Ada seorang pria bernama Sam Foss, dia adalah seorang musafir/pengembara. Ketika dalam perjalanannya di suatu daerah pedusunan di Inggris, dia merasa sangat kelelahan dan kehausan. Dia mendekati sebuah rumah kecil di atas bukit. Dan di sisi jalan menuju rumah itu ada sebuah tulisan : "Masuklah dan dapatkan minuman dingin."

Tidak berapa jauh dari tulisan itu Foss menemukan mata air dingin, sejuk dan di bangku dekat mata air itu ada keranjang berisi buah apel yang segar dengan sebuah tulisan : "Layanilah diri anda sendiri." Penuh rasa ingin tahu, Foss bergegas menemui sepasang suami istri yang sudah tua dan tidak mempunyai anak. Mereka adalah penghuni rumah kecil itu dan sudah lama tinggal disana. Lalu dia pun bertanya kepada mereka tentang tulisan dan buah apel tersebut. 

Pasangan suami istri ini, bisa digolongkan sangat miskin hidupnya ; tetapi dalam hal mata air & apel dari kebun, mereka merasa kaya dan berkelimpahan. Mereka ingin sekali membagikan kelimpahan tersebut kepada orang lain yang membutuhkan. Suami istri itu berkata : "Dalam hal uang, kami memang terlalu miskin untuk dapat menolong orang lain. Tetapi kami berpikir dalam hal pemberian air minum & appel, kami dapat menutupi ke kurangan kami dalam hal memberikan bantuan/pertolongan berupa uang. Sehingga dengan demikian kami tetap dapat melakukan sesuatu yang baik & bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya."

Sesungguhnya setiap orang dapat melakukan sesuatu yang baik untuk menolong sesamanya. Kita tidaklah harus menunggu sampai kita mampu & sukses dalam hidup, untuk dapat berbuat baik & bermanfaat bagi sesama. Dan mungkin juga, kita tidaklah semiskin pasangan suami istri itu, oleh sebab itu kita pasti mampu dan memiliki lebih banyak hal baik & bermanfaat yang dapat kita lakukan untuk menolong sesama kita yang memerlukannya. 

Jikalau kita tidak mempunyai belas kasihan, atau tidak pernah, atau tidak mau berbuat baik/menolong orang lain yang kekurangan atau membutuhkan, maka sekalipun kita memiliki banyak hal & kaya raya dalam hidup ini, kita tetaplah seorang yang miskin dihadapan Tuhan.Bagi  Tuhan, harta kekayaan seseorang tidaklah dinilai dari apa yang dimiliki, tetapi daripada apa yang diberikannya kepada sesama. 

Jadi marilah kita terus berusaha berbuat apa yang baik & memberikan apa yang dapat kita berikan kepada sesama kita yang membutuhkannya, selama masih ada kesempatan. Karena akan tiba saatnya di mana kesempatan itu tidak ada lagi. 

Kasihilah & layanilah Tuhan dengan lebih sungguh, dan bertolong-tolonganlah dengan sesama kita dalam menanggung beban hidup ini. Sebab dengan demikian kita telah memenuhi hukum Yesus Kristus, Tuhan, Allah dan Juruselamat kita, (Galatia 6:2)

Doa kami :

Tuhan Yesus, penuhilah hati kami dengan kasihMu, agar kami semangat untuk melayaniMu dengan berbagi dengan sesama kami dalam menanggung beban hidup ini. Amin.