“Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu! Dengan demikian kamu memenuhi hukum Kristus”. (Galatia 6:2)
Ketika kami
pindah ke Papua, ada kawan kami, sepasang umat Tuhan, yg tinggal di Jakarta
menghubungi kami dan berkata : Kami berminat untuk memberikan sedikit bantuan
keuangan agar dapat menolong pelayanan kalian di Papua. Namun karena tugas
pelayanan kami di Papua ketika itu tidak mengharuskan kami untuk mencari bantuan
dana bagi para jemaat disana, maka kami mengucapkan terima kasih kepada kawan
kami itu dan secara halus menolak bantuan dana dari mereka.
Dalam
menjalani tugas pelayanan bagi Tuhan dimanapun, kami selalu ingin agar kami
dapat menjadi saluran berkat & kasih Tuhan yaitu menolong para jemaat Tuhan
yg hidupnya kekurangan & tidak mempunyai tempat tinggal atau sakit, atau
memberikan pakaian bagi mereka yg miskin dan menyediakan makan & minuman
bagi mereka yg membutuhkan, sesuai dg yg dikatakan Yesus dalam kitab
Matius 25: 35-40 : “Yaitu sesungguhnya segala sesuatu yg kamu lakukan untuk
salah seorang dari saudaraNya yg paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Tetapi sayangnya, pada waktu kami berangkat dari Jakarta ke Papua, hal itu tidaklah terpikirkan oleh kami yaitu bahwa kami akan membutuhkan atau memerlukan bantuan dana dari kawan kami tsb atau dari jemaat Tuhan yg lainnya bagi para jemaat Tuhan disana. Dan ternyata setelah sebulan kami berada di Papua, pada waktu kami sedang mengunjungi beberapa anak2 yg sedang terbaring sakit di Puskemas di kampung mereka, kami melihat ada seorang anak laki2 kecil yg menderita sakit parah & membutuhkan obat2an & perawatan dokter dg segera, sebab keluarganya tidak mampu membayar biaya pengobatannya.
Dan pada saaat itulah kami yakin bahwa Tuhan telah memberikan hikmat kepada
kami agar menceritakan hal tsb kepada sepasang kawan kami di Jakarta, sehingga
dengan demikian kami bersama-sama dg mereka akan dapat menolong anak laki2 kecil yg
menderita sakit parah itu. Lalu, ketika sepasang kawan kami di Jakarta itu
mendengar berita tentang hal itu, maka mereka pun segera memberinya &
mengirimkan bantuannya dg sukarela & sukacita dan dalam jumlah bantuan dana
yg lebih dari diperlukan. Selama berada di Puskesmas tsb, kami dapat membantu
dan merawat anak laki2 kecil yg terbaring sakit itu, kami berdua merasa sangat
dikuatkan oleh dukungan2 doa dari sepasang kawan kami tsb dan dengan bantuan
dana daripada mereka, sampai anak laki2 kecil itu pada akhirnya bisa beroleh
kesembuhan.
Sepasang kawan kami itu telah memperlengkapi kami dalam melayani pekerjaan Tuhan bagi anak laki2 kecil yg sakit parah itu dan beberapa pasien lainnya yg juga terbaring sakit di Puskesmas tsb.
Sepasang kawan kami itu telah memperlengkapi kami dalam melayani pekerjaan Tuhan bagi anak laki2 kecil yg sakit parah itu dan beberapa pasien lainnya yg juga terbaring sakit di Puskesmas tsb.
Keadaan yg semula
tidaklah memungkinkan kami untuk dapat menolong mereka yg sakit, sekarang
bersama-sama kawan kami tsb, kami telah dapat menolong sedikitnya salah satu
dari jemaat gereja Tuhan disana. (Matius 25:40) Jadi dalam keadaan yg sulitpun,
kami masih dapat menyaksikan adanya
suatu sukacita/kegembiraan, ketika kami bersama2 dapat menolong orang lain yg
membutuhkan. Seperti halnya ketika Yakub bersama2 dg istri2nya dan anak2nya
dapat saling membantu melepaskan diri mereka dari ancaman Esau yg akan membunuh
Yakub. (Kejadian 32:1-31 dan Kejadian 33:1-16) Demikianlah suatu kesaksian dari sepasang pendeta yg terpanggil untuk melani pekerjaan Tuhan di Papua.
Demikian
juga halnya dg kita sekarang, kita perlu hidup bertolong-tolongan dalam
menanggung beban hidup kita. Apakah dalam pelayanan bagi Tuhan ataupun dalam
pekerjaan, dalam pelajaran, dalam pergaulan……? dan lain sebagainya. (Galatia
6:2) Sehingga dengan demikian kitapun dapat memenuhi hukum Tuhan Yesus Kristus,
yaitu a.l : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Markus
12:31)
Doa kami:
Tuhan Yesus
yg baik, mampukanlah agar kami dapat selalu hidup saling tolong menolong,
sehingga dg demikian kami dapat memenuhi hukumMu. Amin