“Karena itu haruslah kamu sempurna seperti Bapamu yg di sorga
adalah sempurna”. (Matius 5:48)
Ada seorang pemuda umat Tuhan, tetapi belum bertumbuh
imannya. Setelah lulus S.M.A, dia dikirim oleh orang tuanya untuk belajar
diluar negri. Dan itu adalah merupakan pengalamannya yg pertama pergi keluar
negri. Setelah dia mengembara setengah tahun lamanya di beberapa negara di
Eropa, akhirnya dia berhasil diterima disalah satu universitas disalah satu negara disana dan biaya sekolahnya juga murah. Hanya sayangnya kebanyakan mahasiswanya
disana adalah orang2 yg tidak percaya kepada Tuhan.
Pada hari Natal, dia mau beribadah Natal di salah satu gereja disana, ternyata hanya sedikit
sekali yg menghadirinya dan hampir semua yg hadir juga adalah orang2 tua. Sehingga
lama kelamaan imannya juga terpengaruh jadi semakin tidak bertumbuh.
Suatu
ketika dia indekos di suatu apartemen dekat kampus universitasnya. Tetangganya yg juga adalah seorang mahasiswa dan pada suatu saat dia melompat bunuh diri dari lantai
apartemennya itu dan mati. Sejak saat itu umat Tuhan ini merasa sangat
ketakutan setiap kali dia berjalan menuju kamarnya melewati kamar bekas
mahasiswa itu. Dan pada malam hari dia juga ketakutan bahwa jangan2 tanpa
disadarinya nanti dia bisa melompat juga terjun dari apartemen itu, sebab
pemuda ini mempunyai kebiasaan suka mimpi berjalan. Dia mencoba menghilangkan
ketakutannya itu dg bertanya kepada kawan2nya, apakah tujuan hidup mereka dalam
dunia ini ? Kalau mereka mati akan kemana mereka pergi …..dll? Tetapi dia tidak
bisa menemukan jawaban yg menguatkan hatinya, dia tetap saja merasa ketakutan
setiap harinya. Dan rasa takut itu terus menghantuinya kurang lebih selama dua minggu,
dan selama itu pula dia terus mencari2 jawabannya. Sampai pada suatu ketika dia
mendapat suatu pencerahan dalam mimpinya bahwa dia itu adalah ciptaan Tuhan yg
sempurna. Dia datang dari yg sempurna dan sekarang dikirim ke bumi untuk suatu
maksud yg dia tidak mengerti, tetapi nanti kalau dia mati, dia akan kembali
lagi kepada Yg Sempurna yaitu Tuhan. Karena itu sejak saat itu dia terus berusaha
menjadi sesempurna mungkin dalam segala bidang kehidupannya. Dalam belajar dia
harus belajar sebaik2nya, demikian juga dalam bergaul, dalam bekerja dan
lain-lain. Supaya nanti ketika dia pulang dipanggil Tuhan dia sudah menjadi
sesempurna mungkin dan kembali lagi kepada Tuhan yg sempurna. Hatinya pun
menjadi tenang dan sejak saat itu dia terus belajar dg sebaik-baiknya, sehingga
bisa lulus sekolah jadi sarjana dalam waktu yg tepat.
Setelah dia kembali ke Indonesia dan mulai bekerja di Jakarta. Tetapi selama beberapa tahun lamanya dia menghadapi jalan buntu dalam merintis karirnya, gajinya tidak naik2 dan juga sering berpindah2 dari pekerjaan karena tidak cocok dg bosnya atau tidak cocok dg pekerjaannya. Dia sudah lupa akan maksud dan tujuan hidupnya di didunia ini yg dia peroleh ketika belajar di luar negri.
Sampai pada suatu ketika, dia diajak oleh istrinya untuk mulai mengikuti kegiatan beribadah di gereja lagi, mendengarkan banyak kaset2 khotbah, dan diajak untuk mulai belajar berdoa bersama, membaca Alkitab dg rutin & teratur dan hal itu terus dilakukannya selama bertahun-tahun sampai sekarang. Kemudian tanpa disadarinya dia mulai mempraktekkan firman Tuhan yg dibacanya terhadap keluarganya, istrinya, anak2nya dan rekan kerjanya. Rupanya tanpa diketahuinya, imannya kepada Tuhan juga jadi semakin bertumbuh (Roma 10:17), dan dia juga mendapat suatu pekerjaan yg cocok dg kemampuannya dan karirnya terus meningkat.
Pada suatu pagi ketika dia membaca Alkitab, dia membaca suatu ayat firman Tuhan : Karena kita ini buatan Allah, diciptakan Allah dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yg dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup didalamnya. (Efesus 2:10) Langsung pada saat itu juga dia teringat akan pencerahan yg diberikan kepadanya ketika dia masih mahasiswa dulu, rupanya inilah maksud/tujuan Tuhan untuk hidupnya yaitu "Agar dengan melakukan perkerjaan baik yg telah disediakan Tuhan, dia dapat disempurnakan Tuhan selama hidupnya didunia ini". Pekerjaan baik yg dimaksudkan Tuhan, ternyata bukan hanya dalam memberitakan Injil Tuhan, membantu & mengasihi sesama saja dll ; tetapi juga pekerjaan baik dalam memperbaiki tingkah laku & kebiasaan hidupnya yg buruk. Dia terus terus berusaha hari demi hari menjadi suami yg setia & mengasihi istri dan anak2nya, menjadi karyawan yg jujur, baik & rajin bekerja seperti untuk Tuhan, senantiasa menghormati orang tuanya yg sudah lanjut umurnya, memelihara hubungan kerja yg baik dg rekan2 sekerjanya atau bosnya.. dll.
Sekarang hidupnya sudah berubah, dalam pekerjaannya dia semakin berhasil,
hubungan rumah tangganya menjadi lebih harmonis dan anak2nya bisa disekolahkan
semuanya di luar negri dan berhasil. Dia mau terus berusaha menjadi sesempurna
mungkin seperti Tuhan Allah Bapa di sorga adalah sempurna. (Matius 5:48) Kalau dulu
dia mudah tersinggung, kasar, cepat marah, tidak sabaran. Sekarang dia jadi lebih mudah untuk
mengampuni dan juga bersikap lemah lembut dan panjang sabar, walaupun sesekali
dia masih marah juga tetapi bisa dikendalikannya, dan dia terus berusaha menjauhi hidup yg penuh dosa. Dia mau terus dibentuk oleh
Tuhan hari demi hari oleh berbagai pencobaan/penderitaan yg dialaminya, ataupun dipertemukan
dg orang2 yg tidak disukainya, agar dengan demikian tingkah lakunya & kebiasaannya yg buruk itu, bisa
menjadi terkikis habis. (Amsal 27:17)
Semoga kesaksian ini dapat bermanfaat bagi kita semua !!
Semoga kesaksian ini dapat bermanfaat bagi kita semua !!
Doa kami:
Tuhan Yesus bentuklah kami selalu agar kami dapat menjadi
sempurna seperti Engkau sempurna adanya. Amin