“Berbahagialah orang
yg mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan
Allahnya”. (Mazmur 146:5)
Dalam renungan hari ini, kita tidak perlu membahas lagi perihal Tuhan, Allah Yakub, sebab kita sudah membahasnya dalam renungan beberapa hari yg lalu.
Belum lama ini dalam suatu siaran televisi diluar negri, ada suatu tayangan iklan dari restoran terkenal, mengatakan : “Sajikanlah sendiri, kebahagiaanmu”.
Jikalau demikian adanya, sungguh alangkah baik & menyenangkan sekali bahwa nasi, ikan , daging ayam, daging sapi dan semua lauk pauk yg lainnya adalah segalanya yg diperlukan untuk dapat menyajikan “kebahagiaan” dihadapan kita. Namun sayangnya tidak ada satu restoranpun didunia ini yg bisa memenuhi janji iklan tersebut.
Kenapa demikian ?
Sebab “kebahagiaan” adalah sesuatu yg sulit untuk ditangkap, atau sulit untuk digenggam/dicapai oleh segala hal-hal duniawi. Untuk mengejar kebahagiaan semu, suatu cara yg dapat kita coba mencapainya adalah melalui makanan & minuman atau gila-gilaan pesta pora & mabuk-mabukan. Tetapi kalau kita terus-terusan setiap waktu/jam/hari makan & minum yg enak-enak, lama kelamaan juga akan bosan/jenuh dan tidak membuat kita senang/nikmat/bahagia lagi, bahkan melihatnya saja sudah ingin muntah. Demikian juga halnya dengan terus-terusan pesta pora & mabuk-mabukkan, maka lama kelamaan kita & teman-teman kita juga akan bosan/jenuh dan tidak membuat kita bahagia/senang lagi. Lamanya pesta pora tidak akan lebih dari 40 hari, setelah itu kebahagiaan & kesenangan kita juga akan hilang lenyap dg sendirinya.Seperti yg pernah dilakukan oleh raja-raja di zaman dulu yg tercatat dalam Alkitab ataupun didalam sejarah dunia ini.
Tetapi hampir semua hal-hal duniawi tsb, tidaklah dapat mencapai kedalaman hati nurani kita.
Sebab hanya dg keadaan rohani & jiwa kita yg tenang dan damai, barusan kita akan bisa mencapai kesenangan/kebahagiaan yg sesungguhnya. Dan Alkitab berkata bahwa: Orang yg gembira/bahagia, hatinya selalu berpesta. (Amsal 15:15) Walaupun tidak ada tepuk tangan meriah baginya dan tidak ternama, dan meskipun ada rasa letih, lesu & kekecewaan dalam hidupnya.
Kalau kita yakin percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, berserah kepadaNya dan menantikanNya. Yaitu dalam menjalani hidup ini, kita tidak ragu-ragu/bimbang kepadaNya dan tidak memaksakan kehendak atau waktu kita kepadaNya, tetapi mau dg sabar & setia menantikan jawabanNya; maka roh & jiwa kita akan tenang damai dan kita akan senang/berbahagia. Sebab kita tahu bahwa Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus selalu menyertai & ada bersama kita. Ia siap bertindak menolong kita dan menjadi sumber pengharapan kita, yaitu Ia akan memunculkan kebenaran kita seperti terang dan hak kita seperti siang. (Mazmur 146:5 dan Mazmur 37:5-6)
Yaitu, kita akan dapat menjadi bahagia didalam mencari kekuatan untuk memaafkan, didalam mencari rasa aman di saat kuatir/takut, didalam mencari kasih di saat pertengkaran, didalam mengucap syukur setiap pagi atas mujizat kehidupan. Itulah yg ditulis oleh Sri Paus Franciskus dalam karangannya : “Menjadi manusia bahagia”, yg diterjemahkan oleh Rm. Ignatius Ismartono
Doa kami:
Tuhan Yesus, jadikanlah kami orang-orang yg berbahagia, sebab kami percaya kepadaMu sebagai Tuhan, Allah, Raja dan Juruselamat kami, serta sumber pengharapan kami.Amin