"Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar , supaya kita jangan hanyut dibawa arus." (Ibrani 2:1)
Ada seorang gadis Amerika, seorang aktivis gereja yang memiliki suara yang bagus, merdu & enak didengar. Karena suaranya yang bagus & merdu, maka dia sering diundang untuk menyanyi dalam berbagai-bagai kegiatan & ibadah di gereja-gereja. Namun sayangnya, pada saat yang sama, dia juga mulai tertarik & sangat membanggakan bukan hanya kegiatannya menyanyi di gereja, tetapi juga di acara-acara sekuler.
Dan karena saking seringnya diundang pada acara-acara besar yang bersifat duniawi, maka lama kelamaan dia tidak tertarik lagi pada kegiatan menyanyi di gereja untuk melayani Tuhan, melainkan dia lebih memilih untuk menjadi seorang penyanyi sekuler dan menjadi terkenal. Dia telah berbalik arah dari kegiatan menyanyi & melayani Tuhan, sekarang dia lebih tertarik pada kegiatan menyanyi di panggung sekuler. Sebab dengan menjadi penyanyi sekuler, dia mendapat honor uang yang jauh lebih besar di panggung sekuler, daripada kegiatan menyanyi di gereja-gereja. Dia telah hanyut dibawa arus duniawi, yaitu menjadi penyanyi sekuler terkenal dan memperoleh banyak uang.
Ketika ditanya, mengapa demikian ? Dia tidak mau mengakui alasan yang sebenarnya, tetapi dia hanya mengatakan bahwa oleh sebab terbatasnya waktu, maka dia terpaksa harus memilih kegiatan salah satunya.
Sungguh sangat ironis bahwa setelah dia menjadi populer, menjadi pujian dan idola puluhan juta orang diseluruh dunia dan memiliki segala-galanya ; namun akibat kepopulernya itu dia melupakan manisnya cinta Tuhan. Dia hanyut dibawa arus duniawi yang memabukkan dan terlena dengan gemerlapnya dunia. Dan akhirnya di usianya yang masih relatip muda, dia meninggal secara menyedihkan, sedang menikmati minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Inilah realita kehidupan, sebab kecenderungan kedagingan manusia adalah ingin menjadi lebih baik, lebih makmur hidupnya, terkenal & banyak uang, ingin meniru, ingin mencoba, ingin merasakan ; meskipun cara itu bisa berdampak positip namun bisa juga negatip jikalau kita tidak bisa mengendalikan diri.
Bukan lagi rahasia bahwa pada umumnya manusia ini sangat mudah terbawa oleh arus duniawi terutama oleh godaan “harta, takhta, dan seks”.
Oleh hikmat Tuhan, nabi Musa menyadari akan hal itu, sehingga menjelang kematiannya, dia banyak menasehati dan mengingatkan bangsa Israel, agar mereka jangan lupa kepada Allah, melainkan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya dan berpegang pada perintah, ketetapan, dan peraturanNya dengan setia. (Ulangan 30:15-20)
Apakah mereka setia ? Ternyata mereka hanyut terbawa arus dunia yang memabukan dan melupakan Tuhan.
Nah, mengapa orang bisa terhanyut melupakan Tuhan ?
Alasannya banyak, misalnya karena mereka mengabaikan firman Tuhan, meninggalkan ibadah/persekutuan, dan lebih memilih mencintai dunia ini daripada kehidupan kekal di surga (Markus 8:36).
Itulah sebabnya firman Tuhan mengingatkan kita, agar kita tidak lupa kepada Tuhan, melainkan tetap tunduk & setia hidup sesuai firmanNya, dan tidak menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang begitu besar daripada Tuhan, disepanjang hidup kita.
Iman kita berada pada saat-saat yang rawan yaitu melupakan/meninggalkan Tuhan, bukan ketika hidup kita berada dalam kekurangan, tertekan atau menderita, tetapi ketika hidup kita berkelimpahan, disanjung, dihormati dan dipuji-puji orang.
Sekali lagi, janganlah kita mau hanyut terbawa arus duniawi!
Doa kami :
Ya Bapa yang maha kudus dalam Yesus Kristus, janganlah masukkan kami kedalam pencobaan & godaan dunia yang menjauhkan kami daripadaMu! Amin.