"Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap
aku ? Sampai tujuh kali ? Yesus berkata kepadanya: Bukan! Aku berkata kepadamu
: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali".
(Matius 18:18-21-22)
Kita seringkali membuat batasan untuk mengampuni orang yang bersalah
kepada kita, seperti yang dinyatakan oleh rasul Petrus diatas. Ada juga orang
yang berkata: Ya, saya berikan kesempatan kepadamu cukup 3x, dan kalau tidak
mau dengar juga, maka tidak ada maaf bagimu!
Tetapi perkataan Tuhan Yesus diatas dapat diterjemahkan bahwa
pengampunan itu adalah tanpa batas. Lagi, lagi orang yang berkata: Ya, mana
mungkin saya bisa seperti itu? Nah, persoalannya disitu. Mana mungkin...mana
mungkin.....mana mungkin! Kalau menghadapi sesuatu itu dengan kedagingan, ya
tidak mungkin, tetapi kalau kita mengaku sudah ada Yesus dihati, berarti pasti
bisa sebab Yesusnya-lah yang akan memampukan kita melakukan itu. (Galatia 2: 20
dan Filipi 4:13)
Melalui nas tersebut diatas ada beberapa hal yang menjadi berkat bagi
kita.
Pertama. Pengampunan yang dikehendaki Tuhan adalah pengampunan yang
keluar dari hati yang tulus dan sifatnya tidak terbatas. Janganlah kita pernah
berkata: Ya, kalau kesalahannya kecil sih, saya dapat memaafkannya, tetapi
kalau besar, sampai mati-pun saya tidak dapat mengampuninya. Nah, kalau
demikian halnya, maka yang berdosa bukan saja, dia, tetapi kita juga, sebab
artinya kita melanggar/tidak melakukan firman Tuhan.
Kita belajar daripada Yesus yang sedang mengalami penderitaan dan
perbuatan orang yang membuatNya disalib, ketka itu Ia berkata: Bapa, ampunilah
mereka ... Kita tidak lebih besar daripada Yesus, oleh karena itu belajarlah
untuk mengampuni orang lain.
Kedua. Pengampunan yang dikehendaki Tuhan adalah pengampunan yang
bersifat total, menyeluruh, tanpa syarat. Saya pernah mendengar orang berkata:
Saya bersedia mengampunimu, tetapi mulai sekarang saya tidak mau melihat
wajahmu lagi. Ini adalah suatu contoh dari pengampunan bersyarat. Atau misalnya
seseorang berkata: Saya sudah memaafkan dia, tapi saya tidak mau lagi
dekat-dekat padanya, saya harus jaga jarak. Itu juga adalah pengampunan yang
bersyarat. Sebab seyogyanya pengampuan itu adalah identik dengan dipulihkan.
Pemulihan adalah kembali pada keadaan semula, baikan seperti semula, iya,
bukan? Kalau kita tidak mau omong-omongan lagi, tidak mau dekat lagi, bagaimana
kita bisa melakukan firman Tuhan yang berkata: Mintalah berkat bagi orang yang
mengutuk kamu; berdoalah bagi orang-orang yang mencaci kamu". (Lukas 6:28)
Inilah yang sulit kita lakukan jikalau kita hanya berkata dengan mulut: Saya
memafkan, tapi saya tidak mau omong-omongan lagi, tidak mau bergaul dekat lagi,
dan tidak mau melihat wajahmu lagi.
Ketiga. Pengampunan yang dikehendaki Allah adalah pengampunan yang kita
terima dari Tuhan. Maksudnya: Kesalahan kita akan diampuni Tuhan, jikalau kita
juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita. (Markus 11:2526) Karena dengan
penghakiman yang kita pakai untuk menghakimi, kita akan dihakimi dan ukuran
yang kita pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepada kita. (Matius 7:2) Dengan
demikian doa-doa kita tidak akan terhalang oleh dosa dan kesalahan kita.
Doa kami :
Tuhan Yesus, kami mohon ampun jikalau selama ini, kami sering
mengampuni dengan bersyarat. Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.