"Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk
memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang telah mereka perbuat". (1 Korintus 10:6)
Kehidupan kita didunia ini, sampai nanti kembali ke rumah Allah Bapa di
sorga, ibaratnya seperti perjalanan bangsa Israel dahulu. Yaitu ketika mereka
keluar di penjajahan Mesir, melewati padang gurun selama 40 tahun, sebelum
mereka tiba di tanah perjanjian yang diberikan Allah yaitu suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya, suatu negeri yang subur dan makmur. (Ulangan
26:5-9)
Dalam menjalani kehidupan ini kalau kita mau jujur, maka setiap kita
ini pasti pernah melakukan kesalahan, apakah itu sifatnya fatal atau bersifat
sederhana.
Namun demikian ada sebuah kata-kata bijak mengatakan: "Kesalahan
bukanlah untuk ditiru". Kesalahan-kesalahan ini adalah suatu pembelajaran
penting bagi kita, supaya tidak jatuh pada kesalahan yang sama seperti yang
telah dilakukan oleh bangsa Israel.
Firman Tuhan dalam nas tersebut diatas mengingatkan, supaya kita
belajar dari contoh-contoh kesalahan bangsa Israel, yang membuat mereka tidak
berkenan kepada Allah dan menerima hukuman Tuhan. Dimana generasi pertama
bangsa Isrel yang keluar dari Mesir tidak melihat atau mencapai tanah perjanjian
dan mereka binasa selama di perjalanan di padang gurun; kecuali 2 orang yaitu
Kaleb dan Yoshua yang tetap mengikut Tuhan, Allah dengan sepenuh hati. Meskipun
harus menghadapi bangsa Kanaan yang kuat dan besar, tetapi mereka tidak tawar
hati atau takut, sebab mereka teguh percaya kepada Tuhan bahwa semua yang
dijanjikanNya itu pastilah benar dan akan terjadi dan tidak ada yang gagal.
Kalau kita mencemati nas tersebut diatas secara keseluruhan, maka
kesahan-kesalahan fatal yang dilakukan bangsa Israel adalah sebagai berikut:
Pertama, "Mereka menyembah berhala". (1 Korintus 10:7) Ini
adalah sebuah sikap/perbuatan yang sangat dibenci oleh Tuhan. Sampai-sampai
Allah mencantumkan hal ini dalam kesepuluh hukum Taurat yang berbunyi:
"jangan ada padamu allah lain dihadapanKu" (Keluaran 20:3) Bangsa
Israel telah melihat dengan mata kepala mereka sendiri, semua perbuatan Allah
yang besar, dahsyat dan ajaib dalam perjalan mereka. Namun mereka tetap saja
menyembah patung berhala atau allah lain. Mungkin saat ini kita tidak menyembah
Patung lembu emas, tetapi seringkali kita lebih mengandalkan hal-hal diluar
Tuhan. Misalnya ketika menghadapi suatu masalah yang sulit, kita cenderung
mengandalkan kepandaian, kekayaan dan kekuatan kita sendiri, tanpa melibatkan Allah;
atau ketika kita tidak sabar menanti jawaban dari Tuhan atas doa-doa kita, maka
kita pergi bertanya kepada peramal atau dukun dll.
Apa kesalahan yang dilakukan bangsa Israel yang kedua ? Mereka
melakukan Percabulan (1 Korintu 10:8). Mungkin semua orang kristen tahu bahwa
Allah sangat membenci percabulan yang dlakukan secara rohani yaitu menyembah
allah lain ataupun yang dilakukan secara jasmani yaitu berbuat zinah dan cabul
dengan orang yang bukan pasangannya, istrinya, suaminya atau dengan dirinya sendiri
dengan melihat film/situs porno sambil berimaginasi sex dll.
Sangat disayangkan bahwa akhir-akhir ini diseluruh belahan dunia,
fenomena melakukan hubungan sex diluar pernikahan, sudah dianggap biasa. Ini
adalah suatu kerusakan moral dan bermuara pada kehancuran rumah tangga atau
kehancuran moral anak-anak muda. Dan akibatnya timbul banyak korban, antara
lain terkena berbagai jenis penyakit kelamin yang baru dan belum ada obatnya,
punya anak diluar penikahan, perceraian, bunuh diri, aborsi dll.
Keselahan mereka yang ketiga adalah "mencobai Tuhan". (1
Korintus 10:9)
Mereka tidak percaya dan melawan Allah dengan berkata melalui Musa
utusanNya: Mengapa mesti pergi jauh-jauh melalui padang gurun, menderita tidak
ada makanan dan minuman, kecuali roti Mana yang hambar ? (Bilangan 21:5-6)
Tuhan membutuhkan kepercayaan yang teguh dari kita dalam memasuki rencanaNya.
Kesalahan mereka yang terakhir adalah "Sikap
bersungut-sungut". (1 Korintus 10:10) Ini yang selalu terjadi dalam
perjalanan bangsa Israel. Demikian juga
halnya dengan kita, ketika kita iri, tidak puas dan bersungut-sungut kepada
putusan Tuhan. misalnya: Kenapa Tuhan memilih orang itu sebagai utusanNya,
bukannya saya, lalu kita protes kepada Tuhan ! (Bilangan 16:1-50) Padahal
putusan Tuhan adalah yang terbaik, karena Tuhan adalah Allah yang menyelidiki
hati, mengerti segala niat dan cita-cita seseorang. (1 Tawarikh 28:9 dan
Yeremia 17:10)
Contoh-contoh ini adalah suatu peringatan, bagi kita yang sudah merasa
teguh dalam Tuhan, supaya kita jangan jatuh imannya, akibat melakukan kesalahan
yang mirip dengan bangsa Israel itu.
Doa kami:
Ampunilah kami ya Tuhan Yesus, atas segala pelanggaran yang telah kami
perbuat dihadapanMu. Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.