“.....Sebab barangsiapa meninggikan diri,
dia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, dia akan ditinggikan”.
(Lukas 18:14)
Ada orang yg menyombongkan dirinya tetapi dia tidak menyesal atas
kesombongannya itu, maka akibatnya semua harta kekayaannya pada suatu saat akan
diambil orang lain dan bahkan anak cucunya jadi
tidak punya apa2 lagi, bahkan mereka akan dijadikan pegawai oleh orang
lain. Contohnya adalah Raja Hizkia ketika dia menyambut para utusan dari raja
Babel, dia menunjukkan kepada mereka segala harta kekayaannya, yaitu emas dan
perak, rempah-rempah dan minyak wangi, dan seluruh perlengkapan tentaranya. Tidak
ada sesuatu pun di istana dan di seluruh kerajaannya yang tidak
diperlihatkannya kepada mereka. Tetapi kemudian datanglah nabi Yesaya menghadap
Hizkia dan bertanya kepadanya: Mereka dari mana dan mereka melihat apa di
istana? Lalu jawab Hizkia : Mereka dari Babel negri yg jauh dan mereka melihat segala-galanya.
Tidak ada sesuatu pun didalam perbendaharaan istana yg tidak kuperlihatkan
kepada mereka, termasuk semua perlengkapan tentaraku. Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: Tuhan
berkata bahwa akan tiba saatnya segala kekayaan dalam istanamu dan yg telah
dikumpulkan oleh para leluhurmu sampai hari ini, diangkut ke Babel dan tidak
ada satupun yg tertinggal. Dan anak cucumu ada yg akan diambil dan dijadikan
pegawai untuk melayani raja Babel. Tetapi Hizikia tidak bertobat atau menyesal atas
kesombongannya itu, malahan dia berkata dalam hatinya: Asal kerajaanku tetap aman dan
damai selama aku hidup. (2 Raja-Raja 20:12-19)
Selain orang yg menyombongkan harta kekayaannya dan kekuatan/kuasanya,
ada juga orang yg menyombongkan keadaan rohaninya. Dia merasa lebih suci
daripada orang lain. Contohnya adalah perumpamaan tentang orang Farisi dan Pemungut
cukai. Ada orang Farisi yg berdiri dan berdoa dalam hatinya begini:
Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua
orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga
seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu,
aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Sebaliknya si
pemungut cukai itu, dia berdiri jauh-jauh dari dari Bait Allah, dan tidak
berani menengadah ke langit, melainkan memukul dirinya dan berkata: Ya Allah,
kasihanilah aku orang berdosa ini. Maka Tuhan Yesus berkata kepada kita bahwa Pemungut
cukai ini pulang kerumahnya sebagai orang yg dibenarkan Allah dan orang Farisi
itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan
dirinya, dia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan dirinya, dia akan
ditinggikan. (Lukas 18:11-14)
Sebagai
orang yg percaya kepada Tuhan, kita juga mungkin sering bersikap seperti raja
Hizkia atau orang Farisi yg sombong & keras kepala itu, tidak mau peduli orang
lain. Seolah-olah diri kita dan kepentingan kita-lah yg terpenting. Untuk itu
bertobatlah dan belajarlah lemah lembut, sopan & rendah hati kepada Tuhan. (Matius
11:29)