"Lalu Ia mengajar mereka, kataNya: Bukankah ada tertulis: RumahKu
akan disebut rumah doa bagi segala bangsa ? Tetapi kamu ini telah menjadikannya
sarang penyamun !" (Markus 11:17)
Judul perikop diatas adalah Yesus menyucikan bait Allah. Maka tema
renungan kita hari ini adalah Hakekat Kesucian. Kita baca dalam Injil Markus
pasal 11:15-17), ada sebuah peristiwa yang terjadi ketika suatu kali Yesus
masuk ke Yerusalem. Seperti biasanya Dia masuk kedalam bait Allah untuk
mengajar disana. Tetapi ada sesuatu yang tidak biasa Yesus kerjakan di bait
Allah, yaitu membongkar dan membersihkan halaman bait Allah, kemudian dengan
cemeti Ia membalikkan meja dan bangku para penukar uang dan pedagang, Ia tidak
memperbolehkan orang-orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah,
dan berkata: rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa, tetapi kamu
telah menjadikannya sarang penyamun.
Jika mendengar istilah "bait Allah" dan membahasnya, maka
sebenarnya sekarang kita sedang berbicara tentang tubuh kita sendiri. (1
Korintus 3:16-17 dan 1 Korintus 6:19) Kesucian/kekudusan adalah sesuatu yang
mutlak harus dimiliki oleh orang kristen, sebab tanpa kekudusan/kesucian, maka
tidak ada seorang pun yang dapat melihat Tuhan. (Ibrani 12:14) Apa yang dapat kita pelajari melalui
tema diatas ?
Pertama. Kesucian adalah
status dari orang yang percaya kepada Tuhan. (1 Korintus 1:2) Hal ini adalah
hal yang sangat mendasar dari kehidupan kekristenan kita. Pada saat kita
percaya, menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan, Allah dan Juruselamat kita, maka
yang terjadi dalam hidup kita adalah kita mengalami perubahan status yaitu
semula orang berdosa, maka sekarang menjadi orang kudus, orang yang diampuni
dosanya, dibenarkan dan didamaikan dengan Allah.
Kedua. Kesucian adalah berkat bagi orang percaya. (2 Korintus 3:16-18)
Berkat terbesar bagi orang percaya adalah ketika Allah memindahkan kita dari
kegelapan masuk kedalam terangNya yang ajaib. (1 Petrus 2:9)
"Kegelapan" menggambarkan tentang suatu keadaan yang penuh dosa dan kejahatan,
sedangkan "terang" menggambarkan tentang suatu keadaan yang suci dan
bersih dari dosa/kejahatan. Ketika kita sudah dipindahkan dari kegelapan kepada
terangNya yang ajaib, maka kita semua akan mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan
muka yang terang bercahaya, tidak berselubung.
Ketiga. Kesucian adalah tuntutan sikap dari orang percaya, yaitu
sangkal diri dan pikul salib dan ikut Tuhan. (Matius 16:24) Bila seseorang
hidup dalam kesucian/kekudusan, maka berarti dia tetap berusaha memperjuangkan
terjadinya kesucian dalam dirinya dengan selalu menjaga dirinya terhadap
hal-hal yang jahat. Rintangannya adalah ketika kita berkehendak dan mau
menyucikan diri, maka resikonya adalah kita kehilangan teman. Misalnya
sebelumnya kita sering kumpul-kumpul bersama teman-teman, berpesta pora dan
bersenang-senang bersama mereka. Karena kita ingin menyucikan hidup kita, maka
kita tidak ikut acara pesta pora lagi. Lalu apa akan yang terjadi ? Kita akan
kehilangan teman-teman tersebut.
Sederhananya adalah "hidup suci" adalah kesiapan hati kita
untuk berkata : "tidak" pada dosa... Amin!
Apabila kita ternyata pada suatu saat nanti dalam berusaha hidup dalam
kekudusan ternyata kita masih jatuh dalam dosa, maka solusinya adalah:
"segera menyesal dan mengakui dosa kita dihadapan Tuhan, bertobat lalu
minta ampun kepadaNya, maka Tuhan, Allah yang setia dan adil akan mengampuni
segala dosa kita dan menyucikan kita dari kejahatan. (1 Yohanes 1:9) Dengan
demikian kita menjadi benar dan kudus lagi dihadapan Allah.
Doa kami:
Tuhan Yesus, hanya dengan kuasaMu dan pertolonganMu, maka kami dapat
berkata "tidak" pada dosa. Terima kasih Tuhan. Amin