“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri”. (Amsal 3:5)
Melanjutkan rangakaian renungan yg dikirim oleh seorang saudari kita seiman yg tinggal di negri paman Sam, marilah sekarang bersama membahas renungan yg berikut ini.
Suatu hari Kerry Shook, penulis buku yg paling laris terjual menurut New York
Times pada th 2008, seorang hamba
Tuhan, pendeta dari suatu gereja di Texas, Amerika, yaitu : “30 Days to
a No-Regrets Life”.
Konon pada
suatu hari dia mengajak putranya bermain ke taman. Begitu sampai di taman, putranya
Josh langsung berlari ke arah permainan palang untuk bergelantung. "Tolong
angkat aku untuk bergantung di palang ini," demikian pintanya pada sang ayah.
Kerry lalu mengangkatnya, dan tangan Josh langsung berpegang erat pada palang
tersebut tanpa dipegang lagi oleh ayahnya. Kakinya bergelantung sekitar 1,5
meter di atas tanah, dan Josh terlihat begitu bangga bisa kuat bergantung
disana. Namun sekitar beberapa menit kemudian,
dia mulai lelah dan meminta di turunkan. "Ayah, tolong turunkan saya." Dan ayahnya menjawab: "Josh, lepaskan saja peganganmu dan aku akan menangkapmu." Terlihat ada sedikit keraguan dimukanya, lalu dia berkata: “Tidak, turunkan aku." Lalu Kerry berkata lagi : Jika kamu lepaskan peganganmu, aku akan menangkapmu." Tetapi anaknya tetap kukuh dan berkata : "Tidak, turunkan aku." Ayahnya berkata :"Josh, aku mencintaimu. Aku janji aku akan menangkapmu." Sebenarnya kalau anaknya itu mempercayai ayahnya, maka dia hanya perlu melepaskan pegangan pada palang itu, dan ayahnya pasti akan menangkapnya. Tetapi anak itu terus bertahan dengan seluruh kekuatannya bergantung di palang tsb, hingga tangannya mulai kelelahan dan tidak bisa bertahan lagi. Akhirnya dia melepaskan pegangannya dan dia-pun ditangkap oleh ayahnya.
dia mulai lelah dan meminta di turunkan. "Ayah, tolong turunkan saya." Dan ayahnya menjawab: "Josh, lepaskan saja peganganmu dan aku akan menangkapmu." Terlihat ada sedikit keraguan dimukanya, lalu dia berkata: “Tidak, turunkan aku." Lalu Kerry berkata lagi : Jika kamu lepaskan peganganmu, aku akan menangkapmu." Tetapi anaknya tetap kukuh dan berkata : "Tidak, turunkan aku." Ayahnya berkata :"Josh, aku mencintaimu. Aku janji aku akan menangkapmu." Sebenarnya kalau anaknya itu mempercayai ayahnya, maka dia hanya perlu melepaskan pegangan pada palang itu, dan ayahnya pasti akan menangkapnya. Tetapi anak itu terus bertahan dengan seluruh kekuatannya bergantung di palang tsb, hingga tangannya mulai kelelahan dan tidak bisa bertahan lagi. Akhirnya dia melepaskan pegangannya dan dia-pun ditangkap oleh ayahnya.
Pelajaran
untuk Josh telah selesai, namun Kerry tiba-tiba mendengar suara Tuhan dengan
jelas yang berbicara kepadanya: “Seperti itulah hubunganmu denganKu”.
Demikian
juga halnya dg kita orang-orang percaya kepada Tuhan, kita seringkali kurang percaya
dan kurang mengandalkan Tuhan. Kita lebih percaya kepada diri kita sendiri atau
bersandar pada pengertian sendiri, dan
lebih mengandalkan kemampuan, kedudukan atau kekayaan kita sendiri atau orangtua
atau relasi kita. Tetapi kita sering lupa akan Tuhan, Allah, Bapa kita yg
mengasihi kita. Sebab Tuhan tidak dapat kita lihat dan jarang berbicara dg
kita. Sehingga bagi kita seolah-olah Tuhan tidak ada, tapi kadang-kadang juga ada.
Jadi sulit untuk dapat kita andalkan & harapkan. Padahal Tuhan adalah Allah
yg maha kuasa & berdaulat, yg tidak dapat kita meminta atau mendikte atau memerintahNya semau kita. Namun Tuhan adalah Allah yg maha penyayang &
pengasih, dan maha tahu. Ia tahu akan semua yg sedang kita hadapi dan apa yg kita
butuhkan dan Ia juga tahu akan semua hal-hal yg akan datang. Sedangkan kita
adalah manusia yg serba terbatas, tapi daripada bergantung pada palang ke-tidak terbatasan
Tuhan, herannya kita lebih sering memilih berpegangan pada palang keterbatasan kita, untuk
menggantungkan kehidupan kita dan terus mencoba mengendalikan semua situasi,
dan bertahan sambil berpikir bahwa kalau nanti tidak ada orang yang akan menolong
kita ketika jatuh atau gagal. Akibatnya kita jadi seringkali takut, kuatir,
bimbang, kecewa, putus asa dalam menjalani kehidupan ini.
Dan inilah yg disebut iman tanpa perbuatan. Kita hanya percaya dimulut saja kepada Tuhan, tetapi tanpa didukung dg tindakan atau perbuatan kita. (Yakobus 2:14-17) Untuk itu firman Tuhan katakan bahwa iman kita pada hakekatnya adalah mati, alias kita tidak percaya kepada Tuhan. Sekarang inilah saatnya bagi kita untuk mengambil sebuah tindakan/langkah iman untuk dapat yakin percaya kepadaNya. Dan inilah juga saatnya untuk mengalami kuasa Tuhan, bagaimana Ia bertindak menolong kita & menyatakan mukjizatNya dalam hidup kita.
Memang untuk
mempercayai Tuhan, kita membutuhkan keberanian, yaitu iman yg hidup. Seperti contohnya : Janda mikin di Sarfat yg hanya punya tepung
segenggam dan minyak sedikit untuk bikin
roti bundar bagi dia dan anaknya , lalu mereka akan mati. Tetapi dia menguatkan
kepercayaannya kepada Tuhan dan melakukan firman/perintah Tuhan yg disampaikan
kepadanya melalui nabi Elia. Janda miskin itu lalu membuat dulu roti bundar
kecil untuk nabi Elia lebih dulu, dan ternyata tepung & minyaknya tidak
berkurang seperti firman Tuhan, sampai masa kekeringan lewat. (1 Raja-Raja
17:7-16)
Meskipun mungkin jantung kita akan sedikit deg-degan dalam melakukan perbuatan/langkah iman ini, tapi percayalah Tuhan pasti selalu tepat waktu dan ia selalu dapat dipercaya & diandalkan. (Mazmur 37:5-6)
Doa kami:
Tuhan Yesus,
ampunilah kami orang yg kurang percaya ini dan tambahkanlah iman kami kepadaMu.
Amin