"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi ; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi". (Yohanes 13:34)
Firman Tuhan diatas adalah perintahNya untuk saling mengasihi sesama seperti Tuhan telah mengasihi kami yaitu dengan kasih yang rela berkorban. Bagaimanakah kita dapat mempraktekkan perintah saling mengasihi tersebut ?
Sebelum kita mampu mengasihi sesama kita, maka kita perlu belajar mengasihi diri kita sendiri terlebih dahulu. (Markus 12:31) Janganlah kita membenci diri kita sendiri misalnya, oleh karena kita adalah anak yang tertolak/tidak diingini oleh orang tua kita ; atau oleh karena kita adalah anak yang diterlantarkan oleh orang tua kita, sehingga kita merasa diri kita tidak berharga. Jikalau kita tidak mengasihi diri kita sendiri, bagaimana mungkin kita bisa mengasihi istri kita atau anak-anak kita misalnya?
Setelah itu kita mampu lakukan, maka kita perlu belajar hidup dengan kudus, benar, dan mengasihi saudara kita terlebih dahulu. Jikalau kita sudah mampu melakukannya dengan baik, maka lambat laun kita juga akan mampu mengasihi sesama kita yang lainnya. (2 Petrus 1:7) Sebab tidaklah mungkin kita bisa mengasihi orang lain yang tidak kita kenal, jikalau terhadap saudara kita saja, kita masih saling membenci atau saling mengacuhkan ? Tentunya itu semua hanyalah bohong atau palsu belaka.
Contoh : Jikalau kita tidak mengasihi pasangan hidup kita atau anak-anak kita, maka tidaklah mungkin kita bisa mengasihi orang lain. Ada suatu ilustrasi dibawah ini yang menarik untuk kita simak :
Ketika saya bersenggolan secara tidak sengaja di jalan dengan seseorang yang tidak saya kenal, maka saya berkata kepadanya : "Oh...,maafkan saya", sebagai reaksi spontan saya.Orang itu pun berkata: "Maafkan saya juga". Orang itu dan saya saling berlaku sangat sopan dan kamipun berpisah dan mengucapkan selamat tinggal ......Namun ketika hal itu terjadi dirumah, maka ceritanya akan lain.
Pada hari itu juga, saat saya sibuk memasak untuk makan malam ; anak lelaki saya berdiri diam-diam di belakang saya. Saat saya berbalik dan bersenggolan dengannya, sehingga hampir saja membuat saya jatuh. Lalu saya berteriak dengan marah kepada anak saya itu: "Minggir !" Dan anak sayapun pergi dengan hati yang sedih dan hancur......
Saat saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara : "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kamu kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tetapi terhadap anakmu yang engkau kasihi, engkau memperlakukan dia dengan kasar & sewenang-wenang......Cobalah lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan kuntum-kuntum bunga yang berserakan. Bunga-bunga tersebut telah dipetik oleh anakmu itu, ada yang merah, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara dibelakangmu untuk memberikannya sebagai suatu kejutan/surprise bagimu, tetapi kamu mengusirnya dengan marah, dan bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."
Sekarang air mataku mulai mengalir dan menyesal atas perbuatanku itu. Perlahan-lahan saya pergi ke kamar anakku dan berlutut di samping tempat tidurnya lalu berkata : "Apakah bunga-bunga ini, engkau petik untuk ibu, anakku?" Dia tersenyum dan berkata: "Iya.....aku ambil bunga yang warna warni itu, karena mereka cantik seperti ibu. Dan aku tahu ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru itu". Kemudian aku berkata kepadanya sambil berlinang air mata : "Anakku, ibu sangat menyesal karena telah berlaku kasar kepadamu dan ibu minta maaf kepadamu ya anakku.Si kecilku berkata : "Oh... tidak apa-apa ibu. Aku tetap mencintaimu".Jawabku : Anakku, ibu juga mencintaimu juga. Dan ibu benar-benar menyukai bunga-bunga ini, terutama yang warna biru". Lalu kupeluk anakku itu dan kuciumi kedua pipinya dan keningnya, dan air mataku-pun terus berlinang.
Apakah kita menyadari bahwa jika seandainya kita mati besok, maka bagi perusahaan dimana kita bekerja, mereka akan dengan mudahnya melupakan kita dan mencarikan pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi jikalau keluarga kita yang kita tinggalkan, maka mereka akan merasakan kehilangan/kematian kita untuk selama sisa hidup mereka......Untuk itu, mulailah belajar lebih mengasihi keluarga kita lagi sejak sekarang . Sehingga kita-pun akan dapat mengasihi mereka seperti Tuhan telah mengasihi kita.
Doa kami :
Tuhan Yesus mampukanlah kami untuk dapat menjadi pelaku firmanMu tersebut diatas. Terima kasih ya Tuhan. Amin.
Firman Tuhan diatas adalah perintahNya untuk saling mengasihi sesama seperti Tuhan telah mengasihi kami yaitu dengan kasih yang rela berkorban. Bagaimanakah kita dapat mempraktekkan perintah saling mengasihi tersebut ?
Sebelum kita mampu mengasihi sesama kita, maka kita perlu belajar mengasihi diri kita sendiri terlebih dahulu. (Markus 12:31) Janganlah kita membenci diri kita sendiri misalnya, oleh karena kita adalah anak yang tertolak/tidak diingini oleh orang tua kita ; atau oleh karena kita adalah anak yang diterlantarkan oleh orang tua kita, sehingga kita merasa diri kita tidak berharga. Jikalau kita tidak mengasihi diri kita sendiri, bagaimana mungkin kita bisa mengasihi istri kita atau anak-anak kita misalnya?
Setelah itu kita mampu lakukan, maka kita perlu belajar hidup dengan kudus, benar, dan mengasihi saudara kita terlebih dahulu. Jikalau kita sudah mampu melakukannya dengan baik, maka lambat laun kita juga akan mampu mengasihi sesama kita yang lainnya. (2 Petrus 1:7) Sebab tidaklah mungkin kita bisa mengasihi orang lain yang tidak kita kenal, jikalau terhadap saudara kita saja, kita masih saling membenci atau saling mengacuhkan ? Tentunya itu semua hanyalah bohong atau palsu belaka.
Contoh : Jikalau kita tidak mengasihi pasangan hidup kita atau anak-anak kita, maka tidaklah mungkin kita bisa mengasihi orang lain. Ada suatu ilustrasi dibawah ini yang menarik untuk kita simak :
Ketika saya bersenggolan secara tidak sengaja di jalan dengan seseorang yang tidak saya kenal, maka saya berkata kepadanya : "Oh...,maafkan saya", sebagai reaksi spontan saya.Orang itu pun berkata: "Maafkan saya juga". Orang itu dan saya saling berlaku sangat sopan dan kamipun berpisah dan mengucapkan selamat tinggal ......Namun ketika hal itu terjadi dirumah, maka ceritanya akan lain.
Pada hari itu juga, saat saya sibuk memasak untuk makan malam ; anak lelaki saya berdiri diam-diam di belakang saya. Saat saya berbalik dan bersenggolan dengannya, sehingga hampir saja membuat saya jatuh. Lalu saya berteriak dengan marah kepada anak saya itu: "Minggir !" Dan anak sayapun pergi dengan hati yang sedih dan hancur......
Saat saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara : "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kamu kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tetapi terhadap anakmu yang engkau kasihi, engkau memperlakukan dia dengan kasar & sewenang-wenang......Cobalah lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan kuntum-kuntum bunga yang berserakan. Bunga-bunga tersebut telah dipetik oleh anakmu itu, ada yang merah, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara dibelakangmu untuk memberikannya sebagai suatu kejutan/surprise bagimu, tetapi kamu mengusirnya dengan marah, dan bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."
Sekarang air mataku mulai mengalir dan menyesal atas perbuatanku itu. Perlahan-lahan saya pergi ke kamar anakku dan berlutut di samping tempat tidurnya lalu berkata : "Apakah bunga-bunga ini, engkau petik untuk ibu, anakku?" Dia tersenyum dan berkata: "Iya.....aku ambil bunga yang warna warni itu, karena mereka cantik seperti ibu. Dan aku tahu ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru itu". Kemudian aku berkata kepadanya sambil berlinang air mata : "Anakku, ibu sangat menyesal karena telah berlaku kasar kepadamu dan ibu minta maaf kepadamu ya anakku.Si kecilku berkata : "Oh... tidak apa-apa ibu. Aku tetap mencintaimu".Jawabku : Anakku, ibu juga mencintaimu juga. Dan ibu benar-benar menyukai bunga-bunga ini, terutama yang warna biru". Lalu kupeluk anakku itu dan kuciumi kedua pipinya dan keningnya, dan air mataku-pun terus berlinang.
Apakah kita menyadari bahwa jika seandainya kita mati besok, maka bagi perusahaan dimana kita bekerja, mereka akan dengan mudahnya melupakan kita dan mencarikan pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi jikalau keluarga kita yang kita tinggalkan, maka mereka akan merasakan kehilangan/kematian kita untuk selama sisa hidup mereka......Untuk itu, mulailah belajar lebih mengasihi keluarga kita lagi sejak sekarang . Sehingga kita-pun akan dapat mengasihi mereka seperti Tuhan telah mengasihi kita.
Doa kami :
Tuhan Yesus mampukanlah kami untuk dapat menjadi pelaku firmanMu tersebut diatas. Terima kasih ya Tuhan. Amin.