"......tetapi Tuhan menopang orang-orang benar". (Mazmur 37:17)
Setiap orang hidup sebenarnya mempunyai "tongkat". Yang
dimaksud dengan "tongkat" disini adalah "penopang atau
penuntun" hidup kita. Bisa saja tongkat itu berupa uang, kedudukan atau
orang. Suami yang mencari nafkah misalnya adalah tongkat bagi si istri dan
anak-anaknya. Anak-anak yang sudah besar yang mencari nafkah adalah tongkat
bagi orang tuanya yang sudah tidak mampu bekerja lagi dan hidup dari pemberian
anak-anaknya.
Kalau tongkat itu hilang, maka kita tidak rela, sedih dan bingung,
langit rasanya runtuh, kita tidak punya penopang, tidak punya penuntun lagi,
kehilangan arah tujuan hidup, tidak tahu mesti berbuat apa dan tidak punya
pengharapan lagi?
Begitu juga halnya dengan murid-murid Yesus, mereka tidak rela, sedih,
bingung, tanpa arah tujuan hidup, tidak tahu harus berbuat apa dan putus
pengharapan, ketika mereka harus kehilangan Yesus. Tetapi apa kata Yesus ?
Ia berkata dalam kitab Yohanes 16:6-7: .... Aku mengatakan hal itu kepadamu,
sebab itu hatimu berduka-cita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu. Jadi Yesus ingin menekankan dan
mengajarkan sesuatu kepada kita bahwa kesulitan apapun boleh saja terjadi,
tetapi hal itu bisa menciptakan suatu peluang yang berguna bagi kita.
Yang penting, bukanlah kita menangisinya terus, tetapi adalah bagaimana
caranya melanjutkan kehidupan ini, baik dengan bantuan tongkat atau tanpa
tongkat kita. Sebab tongkat kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus
Kristus adalah Tuhan sendiri.
Berikut ini ada suatu kisah nyata yang benar-benar terjadi. Ada seorang
pemuda kristen, yang sederhana, lalu dia menikah dan diberkati secara kristen
dengan seorang janda dengan satu anak. Mereka hidup sederhana, karena pekerjaan
pemuda tersebut hanya sebagai montir suatu perusahaan service mesin tik.
Pada zaman tahun 70-an, hampir semua kantor-kantor Pemerintah dan
Swasta memakai mesin tik manual yang
perlu di-service dan dibersihkan setiap bulan sekali. Mereka hidup rukun dan
hampir setiap tahun istrinya melahirkan anak sampai jumlahnya 5 orang. Jadi
total dengan anak tirinya, maka semua anaknya berjumlah 6 orang.
Suatu hari, tiba-tiba si pemuda, tukang service mesin tik itu,
menderita sakit perut yang hebat, sampai berguling-guling. Kemudian dia dibawa
kerumah sakit dan dokter mendiagnosenya bahwa dia menderita sakit usus buntu
akut. Segera dilakukan tindakan operasi, tapi nyawanya tidak tertolong.
Nah, bagaimana dengan nasib dan kehidupan si istri dengan 6 orang
anak-anaknya yang masih kecil-kecil itu ? Si istripun, sayangnya tidak bisa
atau tidak pandai bekerja atau berdagang, padahal 6 orang anak-anaknya tersebut
harus makan, minum dan bersekolah dll ? Namun rupanya ternyata Tuhan kirimkan
seorang penolong untuk menopang hidup mereka yaitu adik istrinya. Dia adalah
seorang pemuda yang tinggal di Bandung, tidak menikah, tetapi sudah bekerja
dipabrik tekstil. Walaupun adiknya itu tidak kaya, tetapi dia bersedia
mengambil-alih tanggung-jawab dan membiayai semua biaya kehidupan kakaknya yang
malang itu dan membiayai semua ongkos hidup dan uang sekolah ke-6 anak
tersebut.
Dua puluh lima tahun kemudian, 6 orang anak tersebut sudah menjadi
besar dan dewasa. Oleh karena mereka hidupnya prihatin sejak kecil, maka mereka
sudah terbiasa rajin belajar, tolong menolong, rukun, hidupnya tidak boros dan
tidak macam-macam.
Setelah mereka lulus sekolah, ada beberapa diantara 6 orang anak
tersebut yang lulus menjadi sarjana. Mereka semuanya mereka bekerja, menikah
dan semuanya menjadi orang yang berhasil. Dan si janda miskin itu yang sekarang
berumur 85 th, masih hidup sehat, berbahagia dengan 6 orang anak-anaknya dan
mantu-mantunya serta cucu-cucunya.
Ternyata Tuhan Allah menggenapi firmanNya tersebut dalam nas diatas
bagi anak-anakNya, yaitu Ia menopang hidup janda dan ke 6 orang anaknya yang
masih kecil itu, menyelamatkan hidup mereka dan menolong mereka dari kesesakkan
akibat ditinggal mati oleh suaminya. Tuhan melindungi mereka dari tangan orang
fasik, maupun dari maut dan sakit penyakit atau kelaparan. (Mamzur 37:39-40)
Disini kita bisa melihat bahwa betapa kita harus selalu mengandalkan
Tuhan dalam hidup ini, dan janganlah mengandalkan manusia. Sebab manusia itu
serba terbatas: umurnya, kemampuannya, kesehatannya dll. Bisa saja seseorang
yang tadinya kaya raya, sehat dan menjadi andalan hidup kita; tiba-tiba dia jatuh sakit dan menjadi miskin
dan lain sebagainya. Sehingga orang itu tidak bisa dijadikan penopang dan
penuntun kita lagi.
Doa kami:
Tuhan Allah Bapa dalam nama Yesus Kristus, tolonglah kami dan
mampukanlah kami untuk dapat selalu percaya kepadaMu dan hanya mengandalkan
Engkau saja. Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.