“Anak-anakku, marilah
kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah,
tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”. (1 Yohanes 3:18)
tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”. (1 Yohanes 3:18)
Konon ada sebuah cerita pada waktu perang Vietnam dahulu, ada sebuah peluru mortir
mendarat di sebuah panti asuhan di suatu perkampungan kecil Vietnam. Dan seorang anak gadis kecil terluka. Kemudian
dokter disana menyimpulkan bahwa anak tersebut sudah dalam keadaan yang sangat
kritis dan memerlukan trasfusi darah segera. Tiba-tiba ada seorang anak muda
kecil yg bernama Heng, mau mendonorkan darahnya untuk anak gadis tersebut dan
golongan darahnya kebetulan cocok dg darah gadis kecil itu. Lalu dokterpun
mulai mengambil darahnya, tapi tidak lama kemudian Heng menangis, sebab dia
mengira bahwa dia akan mati sebab dia pikir bahwa dokter itu akan mengambil semua darahnya agar
anak gadis kecil itu tetap hidup. Tetapi Heng tetap mau melakukannya, sebab
anak gadis kecil yang terluka itu adalah sahabatnya.
Cerita ini memberi suatu gambaran luar biasa. Heng sebenarnya takut, namun karena kasih yang begitu besar kepada sahabatnya, maka Heng memberanikan diri untuk donor darah. Heng mengasihi sahabatnya itu dg kasih yg disertai dg perbuatan dan dalam kebenaran yaitu rela berkorban & tanpa pamrih. Dan kasih seperti itulah yg Tuhan berikan kepada kita.
Cerita ini memberi suatu gambaran luar biasa. Heng sebenarnya takut, namun karena kasih yang begitu besar kepada sahabatnya, maka Heng memberanikan diri untuk donor darah. Heng mengasihi sahabatnya itu dg kasih yg disertai dg perbuatan dan dalam kebenaran yaitu rela berkorban & tanpa pamrih. Dan kasih seperti itulah yg Tuhan berikan kepada kita.
Kasih seperti itu juga ada dalam Alkitab, contohnya adalah tentang kasih yg Ruth berikan kepada mertuanya. Ruth
adalah seorang keturunan orang Moab, yg sebenarnya adalah orang kafir dan tidak
mengenal Tuhan, Allah Israel. Namun Ruth rela mengikuti Naomi, orang Efrata, mertua
perempuannya yg miskin melarat & sebatang-kara kembali ke negrinya di
Bethlehem. Karena suami Naomi dan kedua anak laki- lakinya mati di tanah Moab,
dan juga perempuan yg seorang lagi yaitu
Orpa kembali ke rumahnya di negri Moab.
Meskipun sudah
disuruh pulang kembali kerumahnya di negri Moab sampai tiga kali oleh Naomi,
tetapi Ruth rela berkorban & tanpa syarat tetap mau mengikuti mertuanya dan
berkata kepada Naomi : Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang
dengan tidak mengikuti engkau. Sebab kemana engkau pergi kesitu jugalah aku
pergi, dan dimana engkau bermalam, disitu jugalah aku bermalam. Bangsamu adalah
bangsaku dan Allahmu adalah Allahku. Dimana engkau mati, akupun mati disana dan
disanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih
lagi daripada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, daripada maut. (Ruth 1:16-17)
Itulah kasih yg rela berkorban
dan tanpa pamrih dari Ruth kepada Naomi mertuanya, sehingga Tuhan sangat
mengharginya dan menjadikan Ruth sebagai keturunan Israel dan menjadikannya
sebagai nenek moyang Yesus. (Matius 1:5)
Kasih yg sama seperti itulah, yg juga Tuhan inginkan
daripada kita, para pengikutNya. (Markus 12:30) Dan kasih yg demikian jugalah,
yg diinginkan Tuhan Yesus untuk kita berikan kepada sesama kita. (Yohanes
15:12-13) Sehingga dengan melakukannya, maka kitapun akan dihargai oleh Tuhan Yesus dan dijadikan
sahabat-sahabatNya. Dan karena kita adalah sahabatNya, maka Ia akan
memberitahukan kepada kita melalui Roh Kudus tentang hal-hal yang akan datang
& tentang segala sesuatu yg telah
didengarNya dari Tuhan Allah Bapa di sorga. (Yohanes 15:14-15)
Sekarang
pertanyaannya, apakah kita mau mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama kita dg kasih
yg disertai dg perbuatan dan dalam kebenaran
yaitu kasih yg rela berkorban & tanpa pamrih ? Kalau jawabannya : “Ya”,
maka firman Tuhan katakan: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yg menganiaya
kamu. (Matius 5:44) Sebab kalau kita hanya memberi salam atau mengasihi
orang-orang yg mengasihi kita/saudara kita, maka apakah upah kita? Dan apakah
lebihnya daripada perbuatan orang-orang yg tidak mengenal Tuhan. Bukankah mereka juga berbuat demikian? (Matius 5:46-47) Musuh kita adalah orang-orang yg menyakiti kita, menjengkelkan kita, bersalah kepada kita dll.
Doa kami:
Tuhan Yesus penuhilah
kami senatiasa dg kasihMu senantiasa,
supaya kami dapat saling mengasihi bukan dg lidah, tetapi dg perkataan dan
dalam perbuatan. Amin