“.......Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”. (Yakobus 5:16)
Kalau kita membaca kitab Kisah Para Rasul, maka kita dapat membaca model-model doa yang berkuasa. Contohnya, para jemaat berdoa, lalu goyanglah tempat mereka berkumpul dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus. (Kisah Para Rasul 4:24-31) Demikian juga halnya, ketika dipenjara Filipi, Paulus dan Silas berdoa & menyanyikan puji-pujian bagi Allah, lalu terjadilah gempa bumi yang hebat, semua pintu penjara terbuka dan terlepaslah semua rantai yang membelenggu mereka. (Kisah Para Rasul 16:25-26) Dan hal ini jugalah yang terjadi kepada raja Hizkia yang sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan memohon sambil menangis, sehingga Allah mendengar & menjawab doanya dan menyembuhkan, memperpanjang umurnya 15 tahun dan melepaskan Yerusalem dari tangan raja Asyur. (2 Raja-Raja 20:1-6) Kesungguhan dalam hal berdoa, akan membawa kita memiliki doa yang berkuasa.
Contoh-contoh diatas sesungguhnya dapat memberikan pesan yang luar bagi kita sekarang ini bahwa doa-doa yang kita naikan, apabila kita mendoakannya dengan yakin percaya kepada Tuhan, maka pasti akan terjadi sesuatu yang sangat luar biasa.
Doa yang bukan hanya sekedar kata-kata yang keluar dari mulut, melainkan disertai dengan keyakinan & percaya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan yang maha kuasa, disertai dengan tindakan yang mendukung iman kita tersebut ; maka doa itu akan besar kuasanya dan menghasilkan perubahan/mujizat. Doa bukan hanya sekadar kegiatan rohani, melainkan komunikasi yang membawa mujizat dalam setiap seruan & permohonan kita kepada Tuhan. Yang menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana supaya doa yang kita naikan itu, menjadi doa yang besar kuasanya ?
Pertama. Orang yang menjadi pendoa haruslah "benar" dihadapan Tuhan. (Yakobus 5 : 16-17) Rahasia doa yang berkuasa bukan pada panjang pendeknya kata-kata yang kita ucapkan. Dan juga bukan pada kalimat yang sudah tersusun rapi, melainkan pada pribadi si pendoa yang "benar" dihadapan Tuhan. Apa yang dimaksud dengan "orang yang benar" dihadapan Tuhan? Sebagai pendoa, kita haruslah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, takut akan Tuhan dan mengamalkan kebenaran yaitu firman Tuhan. (Roma 5:1 dan Kisah Para Rasul 10:35)
Kedua. Sesuai dengan nas tersebut diatas, doa harus dinaikkan dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Contohnya adalah nabi Elia, meskipun dia adalah manusia biasa sama seperti kita, tetapi ketika dia berdoa dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan yang maha kuasa supaya hujan turun, maka terjadilah demikian. (Yakobus 5:17-18)
Ketiga. Setelah nabi Elia berdoa, meskipun dia belum melihat ada tanda-tanda akan turun hujan, tetapi dia tetap menyuruh pembantunya untuk melihat keatas gunung apakah sudah ada terlihat awan? Demikianlah tindakan itu, dilakukannya dengan berulang-ulang, Elia terus menerus selama tujuh kali menyuruh pembantunya untuk naik keatas gunung, untuk melihat apakah sudah ada awan yang timbul ? Dan barusan pada kali yang ketujuh, pembantunya itu melaporkan bahwa jauh diujung langit dekat laut disana, ada awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut. Tetapi nabi Elia dengan iman dia berkata kepada pembantunya itu supaya segera memberitahukan kepada raja Ahab bahwa sebentar lagi akan turun hujan lebat. Dikatakannya melalui pembantunya supaya raja Ahab segera berangkat pulang, sebelum Ahab terhalang perjalanan pulangnya oleh hujan yang lebat tersebut. Dengan semua tindakan iman yang demikian, maka barulah doa itu menghasilkan kuasa/mujizat. Elia mempunyai iman yang sempurna & hidup dihadapan Tuhan. (Yakobus 2:17-22 dan 2 Raja-Raja 18:41-45)
Doa kami :
Terima kasih Tuhan Yesus atas firmanMu , sehingga kami dapat mengerti bagaimana seharusnya berdoa kepadaMu yang dijawab oleh Engkau. Amin.