"Allah itu bagi
kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat
terbukti". (Mazmur 46:2)
Ada suatu riwayat hidup Joseph Scriven yg kami terima dan kami tuliskan disini, sebagai contoh dari bahan renungan kita.
Ada suatu riwayat hidup Joseph Scriven yg kami terima dan kami tuliskan disini, sebagai contoh dari bahan renungan kita.
Seorang pemuda dari Irlandia
yg bernama Joseph Scriven, berasal dari keluarga yg kaya raya, jatuh cinta kepada
seorang wanita muda dan mereka telah merencanakan suatu acara pernikahan. Namun
sayangnya, pada malam hari sebelum hari istimewa itu, si wanita tenggelam dalam
suatu kecelakaan tragis.
Selama beberapa waktu lamanya Joseph tenggelam dalam kesedihan, lalu dia imigrasi ke Kanada. Joseph memilih imigrasi ke Kanada, karena dia ingin menjalani hidupnya sebagai hamba Tuhan Yesus Kristus yaitu dengan melayani sesamanya. Sepuluh tahun kemudian, dia mendengar kabar dari Irlandia bahwa ibunya sedang sakit keras. Lalu dia menulis suatu syair dg tema "Pray Without Ceasing = Berdoa tanpa henti”, untuk menghibur hati ibunya.
Selama beberapa waktu lamanya Joseph tenggelam dalam kesedihan, lalu dia imigrasi ke Kanada. Joseph memilih imigrasi ke Kanada, karena dia ingin menjalani hidupnya sebagai hamba Tuhan Yesus Kristus yaitu dengan melayani sesamanya. Sepuluh tahun kemudian, dia mendengar kabar dari Irlandia bahwa ibunya sedang sakit keras. Lalu dia menulis suatu syair dg tema "Pray Without Ceasing = Berdoa tanpa henti”, untuk menghibur hati ibunya.
Kemudian, syair ini
digubah oleh Charles. C. Converse menjadi suatu lagu dg judul “What a friend we
have in Jesus = Betapa Yesus adalah
sahabat kita yg setia & luar biasa”.
Joseph tidak penah berniat ataupun bermimpi bahwa syairnya itu pada suatu saat nanti akan
dipublikasikan di koran2 dan kemudian diubah menjadi suatu lagu yg memberikan penghiburan bagi jutaan hati
para umat Tuhan yg menderita sakit.
Di Kanada dia jatuh
cinta lagi dan merencanakan akan menikah dg wanita itu, tetapi beberapa saat
sebelum menikah, wanita yg dicintainya itu jatuh sakit terkena radang paru-paru
dan meninggal.
Sejak itu, Joseph
terus hidup sebagai hamba Tuhan, dengan membantu mereka yg mengalami kesesakkan/kesedihan dan mereka yg membutuhkan pertolongan, namun sayangnya ketika dia berumur 67 tahun, dia
ditemukan meninggal tenggelam didalam air.
Memang seringkali
musim kehidupan kita diterangi oleh cahaya mentari, itulah yg dialami Scriven
saat menyambut hari pernikahannya. Tetapi seringkali juga kita mengalami musim
kehidupan yg dipenuhi hujan badai, misalnya ketika kehilangan orang yg kita kasihi, mengalami kesedihan & kekecewaan hidup; seperti
yg dialami dua kali oleh Joseph.(Pengkhotbah 3:1-8)
Tetapi musim
kehidupan kita yg penuh hujan badai itu dapat mereda menjadi tenang, apabila kita mau terus percaya dan beribadah kepadaNya.
Sebab Yesus Kristus,Tuhan,
Allah dan Juruselamat kita, Ia selalu ada disetiap musim hidup kita dan Ia tidak
pernah meninggalkan kita umatNya.
Yang penting, jadikanlah Tuhan senantiasa sebagai tempat perlindungan, kekuatan dan penolong kita, dengan demikian kita akan mampu melewati semua musim hidup kita bersamaNya. Ketika kita jatuh segeralah berdoa minta tolong kepadaNya. Sekalipun kita jatuh dalam kesesakkan, sakit penyakit, kesedihan, kekecewaan, tetapi kita tidak akan sampai jatuh tergeletak, lalu putus asa, kecewa & menjauh dari Tuhan. Sebab Tuhan Yesus tidak akan meninggalkan kita, Ia akan membangunkan & memberi kita kekuatan serta melindungi kita.
Maka
kita juga akan menemukan bahwa “Betapa, Yesus sungguhlah sahabat kita yg setia
dan luar biasa”!!
Doa kami:
Tuhan Yesus,
mampukanlah kami untuk dapat tetap teguh percaya kepadaMu dan terus hidup beribadah kepadaMu. Amin