"Berilah, dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, digoncangkan dan yang tumpah keluar akan dicurahkan kedalam
ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan
kepadamu". (Lukas 6:38)
Tema pembahasan kita pada hari ini adalah perihal 'memberi' .
Kebiasaan yang harus dipupuk adalah kebiasaan "memberi".
Supaya dengan demikian kita tidak menjadi orang yang kikir atau pelit. Orang
yang pelit atau kirkir pada dasarnya, mereka cinta uang. Mereka sangat
mendewakan uang, lebih daripada yang lain. Padahal sebenarnya itu adalah akar
segala kejahatan. Kikir atau pelit sangatlah berbeda dengan hemat. Orang yang
pelit/kikir, kalau sudah dapat uang, dia tidak mau/tidak rela berbagi dengan
orang lain, bahkan untuk dirinya dan keluarganya saja, dia sangat pelit/sulit
mengeluarkan uang untuk makan, minum, jajan, jalan-jalan yang layak dengan
pemasukkannya dll. Orang pelit/kikir sangat terikat pada harta dunia, padahal
nanti kalau dia mati, tidak ada satu peserpun dari hartanya yang bisa dibawanya
ke akhirat.
Namun sebaliknya orang yang hemat, kalau dapat uang, dia mau dan rela
berbagi dengan keluarganya dan sesamanya, dia mau mengeluarkan uang untuk makan
minum, jajan, jalan-jalan untuk dirinya dan keluarganya. Mungkin tidak yang
mahal dan tidak mewah restorannya, tetapi enak, layak dan demi menyenangkan
keluarganya dan sesamanya. Jikalau masih ada uang lebih, maka akan ditabungnya
atau dipersembahkan bagi Tuhan.
Dengan terbiasa memberi, maka kita akan merasa lebih kaya dan diberkati
secara rohani dan jasmani. Sebab kita akan lebih mampu menuruti karakter
seperti Tuhan Allah Bapa kita yang murah hati, berkelimpahan dalam berbagai
kebajikkan, kemurahan dan kebaikkan yaitu Allah yang menerbitkan matahari bagi
orang jahat dan orang baik, dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang
tidak benar. (Matius 5:45)
Salah satu rumusnya dalam hal "memberi" adalah kita
memberikan berdasarkan dari apa yang ada pada kita atau yang kita memiliki dan
bukan berdasarkan dari apa yang tidak ada pada kita atau yang tidak kita
miliki. (2 Korintus 8:12) Jadi bukannya seperti pahlawan dalam cerita Robin
Hood, yang tidak memiliki apa-apa, kemudian dia merampok harta orang kaya
terlebih dahulu, barusan dia membagi-bagikan hasil rampokkannya itu, untuk orang-orang
miskin. Itu namanya tidak adil dan sok jadi pahlawan, tapi pahlawan yang salah
kaprah.
Selain itu pemberian kita itu harus dilakukan dengan hati yang rela,
tulus iklhas dan suka-cita, bukan dengan sedih, terpaksa atau dengan
bersungut-sungut. Jika kita mmberi dengan sukacita dan rela. maka kita akan
dikasihi Allah.(2 Korintus 9:7)
Untuk dapat menikmati janji Tuhan tersebut dalam nas diatas, maka
ternyata kita harus memberi terlebih dahulu, sebelum diberi imbalannya dengan
melimpah oleh Tuhan. Dan sesuai dengan nas diatas, janganlah kita memberi
dengan pelit/kikir melainkan berilah dengan rela, sukacita dan dengan segenap
kemampuan kita. Contohnya
ada dalam kisah persembahan janda miskin dan orang-orang kaya di bait Allah.
Ternyata Tuhan katakan bahwa dihadapan Allah persembahan janda miskin yang
hanya dua peser itu adalah jauh lebih banyak, daripada semua persembahan
orang-orang kaya yang memberikan uangnya kedalam peti persembahan. Sebab mereka
memberi dari kelebihan mereka, sedangkan janda miskin itu memberi dari
kekurangannya, bahkan dari seluruh nafkahnya. (Markus 12:41-44)
"Memberi" dengan ukuran yang demikian, akan membuat kita menerima
imbalan dari Tuhan dengan ukuran yang berlipat ganda daripada apa yang kita
berikan. Yang memberi/menabur banyak akan menerima/menuai banyak, atau
sebaliknya. (2 Korintus 9:6)
Tapi ingatlah bahwa jikalau kita
diberi banyak, maka kita juga akan dituntut lebih banyak oleh Tuhan. (Lukas
12:48) Kita bertanggung jawab lebih besar daripada yang diberikan lebih sedikit.
Apa saja yang bisa kita berikan ? Bukan terbatas pada materi atau uang
saja, tetapi banyak ragam yang bisa berikan, antara lain: Keramah tamahan,
sopan santun terhadap sesama. Membantu dan turut peduli akan orang yang sedang
kesusahan/menderita, memberi perlakuan yang adil terhadap karyawan/bawahan
jikalau kita pengusaha/atasan, mengunjungi dan mendoakan orang sakit. melayat
kerumah duka jika ada kenalan/kerabat kita yang meninggal. Perhatian dan kasih
juga sangat diperlukan, sebab dalam zaman modern ini, sebagai akibat sifat
egois manusia yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri daripada
kepentingan orang lain, maka timbullah semacam penyalit/kelaparan akan
"perhatian dan kasih".
Kesempatan memberi sesuatu kepada sesama, ternyata ada banyak sekali
macamnya, kalau kita mau membuka hati. Silahkan mulai membiasakan dengan
"memberi" !
Doa kami :
Tuhan Yesus, ubahkanlah hati kami supaya jangan jadi orang yang
pelit/kikir dan egois, melainkan menjadi orang yang rela dan mudah memberi.
Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.