“Memang tiap-tiap
ganjaran pada waktu dia (=ganjaran itu) diberikan tidak mendatangkan sukacita,
tetapi dukacita. Tetapi kemudian dia (=ganjaran itu) akan menghasilkan buah
kebenaran yg memberikan damai kepada mereka yg dilatih olehnya. (Ibrani 12:11)
Proses persalinan jerapah
tidaklah memakan waktu yg lama, dari awal sampai dia lahir, bisa berdiri dan berjalan,
cepat sekali prosesnya hanya memakan waktu sekitar 5-6 menit saja. Mula-mula, bayi jerapah itu keluar dari rahim induknya dan jatuh ke tanah.
Sejenak bayi jerapah itu terbaring ditanah seolah-olah mati, tidak bisa
bergerak. Tetapi tidak lama kemudian setelah dijilati oleh induk jerapah, si
bayi jerapah mulai bergerak dan berusaha untuk mulai bangkit berdiri, dia berkali2
jatuh dan belum juga bisa berdiri dg mantap. Setelah dia mulai sanggup berdiri,
si induk jerapah berdiri menutupi bayinya dari matahari dan melindunginya.
Kemudian si bayi jerapah mulai belajar berjalan, meskipun masih tertatih-tatih
dan kadang2 terjatuh, tetapi dia terus berusaha belajar jalan dan induknya
terus berada didekatnya, sambil perlahan-lahan mendorong bayinya lagi sedikit demi
sedikit dg kakinya. Kalau si bayi lelah, maka dia bersandar pada kaki ibunya,
kemudian bayi tsb mulai didorong oleh kaki ibunya dan terus belajar jalan lagi, sampai dia mampu mantap
berdiri dan berjalan mengikuti ibunya. Sang induk jerapah terus mendorong-dorong
bayinya yg baru lahir itu dg kakinya, sampai bayi jerapah itu bisa selekasnya mantap
berdiri & berjalan mengikuti ibunya.
Di alam liar, bayi jerapah itu memang harus mampu berdiri & berjalan secepat mungkin, supaya dia bisa berkumpul & berjalan mengikuti kawanan jerapah lainnya, agar dapat terhindar dari serangan singa, macan, atau binatang pemangsa lainnya.
Sebagai umat Tuhan, pernahkah kita merasa kesal atau sedih atau malu pada saat manager atau bos perusahaan menegor atau mengkritik kita? Atau pernahkah kita merasa jengkel, ketika ada teman atau saudara seiman yg berusaha menasehati kita?
Marah, sedih, malu dan kesal adalah merupakan respons yg wajar, karena memang tegoran itu pada mulanya tidak menyenangkan, tetapi tegoran yg membangun akan senantiasa bertujuan menjadikan kita pribadi yg lebih baik. Malahan, Tuhan ingin agar kita menghormati mereka yg bekerja keras diantara kita dan yg memimpin kita dalam iman kepada Tuhan dan yang menegor kita. (1 Tesalonika 5:12)
Di alam liar, bayi jerapah itu memang harus mampu berdiri & berjalan secepat mungkin, supaya dia bisa berkumpul & berjalan mengikuti kawanan jerapah lainnya, agar dapat terhindar dari serangan singa, macan, atau binatang pemangsa lainnya.
Sebagai umat Tuhan, pernahkah kita merasa kesal atau sedih atau malu pada saat manager atau bos perusahaan menegor atau mengkritik kita? Atau pernahkah kita merasa jengkel, ketika ada teman atau saudara seiman yg berusaha menasehati kita?
Marah, sedih, malu dan kesal adalah merupakan respons yg wajar, karena memang tegoran itu pada mulanya tidak menyenangkan, tetapi tegoran yg membangun akan senantiasa bertujuan menjadikan kita pribadi yg lebih baik. Malahan, Tuhan ingin agar kita menghormati mereka yg bekerja keras diantara kita dan yg memimpin kita dalam iman kepada Tuhan dan yang menegor kita. (1 Tesalonika 5:12)
Demikian juga seperti
dg bayi jerapah yg didorong-dorong induk jerapah itu, terkadang demi
pertumbuhan iman kita dan agar kita bertekun dalam iman; Tuhan juga mengizinkan
kita berada dalam berbagai pencobaan, tegoran, kritikan, kesulitan dan penderitaan. Dan untuk itu
firman Tuhan katakan : Bergembiralah akan hal itu, meskipun sekarang ini kita harus
berduka cita oleh berbagai kesulitan/tegoran itu. Tetapi semuanya itu adalah untuk membuktikan
kemurnian iman kita yg lebih tinggi nilainya, daripada nilai emas yg dimurnikan
dengan api. (1 Petrus 1:6) Kalau iman
kita masih terkontaminasi oleh berbagai keinginan & kenikmatan duniawi
ataupun hawa nafsu keinginan daging kita, maka Tuhan akan lebih sering mengizinkan
kita berada dalam berbagai pencobaan, kesulitan dan penderitaan. MaksudNya adalah
agar iman kita dapat menjadi lebih murni dan lebih bernilai dihadapanNya. Dan
Tuhan menghajar kita yg dikasihiNya dan menghukum kita yang diakuiNya sebagai
anak. Karena kalau tidak demikian, maka kita bukanlah anakNya, melainkan anak
gampang. (Ibrani 12:5,8)
Janganlah kita
menganggap enteng semua didikan Tuhan atau mudah putus asa/berkecil hati kalau
kita diperingatkanNya. Sebab kalau kita mengangap enteng didikkanNya atau mudah
putus asa kalau kita diperingatkanNya, dan tidak mau bertobat; maka Tuhan akan
menyerahkan kita kepada segala keinginan hati kita akan kecemaran yg menajiskan
tubuh kita dan melupakan Tuhan Allah Pencipta kita. Hidup kita akan penuh dg
kelaliman, keserakahan, kesombongan, kejahatan,...dll, sampai akhirnya kelak kita akan dihukum Tuhan. (Roma 1:24-32 & Roma
2:1-6)
Maksud daripada semua didikanNya, peringatanNya dan hajaranNya ini, adalah supaya kita dapat selalu hidup bertekun dalam iman kepadanya sepanjang umur hidup kita yg sangat singkat & fana di dunia ini. Ia tahu bahwa lawan kita di dunia ini, yaitu si iblis selalu berjalan keliling seperti singa yg mengaum-aum dan mencari orang yg dapat diterkamnya. Untuk mampu melawannya, kita harus mempunyai iman yg teguh kepada Tuhan. Sehingga, ketika Tuhan datang kembali menjemput kita, Ia dapati iman dalam hidup kita. (1 Petrus 5:8-11dan Lukas 18:8)
Doa kami:
Tuhan Yesus, berilah
kami kekuatan agar kami selalu rela dilatih, dididik & dibentuk oleh Engkau. Amin