Akhir-akhir ini banyak orang yang kehilangan sukacita, karena masalah, penderitaan, sakit penyakit, tekanan, tantangan hidup yang dialaminya dan lain-lain.
Ada orang yang berkata : Bagaimana bisa bersukacita jikalau kita sering sakit-sakit-an, pekerjaan yang menumpuk membuat stress, penghasilan yang pas2an ?? Tetapi janganlah kita mau salah berpikir, sebab ada banyak juga orang-orang yang punya banyak harta kekayaan, sehat dan tinggal di rumah mewah ; tetapi hatinya tidak ada sukacita dan tidak bisa tidur. (Pengkhotbah 5:12)
Memiliki harta kekayaan yang banyak, belumlah menjadi jaminan bagi kita untuk beroleh sukacita yang sejati. Yaitu sukacita jasmani dan rohani. Dan sukacita sejati ini tidaklah bisa dibeli/diperoleh dengan uang, harta kekayaan, kekuasaan dan lain-lain ; melainkan hanya dengan teguh percaya kepada Tuhan, hidup menuruti firmanNya dan tekun menantikanNya sampai akhir hidup kita.
Contoh suatu kisah nyata: Ada suatu keluhan dari seorang istri milyarder, dia hidupnya selalu dicukupi suaminya dengan berkelebihan. Mereka sudah menikah kurang lebih 25 tahun dan diberkati di gereja. Secara jasmani kelihatannya hidup si istri dan anak-anaknya ini penuh sukacita, tetapi sebenarnya ketika si istri tidur sendirian dikamarnya, hatinya merasa sangat kesepian & bersedih, dan malahan dia ingin bercerai ??!! Kenapa demikian, sebab dia sudah hidup terpisah dengan suaminya selama 15 tahun. Suaminya tinggal di Sumatra, sedangkan dia tinggal di Jakarta dengan anak-anaknya. Mereka hanya bertemu setahun sekali saja, itupun kalau dipaksakan. Dan kalaupun mereka bertemu, maka tidak lama kemudian pastilah akan terjadi pertengkaran antara si istri dan suaminya itu. Sehingga si suami jadi tidak betah tinggal disana.
Jadi, bagi kita, meskipun hidup dengan pas-pas-an atau cukup-sukup saja, tetapi sebenarnya kita mempunyai segudang alasan untuk bersukacita. Misalnya karena rumah tangga kita yang rukun dan damai, istri kita selalu setia dan tekun melakukan tugasnya dirumah, semua anak-anak kita sehat & masih bisa melanjutkan sekolah mereka. Bisa bersama-sama ke gereja setiap minggu dan berdoa bersama keluarga setiap malam. Bisa enak tidur, badan kita sehat, sehingga kita bisa tetap bekerja atau berusaha atau belajar dan lain-lain.Selalu ada alasan bagi kita untuk bersukacita, hanya saja masalahnya kita seringkali menganggap rumah tangga yang rukun damai dan lain-lain itu, hanyalah sebagai sesuatu hal yang biasa-biasa saja dan bukan sebagai sesuatu yang menggembirakan atau perlu kita syukuri kepada Tuhan.
Dalam Alkitab ditulis suatu kisah tentang rasul Paulus dan Silas ketika dipenjara karena memberitakan Injil di Filipi dan oleh kuasa Tuhan mengusir roh tenung keluar daripada seorang hamba perempuan. Meskipun dalam keadaan dipasung dengan ketat dan dimasukkan dalam penjara yang paling tengah ; tetapi Paulus & Silas tetap dapat bersukacita, mereka tetap bisa berdoa kepada Tuhan dan bersyukur dengan memuji-muji Tuhan. Dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. (Kisah Para Rasul 16:24-25)
Kenapa demikian? Mereka bergembira, sebab didalam penjarapun mereka masih tetap bisa memberitakan kabar keselamatan dari Tuhan bagi orang-orang hukuman, yang belum mengenal Tuhan.
Sebagai orang yang percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan ; dalam keadaan apapun kita perlu tetap bersukacita. Firman Tuhan katakan bahwa yang kita perlu lakukan adalah Jangan kuatir tentang apapun, tetapi berdoa meminta kepada Tuhan segala apa yang kita inginkan/butuhkan dan bersyukur kepadaNya. Maka damai sejahtera Tuhan yang ajaib akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Yesus Kristus. (Filipi 4:6-7)
Doa kami :
Tuhan Yesus yang baik, teguhkanlah & sempurnakanlah iman kami senantiasa. Agar kami dapat tetap bersukacita dalam keadaan apapun. Sebab kami percaya Engkaulah Tuhan, Allah Bapa yang memelihara kami. Amin.