karena itu kamu kubawa kemari kerumah orang tuaku"
Si suami termenung & jadi segera tersadar akan betapa besar rasa cinta istrinya itu, lalu dia memeluk istrinya: "Maafkan aku sayang, sebab aku telah berpikir & bertindak bodoh & tidak menyadari betapa dalamnya cintamu padaku. Walaupun aku telah menyakitimu & ingin menceraikanmu, tetapi kau malah membawa ku bersamamu".
Dalam suatu pernikahan, ternyata seorang suami harus lebih mengasihi istri daripada anak, demikian juga sebaliknya dg si istri. Tetapi kalau suatu pernikahan, hanya disebabkan oleh karena menginginkan anak/keturunan, lalu keduanya harus bercerai, maka dalam hal ini yg perlu dipertanyakan kepada si suami adalah maksud & komitment dari perkawinannya. Mengapa demikian? Karena anugerah/kasih karunia Tuhan yg paling utama bagi kita sebagai seorang suami dalam suatu ikatan pernikahan adalah istri yg kita dikasihi seumur hidup kita yg fana yg dikaruniakan Tuhan dibawah kolong langit. (1 Petrus 3:7).
Contoh:
Kasus menceraikan istri seperti demikian dan menikah lagi demi mempunyai
seorang pewaris/keturunan, sudah sangat lumrah terjadi di zaman dahulu, yaitu dizaman para
kaisar/raja berkuasa di Tiongkok ataupun Korea. Demi memiliki
pewaris/keturunan, maka si raja tidak sungkan-sungkan untuk seringkali menikah lagi
dg wanita lain, agar dia dapat mempunyai pewaris. Karena kalau tidak demikian,
maka setelah dia mati kerajaannya akan goyah oleh sebab orang-orang yg akan saling
memperebutkan takhtanya.
Sedangkan anak-anak hanya merupakan suatu anugerah
tambahan & pelengkap didalam suatu kehidupan perkawinan sepasang suami
istri yg percaya kepada Tuhan dan berkomitmen untuk saling setia dalam keadaan
senang maupun susah, dan tetap saling setia sampai maut saja yg
memisahkan mereka.
Semoga kisah tsb diatas dapat membantu
menjelaskan hikmat Tuhan yg sudah disampaikan kepada rasul Petrus bagi kita
semua umatNya. Semoga bermanfaat & memberi jalan keluar, terutama bagi
suami-suami yg kaya raya tapi masih belum mempunyai pewaris/keturunan dan Tuhan
memberkati kita semua.
Doa kami :
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas petunjukMu diatas,
terutama bagi kami umatMu sebagai para suami, sehingga kami dapat jalan
keluarnya ketika kami membutuhkan keturunan dalam keluarga kami. Amin