"Didiklah anakmu, maka dia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu". (Amsal 29:17)
Ada seorang anak laki-laki yang masih kecil kelas 2 SD, jadi mungkin umurnya sekitar 7 atau 8 tahunan. Anak kecil ini mempunyai suatu hobby yang aneh. Biasanya kebanyakan daripada anak-anak seusianya, mereka cenderung menyukai & nonton film-fim anak-anak yaitu antara lain misalnya film kartun. Tetapi anak ini ternyata lebih menyukai sinetron. Meskipun dia sedang berada dirumah tetangga atau saudaranya , dia pasti akan minta melihat/nonton sinetron di televisi.Kenapa bisa demikian ?
Ternyata ibu dari anak itu sangat menyukai nonton sinetron di televisi. Terutama sinetron drama keluarga dan percintaan, dengan plot ceritanya yang tidak cocok untuk ditonton oleh anak-anak dibawah umur dewasa dan juga seringkali jalan ceritanya juga tidak masuk akal. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah bagi sang sutradara atau produsen sinetron, bagi mereka asal sinetronnya laku & banyak ditonton pemirsa, maka oke-oke saja.
Biasanya setiap kali si ibu menonton sinetron di televisi, maka anaknya itu terbiasa untuk ikut menontonnya bersama ibunya. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa ibunya daripada anak ini adalah seorang pendeta !!
Tidak heran kalau ayahnya menegurnya dan menyuruhnya untuk belajar atau bermain yang lain, maka anak itu akan selalu menjawab : Mama juga nonton yang begitu lho! Dan jawaban yang demikian, tentunya tidak mendatangkan ketentraman ataupun sukacita bagi si ayah.
Kalau si ibu pendeta itu tidak segera mengkoreksi contoh yang dia berikan kepada anak laki-lakinya itu, maka kebiasaan nonton sinetron ini akan terus berlanjut dilakukan oleh anak itu sampai dia menjadi dewasa, berkeluarga & tua nanti. (Amsal 22:6) Dan akibatnya kebiasaan buruk ini juga akan terus berlanjut dan menular kepada anak-anaknya kelak.
Ini adalah suatu contoh bagi kita semua umat Tuhan, terutama bagi yang sudah berkeluarga. Yaitu agar kita lebih ber-hati-hati dalam memberi contoh kebiasaan/bersikap, dan dalam mendidik anak-anak kita. Sehingga ketika mereka menjadi dewasa & tua nanti, maka contoh sikap dan kebiasaan yang buruk kita tersebut, tidak akan menjadi kebiasaan bagi mereka dan tidak akan menular kepada anak-anaknya.
Jika diperlukan, maka Alkitab telah menyediakan suatu solusinya yaitu Sebagai orang tua, kita perlu menggunakan tongkat didikan untuk mengusir semua kebiasaan yang tidak lazim/bodoh itu daripada anak tersebut. (Amsal 22:15)
Sehingga dengan demikian, kita telah menghindarkan anak kita dari kesulitan tersebut, dan mereka-pun akan memberikan ketentraman & sukacita kepada kita sampai masa tuanya.
Doa kami :
Tuhan Yesus, mampukanlah kami untuk tidak memanjakan anak-anak kami, tetapi sebaliknya kami dapat memberikan contoh & mendidik mereka sesuai dengan ajaranMu. Amin.