".....Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan". (Wahyu 2:10)
Suatu saat ada seorang Pendeta bertanya kepada salah seorang peserta
katekisasi: "Dimana saat paling sulit mengikut Yesus, saat hidup susah atau
saat berkelimpahan ?" Salah seorang peserta menjawab: "Disaat hidup
berkelimpahan". Lho, kenapa ? tanya Pendeta itu. Sebab kalau saat
seseorang susah, sakit, maka dia rajin mencari Tuhan dan sering berdoa, bahkan
sampai mengeluarkan air mata. Tetapi kalau seseorang hidup senang dan menikmati
banyak berkat, maka dia lupa ke gereja dan tidak ada waktu bagi Tuhan, dengan
alasan sibuk mengurus bisnis ini dan itu, kata peserta katekisasi itu.
Terlepas hal diatas benar atau salah, sekarang kita berbicara tentang
kesetiaan. Untuk mencari orang yang baik hati tidaklah sulit, tetapi sulit
sekali untuk bisa menemukan orang yang setia. (Amsal 20:6) Kesetiaan adalah
suatu sikap hati yang tidak pernah berubah, tidak mudah untuk tergoyahkan. Dan
kesetiaan itu tidaklah sesaat, tetapi perlu dibina terus menerus baik dalam
hubungan suami-istri, dalam persahabatan, dalam pekerjaan dll, maupun dalam
kesetiaan kita kepada Tuhan. Untuk itu Yesus telah memberikan contoh bagi kita,
agar setiap orang percaya kepadaNya juga memiliki kesetiaan seperti yang
dicontohkanNya kepada kita. (Filipi 2:5-10)
Kesetiaan yang dituntut Tuhan bukanlah kesetiaan yang sifatnya sesaat
saja, tetapi kesetiaan yang seperti Yesus miliki, yaitu setia sampai mati.
Sekarang, dalam hal apa seharusnya kita setia ?
Pertama, Setia menjadi murid/pengikut Yesus. (Yohanes 6:60-67) Kalau
kita membaca nas tersebut diatas, kesetiaan yang dimaksud Yesus adalah tidak
bersungut-sungut, melainkan taat kepada Allah dalam menghadapi semua
penderitaan dan masalah kehidupan. Sebab kesetiaan mengikut Yesus menyangkut
aspek hidup yang selalu percaya dan berserah kepada Yesus. Yaitu percaya
sepenuhnya kepada Tuhan Yesus bahwa apapun yang terjadi dan diizinkan terjadi
dalam hidup kita adalah baik bagi kita dan atas sepengetahuanNya. Supaya dengan
semua hal yang terjadi itu, kita dapat terus dibentuk, dididik, diajar,
dipimpin dan ditolong kita sehingga kita dapat menjadi orang yang sempurna dan
berkenan dihadapan Allah.
Kedua. Setia dalam beribadah kepada Tuhan (Keluaran 23:25) Unsur ini
penting, karena menyangkut pembinaan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Itulah
sebabnya firman Tuhan sudah menegaskan kepada kita supaya "Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang sudah mendekat". (Ibrani 10:25)
Tetapi realitanya menunjukan bahwa meskipun itu adalah firman Tuhan, ternyata
masih tetap saja ada banyak orang yang tidak mau beribadah bersama-sama di
gereja, meskipun hanya perlu waktu sekitar dua jam dalam seminggu kepada Tuhan,
dengan alasan yang macam-macam!
Ketiga. Setia dalam melayani Tuhan. (2 Timotius 4:6-8) Memang betul ada
saja kesulitan, tantangan dan rintangan dalam hidup ini, tetapi ingatlah bahwa
pada saat seperti itu, Tuhan tetap menghendaki agar kesetiaan kita sebagai
pegikutNya, jangan sampai berubah. Jangan sampai semangat kita jadi kendor,
hanya oleh karena perubahan keadaan kita secara lahiriah. Misalnya, usaha kita
tidak jalan, penghasilan kita yang semakin menurun, problem rumah tangga,
krisis ekonomi, atau tidak tahan menerima ejekan dan tekanan dari berbagai
pihak dan lain-lain. Janganlah semua hal itu sampai membuat kita mundur dalam
melayani Tuhan, dan meninggalkan Tuhan yang kita percayai. Sebab kita ini
adalah budakNya/hambaNya Tuhan yang tentunya berkewajiban untuk terus
melayaniNya.
Kita dapat melayani Tuhan antara lain dengan memberitakan Injil Yesus
Kristus, menjadikan bangsa-bangsa jadi murid Tuhan, memberi tumpangan, melawat
orang sakit dll. (Markus 16:15 dan Matius 28:19 dan Matius 25:40) Selain itu
kita juga harus terus mendisplinkan diri kita selama hidup di dunia ini untuk
dapat menjadi pengikut Tuhan yang setia, yang tidak menyimpang kekanan kekiri
dengan bertanya kepada peramal, membaca horoskop atau mengikuti allah lain;
menjadi suami/istri yang setia tidak berkhianat atau ingkar janji; menjadi
sahabat yang setia; menjadi pekerja yang setia dan lain lain.
Dengan mempunyai sikap hati yang setia seperti demikian kepada Tuhan
seumur hidup kita, maka Tuhan pasti akan menggenapi janjiNya yaitu memberikan
kepada kita mahkota kehidupan.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami supaya dapat tetap setia mengikut dan
melayani Engkau seumur hidup kami.