Sebelum bangsa Israel dipimpin oleh Raja-raja, mereka dipimpin oleh para Hakim. Oleh karenanya Hakim pada saat itu bertugas bukan saja hanya untuk menghakimi atau menjatuhkan vonis sesuai hukum Taurat, tetapi juga para hakim bertugas sebagai pemimpin Negara sekaligus pemimpin agama.
Pada masa inilah terjadi suatu bencana kelaparan tanah Israel. Tetapi Elimelekh orang Yehuda tinggal di Betlehem-Yehuda. Dia dan Naomi istrinya dan kedua anaknya laki-laki, Mahlon dan Kilyon tinggal disana.
Kata "Betlehem" artinya rumah roti, melimpah dengan gandum & roti yaitu tempat kelahiran Yesus. Suatu tempat yang diberkati Tuhan. (Matius 2:5-6)
Mungkin juga ketika itu Betlehem terkena sedikit dampak kekeringan & kelaparan tersebut. Tetapi karena tidak mau kehilangan kenyamanan hidupnya, maka Elimelekh dan keluarganya pindah dari Belehem dan pergi kedaerah daerah Moab yang tidak terkena dampak bencana kelaparan, dan menetap disana sebagai orang asing.
Kata "Moab" yang berasal dari nama Moab yaitu nama anak laki-laki Lot dari anak perempuannya yang sulung. Lot & anak perempuannya melakukan hubungan sex yang dilarang Tuhan. Yaitu anak perempuannya tidur dengan ayahnya Lot yang mabuk. Akibatnya daerah Moab menjadi salah satu daerah yang terkutuk. (Kejadian 19:30-37)
Di negri Moab, bukan keuntungan yang didapat Elimelekh, tetapi justru sebaliknya. Hidupnya sengsara dan tidak diberkati Tuhan. Bahkan dalam kurun waktu hanya sepuluh tahun saja Elimelekh dan kedua anak laki-lakinya meninggal disana. Sehingga Naomi istrinya dan salah satu mantu perempuannya yang setia, yang bernama Rut, terpaksa pindah kembali ke Betlehem dalam keadaan yang miskin dan merana. (Rut 1:2-19)
Apa hubungannya dengan kehidupan kita saat ini ? Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, bukankah kita sering melakukan hal yang sama ?
Misalnya, hanya demi kebutuhan sesaat, uang, jabatan, kenikmatan duniawi ; kita rela meninggalkan rumah roti, atau meninggalkan Tuhan, atau meninggalkan iman kita kepada Tuhan, dan pergi mencari berkatnya ke tempat/pekerjaan/usaha yang tidak menjamin bahwa hidup kita akan lebih baik.
Namun karena rasa “lapar akan kenikmatan hidup duniawi” yang dirasakan oleh banyak orang-orang yang percaya kepada Tuhan sekarang ini lebih besar dari iman mereka, maka mereka rela meninggalkan Betlehem dan bergabung dengan Moab.
Kita belajar dalam renungan kita hari ini, bahwa kebutuhan kita yang terutama adalah Tuhan Yesus Kristus, dimana posisi Tuhan Yesus dalam hidup kita tidaklah dapat digantikan oleh kebutuhan-kebutuhan kita seperti nasi, lauk pauk, harta benda, kekayaan duniawi.
Doa kami :
TUHAN, Allah Bapa kami dalam nama Yesus, buatlah kami sadar & ingat bahwa Engkau lebih dari pada semua kebutuhan hawa nafsu & kedagingan kami. Amin.