“Lagipula dalam doamu itu, jangan bertele-tele
seperti kebiasaan orang yg tidak mengenal Allah”. (Matius 6:7)
Perkataan “bertele-tele”,
dalam terjemahan versi bhs inggrinya versi NKJV ditulis “do not use vain repetitions”,
atau jangan diulang-ulang dg percuma/sia-sia. Kenapa Tuhan katakan demikian,
sebab ternyata ada banyak ritual doa seperti itu yg dilakukan oleh orang2 yg tidak mengenal
Tuhan. Yaitu mereka berdoa yg diulang-ulang sampai ratusan atau ribuan kali setiap harinya.
Sebab mereka percaya bahwa dg terus menerus berdoa seperti demikian, maka doa
mereka akan dikabulkan.
Untuk itu, Tuhan Yesus
telah mengajarkan kita umatNya “Doa Bapa Kami”, yg singkat lengkap jelas dan
padat. Yang penting doa kita itu, sungguh-sungguh kita doakan dg yakin percaya
kepada Tuhan. Dan kalau ada kesalahan yg kita perbuat sebelum berdoa, maka kita
harus mengampuni orang yg bersalah kepada kita, kemudian kita mengakui
kesalahan kita kepada Tuhan, bertobat dan minta ampun kepadaNya, agar kita
menjadi benar kembali dihadapan Tuhan. Maka dengan demikian firman Tuhan dalam
kitab Yakobus 5:16 akan digenapiNya yaitu: Doa orang yg benar, bila dg yakin
didoakan sangat besar kuasanya. Artinya doa kita itu pasti akan didengar Tuhan
dan dijawabNya.
Meskipun setelah itu oleh
hikmat Tuhan rasul Paulus juga menulis “tetaplah berdoa”. (1 Tesalonika 5:16)
Sebabnya ketika itu ada banyak jemaat di Tesalonika yg jadi malas berdoa lagi, ketika doanya tidak dikabulkan Tuhan.
Sebabnya ketika itu ada banyak jemaat di Tesalonika yg jadi malas berdoa lagi, ketika doanya tidak dikabulkan Tuhan.
Ada suatu
kisah yg cukup cocok dg ucapan/doa/penghiburan yg bertele-tele.
Pada bulan
November
1863 pada
suatu upacara peresmian Taman Makam Militer di Gettysburg, Pennsylvania.
Ketika itu , ada dua orang pembicara yg diundang untuk berpidato disana.
Pembicara
yg pertama adalah pendeta Edward Everett yg juga seorang politikus & senator dari
Massachusetts, dan juga seorang orator yg ulung, seperti mantan presiden
Indonesia pertama Sukarno. Dia berpidato sangat panjang dan berlangsung terlalu lama bagi mereka semua yg mendengarnya & hadir ketika itu. Kemudian pembicara
yg kedua adalah mantan presiden Amerika Serikat yg ke 16. Dia hanya berbicara yg relevan & singkat saja. Dan ternyata pidato dari Abraham Lincoln
itu jauh lebih berkesan dan lebih berharga bagi mereka semua yg mendengarnya dan hadir disana.
Dalam salah satu
cuplikan dari pidato singkatnya itu, dia berkata bahwa “Dunia hanya sedikit yg akan mencatat pidato saya, dan bahkan melupakan perkataan saya ini; tetapi dunia
tidak akan melupakan apa yg telah
dilakukan oleh para tentara yg dimakamkan disini”.
Mereka yg
hadir waktu itu berkomentar bahwa “ Dunia pasti akan mencatat apa yg dikatakan
oleh Abraham Lincoln dan akan selalu mengingatnya”. Dan ternyata memang sampai
sekarang mereka mengingat pidatonya itu dan dicatat dalam “Pidato Gettysburg
oleh Abraham Lincoln”.
Jadi marilah kita senantiasa berhati-hati dalam berbicara, sesuai apa yg telah ditulis dalam Alkitab bahwa "Dalam banyak
berkata-kata atau banyak berbicara, maka pasti ada kesalahan atau pelanggaran". Apakah salah dalam berkata-kata/berdoa terhadap Tuhan, ataupun terhadap sesama kita.
(Amsal 10:19)
Sebab itu, lebih baik kita menahan bibir kita sebelum berbicara, maka selanjutnya dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yg berakal budi !! Yaitu, kita akan menjadi orang-orang yg mampu berbicara/berdoa/menasihati/menghibur dengan singkat, relevan dan tepat pada waktunya ; dan itu akan menjadi sesuatu yg berkesan & berharga bagi mereka yg mendengarnya. (Amsal 15:23 dan Amsal 25:11)
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah
& ajarlah kami berdoa kepadaMu. Amin