Alkitab mencatat bahwa hanya Tuhan dan orang yang percaya kepada Tuhan saja, yang dapat mengubah kemustahilan menjadi sebuah kenyataan. Yaitu "bagi Tuhan tidak ada yang mustahil dan Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya". (Lukas 1:37 dan Markus 9:23)
Kalau bagi Tuhan tidak ada yang mustahil itu sangat jelas, tanpa kita perkatakan juga memang demikian halnya, yaitu bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Sebab Ia adalah firman Tuhan Allah yang maha kuasa. (Wahyu 1:8)
Tapi yang perlu kita renungkan adalah "Bagi orang percaya tidak ada yang mustahil".
Lalu "percaya" seperti apa yang dimaksud disini ? "Percaya" yang dimaksud disini adalah bukan hanya dengan perkataan/ucapan dimulut, melainkan percaya dengan segenap hati dan dengan segenap pikiran perasaan, perkataan dan perbuatan kita. Sebab jika percaya tanpa disertai dengan perbuatan kita, maka iman kita itu pada hakekatnya adalah iman yang mati atau kosong. Kalau hanya percaya di mulut saja, maka iman kita sama saja dengan iman setan-setan. Sebab mereka juga percaya kepada Tuhan, malahan kwalitas percaya mereka masih lebih baik dari kita, sebab ketika mendengar nama Tuhan saja, mereka sudah takut gemetaran setengah mati. (Yakobus 2:17-20) Oleh sebab itu, Alkitab menyebut kita sebagai orang yang bebal kalau kita hanya percaya dengan perkataan kepada Tuhan saja.(Yakobus 2:20)
Contoh "iman yang hidup" adalah yang dipunyai oleh Elia. Dia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan dia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun , dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu dia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya. (Yakobus 5:17-18) Meskipun dia belum berdoa kepada Tuhan, tetapi Elia sudah berani berkata dengan penuh keyakinan & iman kepada Tuhan, dia berkata kepada Ahab supaya segera pergi makan dan minum, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran. Padahal ketika itu hari masih terang benderang dan tidak ada tanda-tanda mau hujan. Kemudian setelah Elia sdh berdoa dengan bersungguh-sungguh, ternyata hujan belum turun juga. Namun Elia tetap & terus berdoa kepada Tuhan. Barusan ketika ketujuh kalinya dia menyuruh bujangnya utk melihat dari atas gunung Karmel, bujangnya itu berkata sekarang ada segumpal awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut. Lalu dengan yakin pula Elia segera menyuruh bujangnya untuk katakan kepada raja Ahab supaya dia pasang keretanya dan pergi turun gunung, agar dia tidak terhalang oleh hujan. Dan benar saja dalam sekejab langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turun hujan yang lebat, sesuai dengan perkataan & perbuatan dari Elia yang penuh iman kepada Tuhan. (1 Raja-Raja 18:41-45)
Ketika kita menghadapi "masalah yang sulit dan kelihatannya tidak ada jalan keluarnya", maka janganlah kita mengeluh, mengomel, atau meninggalkan Tuhan & mencari bantuan dari kuasa-kuasa lain, atau kita terus kuatir sampai tidak bisa tidur dan tidak makan berhari-hari, bahkan sampai kita jatuh sakit. Maka Alkitab katakan bahwa iman kita itu namanya adalah "iman yang mati".
Tuhan pasti akan seringkali mengizinkan kita, orang-orang yang percaya kepadaNya kedalam suatu keadaan yang namanya kemustahilan yaitu membawa kita kedalam suatu pencobaan, keadaan, masalah & situasi yang sepertinya tidak mungkin kita selesaikan atau tidak mungkin ada jalan keluarnya.
Tuhan akan seringkali mengizinkan kita mengalami suatu pencobaan/keadaan yang sukar. Maksudnya adalah pada saat-saat yang seperti itulah, Tuhan dapat melihat bagaimana kwalitas iman/percaya kita kepadaNya. Demikian juga, kita sendiri akan dapat melihat bagaimana kwalitas percaya kita kepada Tuhan. Dalam keadaan yang demikian, kalau kita mau dan memintanya kepada Tuhan, maka Ia pasti akan menambahkan, meneguhkan dan menyempurnakan iman kita kepadaNya.
Selamat mencoba dan janganlah kita mau cepat-cepat mengeluh, mengomel atau meninggalkan Tuhan atau stress.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolong tambahkan, teguhkan dan sempurnakanlah iman kami setiap hari ya Tuhan. Amin.