“Setiap orang yg mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
dia sama dg orang yg bijaksana, yg mendirikan rumahnya diatas batu”. (Matius
7:24)
Apa sih bedanya mendirikan rumah diatas batu dan mendirikan
rumah diatas pasir ? Tentunya untuk dapat mendirikan rumah diatas batu
memerlukan waktu, tenaga dan biaya dan usaha yg lebih banyak, lebih keras,
lebih sulit dan lebih lama, daripada mendirikan rumah diatas pasir. Untuk dapat
mendirikan rumah diatas batu, kita memerlukan pengorbanan yg lebih banyak
antara lain uang yg lebih banyak, menguras pikiran, tenaga dan perasaan &
keteguhan hati yg lebih kuat, lebih besar dan lebih banyak; serta memerlukan lebih banyak pekerja, peralatan untuk
dapat menggali lubang untuk septik tank misalnya atau mengebor sumur air bawah tanah dg menembus tanah yg berbatu-batu, atau untuk dapat mengangkut batu bata semen pasir keatas batu untuk pembangunan rumah,.... dll.
Demikian juga halnya, mendengar dan melakukan firman Tuhan
adalah lebih banyak memerlukan pengorbanan, waktu, tekad, usaha dan biaya daripada
kalau hanya mendengar firman Tuhan. Kalau hanya mendengar firman Tuhan, maka yg
perlu kita lakukan adalah bawa Alkitab kalau sewaktu-waktu pergi beribadah ke
gereja pada hari minggu, atau kadang-kadang baca Alkitab dirumah. Selesai !! Sebab kita
tidak perlu mengingat-ingatnya dan tidak perlu melakukannya.
Tetapi kalau sebagai umat Tuhan, kita mau mendengar dan
melakukan firman Tuhan, maka kita perlu bawa Alkitab kalau pergi beribadah ke
gereja setiap hari minggu, dan tekun/disiplin membaca Alkitab supaya kita
selalu ingat dan melakukannya setiap hari. Meskipun kita sedang malas atau sibuk,
tapi kita harus tetap rajin & disiplin beribadah ke gereja setiap minggu dan
juga tekun setiap hari baca Alkitab dan mengingat-ingat firman Tuhan yg kita
baca. Lalu ketika kita mau melakukannya, maka hal itu bukanlah
merupakan sesuatu yg mudah. Sebab hal itu, menuntut pengorbanan terutama mengendalikan emosi/perasaan kita, pengorbanan untuk merubah perilaku/sikap kita, pengorbanan
untuk menguasai kata-kata kita dll. Contoh :
Kalau biasanya suka rakus & egois ketika kita makan dan
tidak memperhatikan kepentingan orang lain, maka sekarang kita perlu mengerem
kerakusan kita dan kegoisan kita. Sebelum kita habiskan semua makanan kesukaan
kita yg ada diatas meja makan, maka kita perlu juga memperhatikan kepentingan
anggota keluarga kita yg belum makan atau teman kita yg belum makan, untuk itu
kita hanya makan secukupnya saja.
Kalau ada orang yg menyinggung perasaan kita atau menghina
kita, biasanya kita balas menghinanya, memukulnya atau menyimpan dendam
kepadanya; maka sekarang kita harus mengendalikan perasaan kita untuk tidak
membalas menghinanya atau memukulnya, melainkan kita harus mengampuninya. Demikian
juga ketika kita gagal melakukan suatu firman Tuhan, maka kita perlu memerlukan niat &
tekad yg kuat untuk dapat kembali memperbaikinya & melakukan firmanNya
lagi, setelah kita meminta ampun kepada Tuhan dan meminta pertolonganNya………..dan
lain sebagainya.
Memang lebih sulit, tetapi itulah salib atau kuk yg Tuhan berikan kepada kita,
sebagai umatNya untuk menanggungnya. Dan kuk-Nya ini ringan dan enak, sebab
ketika kita tidak sanggup mengampuni seseorang misalnya, maka yg perlu kita lakukan
hanyalah datang & minta ampun serta minta tolong kepada Tuhan, dan Tuhan pasti akan
memampukan kita utk mengampuni kesalahan orang itu dan memberikan kelegaan bagi
jiwa kita. Sehingga kita tidak sakit hati atau dendam lagi kepada orang itu.
Dan selain itu kita perlu terus belajar rendah hati dan lemah lembut dari
Tuhan. (Matius 11:28-29)
Jadi sekarang sebagai umat Tuhan, yg perlu kita lakukan
hanyalah memilih: Pertama, apakah kita mau mendirikan rumah/hidup atau iman
kita diatas pasir yaitu hanya menjadi pendengar yg baik bagi firman Tuhan? Ataukah pilihan kedua yaitu apakah kita mau mendirikian rumah/hidup atau iman kita
diatas batu yaitu menjadi pendengar & pelaku yg baik bagi firman Tuhan ?
Konsekuesinya untuk pilihan kita yg pertama adalah ketika pencobaan/masalah yg sulit atau badai hidup datang melanda kehidupan kita, maka iman kita akan mudah menjadi goyah/gugur, hidup kita akan penuh kekuatiran, ketakutan, panik/stress & kehilangan damai dalam menghadapainya, dan hidup kita akan terus dipenuhi oleh berbagai kesulitan & penderitaan, dan bahkan kita juga akan menjadi orang2 yg bodoh dihadapan Tuhan.
Sedangkan konsekuensi untuk pilihan kita yg kedua adalah ketika pencobaan/masalah yg sulit atau badai hidup melanda kehidupan kita, maka iman kita kepada Tuhan akan tetap teguh & kuat, hidup kita akan tetap tenang & damai dalam menghadapinya, dan kita juga tidak terpengaruh oleh badai hidup itu & tetap hidup berkecukupan, dan bahkan kita juga akan menjadi orang2 yg bijaksana dihadapan Tuhan. (Matius 7:24-27)
Doa kami:
Tuhan Yesus, berilah kami kekuatan untuk dapat menjadi
pendengar & pelaku firmanMu. Amin