"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus". (Filipi 4:19)
Bagaimana respons kita ketika membaca dan merenungkan nas tersebut diatas ini ? Jikalau kita sambut firman Tuhan dalam nas diatas dengan iman percaya yang sungguh-sungguh kepada Tuhan ; maka seharusnya kita tidak perlu kuatir atau bimbang lagi, jika menghadapi masalah "belum terpenuhinya segala keperluan kita". Dalam nas diatas, kita membahas tentang masalah "keperluan atau kebutuhan", jadi yang kita bahas bukanlah "masalah keinginan atau angan-angan". Misalnya : Keperluan untuk bayar uang sekolah anak-anak, atau keperluan untuk bayar ongkos sewa rumah, atau lebih urgent lagi adalah keperluan untuk makan minum sehari-hari dan lain-lain.
Dalam hal ini, untuk menguatkan iman kita kepada Tuhan, maka rasul Paulus telah memberikan suatu teladan. Dia telah mengalaminya sendiri apa itu artinya "kekurangan dan kelimpahan" yaitu ketika dia kelaparan dan juga ketika dia kenyang. Tetapi dalam menghadapi semuanya itu, Paulus tidak mengeluh dan tidak goyah imannya kepada Tuhan, melainkan dia tetap berharap kepada Tuhan bahwa Ia akan memelihara hidupnya sampai semua rencanaNya digenapi dalam hidup Paulus. Jadi ketika Paulus kekurangan, maka dia akan mengurangi porsi makanannya atau berpuasa dalam beberapa hari. Sebab Paulus yakin bahwa semua perkara itu dapat ditanggungnya didalam Tuhan yang memberikan kekuatan kepadanya. (Filipi 4:12-13)
Namun persoalannya pada zaman sekarang ini adalah mengapa masih tetap ada banyak orang yang percaya kepada Tuhan dan yang sudah mengetahui tentang kebenaran ini ; namun mereka ternyata masih tetap dipenuhi/dikuasai oleh rasa ketakutan dan kekuatiran, jika menghadapi masalah belum terpenuhinya keperluan hidup mereka sehari-hari ?
Kalau saat ini, masih ada diantara kita umatNya/hambaNya yang berkata: “Tuhan, bukankah aku sudah melayani Engkau, sudah terlibat banyak hal dalam pelayanan, sudah melakukan perpuluhan, berusaha hidup benar & hidup dalam kesucian ; tetapi mengapa saya mengalami kekurangan/kelaparan yang seperti ini…..? Maka sesungguhnya mereka itu sama saja sedang berkata kepada Tuhan : "Aku tidak percaya kepadaMu. Kalau Engkau ada, kenapa aku anakMu dibiarkan kelaparan begini" ?
Sekarang yang penting bagi kita adalah melakukan bagian kita dengan baik dan benar dihadapan Tuhan ; maka selanjutnya kita tidaklah perlu takut, bimbang atau berkecil hati, ketika menghadapi kekurangan, kesulitan atau penderitaan. Sebab Tuhan sedang mengizinkan kita mengalami proses pertumbuhan iman. Ingatlah akan contoh/kisah Yusuf, anak Yakub. Dia dijual menjadi budak oleh saudara-saudaranya sendiri. Kemudian setelah dia menderita sekian waktu lamanya, diapun akhirnya diangkat oleh Tuhan melalui Firaun untuk menjadi Perdana Menteri Mesir. (Kejadian pasal 37 sampai 41)
Jadi semua pencobaan yang terjadi, atau kesulitan, penderitaan, krisis yang kita alami dalam hidup kita, semuanya adalah persoalan yang biasa-biasa saja, dan tidak akan melebihi kekuatan kita. Pada waktu kita dicobai, kesulitan atau mengalami krisis, maka Tuhan pasti akan memberikan kepada kita jalan keluarnya pada waktunya. (1 Korintus 10:13)
Kalau saat ini kita sedang mengalami kesulitan, masalah keperluan/kebutuhan yang belum terpenuhi ; maka sikap yang terbaik adalah jalani saja semuanya dengan penuh iman & berharap kepada Tuhan bahwa segala sesuatunya akan menjadi beres & indah pada waktunya. (Pengkhotbah 3:11) Sebab Tuhan pasti akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya.
Doa kami :
Tuhan Yesus, terima kasih atas firmanMu pada hari ini, yang mengingatkan kami untuk tidak kuatir dan takut dalam menjalani hidup ini. Amin.