“. . . Aku berkata kepadamu : sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Matius 18:3)
Hati seorang anak kecil polos & apa adanya, sehingga tidak tinggi hati & juga tidak minder ; dia juga tidak lama menyimpan dendam atau kebencian ; dia mudah melupakan kesalahan temannya & tidak mengingat lagi atas kesalahan temannya itu ; dan seorang anak kecil sebenarnya juga lugu & terbuka yaitu tidak suka berbohong, kecuali kalau diajari oleh orang tuanya atau teman-teman pergaulannya.
Seorang anak kecil mudah melupakan kesalahan temannya dan berdamai dengannya ataupun sebaliknya.
Misalnya : Jika ada seorang anak sudah berkelahi dengan temannya, maka hal itu hanya bersifat sementara/sebentar saja. Sebab tidak lama kemudian, dia berkata kepada temannya itu, atau sebaliknya temannya yang berkata kepada temannya : “Ayo, main yo”. Artinya, dia & temannya itu cepat untuk berbaikan lagi, saling memaafkan dan tidak mendendam lagi.
Inilah pola hidup yang diinginkan Yesus bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Sehingga janganlah heran, kalau Yesus memakai "anak kecil" sebagai contoh ketika Ia berbicara mengenai pertobatan kepada para pendengarNya.
Saat murid-muridNya memperdebatkan siapa yang akan terbesar dalam kerajaan Sorga, lalu Yesus mengambil seorang anak kecil meletakan dia ditengah-tengah mereka dan berkata: " Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini , maka kamu tidak akan masuk dalam Kerajaan Sorga". Itu berarti bahwa hati anak kecil itu polos & apa adanya, lugu dan tidak menyimpan dendam/sakit hati dan lain-lain.
Kalau kita mencermati lebih lanjut tentang kelebihan dari seorang anak kecil, maka kita akan menemukan beberapa kelebihan yang sangat luar biasa. Misalnya: Mencintai tanpa syarat, jujur, terbuka, penuh energi, tidak curiga, ingin tahu ketika menerima hal-hal baru, senang belajar, berjiwa petualangan, berani mencoba hal yang baru dan tidak mudah putus asa.
Melalui sifat dan kebaikan anak kecil yang dicontohkan Tuhan Yesus diatas, apakah sekarang kita sudah memiliki karakter yang seperti itu? Apakah kita masih terus menyimpan dendam dan kebencian ? apakah kita masih suka berprasangka buruk dan berhati culas/curang dalam hidup kita ? Apakah kita mudah mengampuni dan berdamai dengan musuh kita ? apakah kita masih sudah bisa menguasai diri , bersikap rendah hati dan sabar ? Kalau jawaban kita : "Ya" berarti pertobatan kita benar.
Pada suatu saat ada orang bertanya : Apakah kepercayaan saya sudah benar, apakah pertobatan saya sudah benar….? Jawabannya adalah kita benar percaya kepada Tuhan Yesus dan memiliki pertobatan yang benar, jikalau apa yang dituntut firman Tuhan sudah tercermin melalui perbuatan kita sehari-hari. Misalnya : Kita tidak mudah kuatir ; kita tidak mudah putus asa dalam menghadapi pencobaan yang sulit ; kita hidup kudus dalam pikiran, perkataan, perasaan, keinginan dan perbuatan ; hidup kita saling mengasihi,saling mendoakan dan saling memaafkan/mengampuni ; kita tidak pelit/kikir dan penuh belas kasihan, hidup kita jujur dan benar sesuai firman Tuhan dan lain-lain.
Satu hal yang perlu kita perhatikan adalah bahwa Allah tidak menuntut sesuatu yang mustahil untuk kita lakukan meskipun kadang-kadang terasa sangat sulit untuk dipenuhi, melainkan Ia hanya menginginkan bagaimana kita mengasihiNya dengan tulus & setia.
Doa kami :
Tuhan, terima kasih atas firmanMu hari ini yang mengingatkan kami untuk memiliki hati yang tulus, mudah mengampuni. Amin.