"Setiap senjata
yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang
melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan
salah. Inilah yang menjadi “bagian hamba-hamba Tuhan dan kebenaran” yang mereka
terima dari pada-Ku, demikianlah firman Tuhan". (Yesaya 54:17)
Perkataan : “Bagian & kebenaran” pada nas
tersebut diatas, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ditulis: “Kemenangan”.
Ada suatu kesaksian
dari sepasang keluarga kristen/katolik. Mereka sudah menikah selama 10 tahun
dan mempunyai tiga orang anak kecil. Tetapi suaminya ini jarang sekali
beribadah ke gereja, berdoa atau baca Alkitab. Kalaupun ke gereja dia kerjanya selalu
mengantuk ketika mendengarkan khotbah, meskipun mereka sudah duduk dibangku
depan. Seolah-olah Tuhan itu tidak ada artinya/tidak penting dalam hidupnya, padahal
sejak kecil dia sudah menjadi pengikut Tuhan, mengikuti kedua orang tuanya. Dia
mengerti tentang Yesus hanya sebatas yg dia dengar dari khotbah dan dari yg pernah dibacanya di Alkitab & buku-buku cerita tentang Yesus. Sehingga kehidupannya sedikit demi sedikit
dipengaruhi oleh keduniawian, demikian juga dg kehidupan istrinya. Akibatnya
kehidupan pernikahan mereka mulai tidak harmonis. Suatu saat karena tidak tahan
dg kehidupan rumah tangga yg semakin tidak harmonis itu, akhirnya si istri minta tolong
kepada ibunya untuk membantunya menguruskan permohonan cerai dari
suaminya di pengadilan. Setelah dua kali mereka berdua disidang dihadapan hakim
di pengadilan, tetapi permohonan cerai si istri belum juga disetujui oleh si
hakim. Kemudian setelah si ibu mertua bernegosiasi dg sang hakim, akhirnya hakim
setuju untuk menyetujui permohonan cerai dari pihak istri dalam sidang yg akan
datang.
Tetapi tanpa diketahui istrinya, sejak istrinya mulai meminta cerai, si suami sudah berbalik percaya kepada Tuhan, bertobat dan mengakui semua dosa dan kesalahannya kepada Tuhan dan juga sudah minta ampun kepada anak-anaknya yg masih kecil bahwa selama ini dia kurang perhatian terhadap mereka. Kemudian dia setiap hari bersama ketiga anak-anaknya berdoa dan berseru sambil menangis dibawah kaki salib Tuhan Yesus Kristus: Yesus...Yesus.....Yesus.....tolonglah keluarga kami dari kehancuran. Sebab si suami tidak tahu caranya berdoa selain berdoa “Bapa Kami”. Demikian juga rupanya tanpa diketahui si suami, ada juga seorang perempuan hamba Tuhan, temannya si istri yg mengetahui hal itu dan sering datang bertemu dg istrinya, menginjilinya, menasihatinya & mendoakannya supaya jangan bercerai. Sebab bercerai itu adalah sesuatu hal yg dilarang Tuhan dan akibatnya akan sangat menyengsarakan bagi pihak istri, suami,anak-anak dan kedua orang tua dari pihak suami dan istri. Sebab perempuan hamba Tuhan itu sendiri pernah mengalami perceraian.
Tetapi tanpa diketahui istrinya, sejak istrinya mulai meminta cerai, si suami sudah berbalik percaya kepada Tuhan, bertobat dan mengakui semua dosa dan kesalahannya kepada Tuhan dan juga sudah minta ampun kepada anak-anaknya yg masih kecil bahwa selama ini dia kurang perhatian terhadap mereka. Kemudian dia setiap hari bersama ketiga anak-anaknya berdoa dan berseru sambil menangis dibawah kaki salib Tuhan Yesus Kristus: Yesus...Yesus.....Yesus.....tolonglah keluarga kami dari kehancuran. Sebab si suami tidak tahu caranya berdoa selain berdoa “Bapa Kami”. Demikian juga rupanya tanpa diketahui si suami, ada juga seorang perempuan hamba Tuhan, temannya si istri yg mengetahui hal itu dan sering datang bertemu dg istrinya, menginjilinya, menasihatinya & mendoakannya supaya jangan bercerai. Sebab bercerai itu adalah sesuatu hal yg dilarang Tuhan dan akibatnya akan sangat menyengsarakan bagi pihak istri, suami,anak-anak dan kedua orang tua dari pihak suami dan istri. Sebab perempuan hamba Tuhan itu sendiri pernah mengalami perceraian.
Lalu pada hari
pengadilan terakhir keajaiban Tuhan-pun terjadi, ketika permohonan cerai si istri
akan disetujui oleh sang hakim. Tiba-tiba di pagi harinya, si istri berkata
kepada ibunya supaya membatalkan saja rencana permohonan cerainya itu. Ibunya terheran-heran
tetapi setuju untuk membatalkannya dan membayar semua ongkos-ongkos yg
diperlukan di pengadilan. Akhirnya kembalilah suami istri ini sekarang kembali hidup
rukun bersama sampai sekarang.
Sebagai orang percaya
dalam Yesus, kita punya kekhususan tertentu karena kita milik Kristus. Waktu
kita percaya, dibaptis dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
kita, maka kasih Tuhan sudah memeteraikan kita menjadi milikNya dan tidak ada kuasa
apapun yg dapat memisahkan kita dari Tuhan. (Roma 8:39) Dari contoh diatas : Ketika
kita sudah dimeteraikan dihadapan Tuhan melalui utusanNya/pastor/pendeta di
gereja, sebagai pasangan suami istri yg sah. Maka apa yg dipersatukan Tuhan itu
tidak-lah boleh diceraikan oleh manusia siapapun juga termasuk oleh istrinya, ibu
mertuanya atau hakim di pengadilan.
Kalau kita mau tetap teguh percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, Allah, Raja dan Juruselamat kita dalam hidup ini; maka kita pasti akan beroleh “kemenangan” yg dari Tuhan. Jadi kita tidak usah takut kalau ada fitnah & kutuk, ataupun ada tuduhan/dakwaan dari lawan kita di pengadilan atau dimanapun, sebab semua itu akan kita buktikan salah. Kecuali kalau kita tahu sebelumnya bahwa kita berada dipihak yg salah, maka sebelum perkaranya dibawa ke pengadilan, maka segeralah berdamai terlebih dulu dg lawan kita itu. (Matius 5:23-26)
Tuhan Yesus, terima
kasih atas “bagian dan kebenaran” yg sudah Kau sediakan bagi kami umatMu. Amin