"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digocang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan kedalam
ribaanmu. .......". (Lukas 6:38)
Banyak orang kalau berbicara tentang "memberi", wajahnya
langsung berubah, karena mereka berpendapat bahwa "Dengan memberi, maka
apa yang ada padanya akan berkurang". Demikian juga ada yang berkata: Ya,
beri saya dulu dong, nanti barusan saya akan beri kamu.
Tetapi kalau kita membaca ayat firman Tuhan dalam nas terebut diatas,
ternyata malah sebaliknya dikatakan "Beri dulu, maka barusan kamu akan
diberi. Hal inilah yang membuat banyak orang jadi antipati, kalau mendengar
khotbah perihal "memberi".
Tuhan kita itu adalah Tuhan yang mau memberkati setiap anak-anakNya.
Firman Tuhan katakan: Dia datang untuk memberi hidup dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan. (Yohanes 10:10) Jadi ditegaskan disini bahwa Tuhan sangat
mau memberkati setiap umatNya dengan berlimpah-limpah. Dan Dia akan lebih
senang lagi, jikalau berkatNya yang sudah diberikan kepada kita itu,
selanjutnya kita berbagi berkat kepada mereka yang miskin, terlantar dan
membutuhkannya. Tetapi sayangnya masih ada banyak sekali orang yang hanya mau
bertambah-tambah apa yang ada padanya, tetapi mereka tidak mau berbagi-bagi
terhadap sesama. Ini persoalannya! Mengapa hal ini terjadi ?
Pertama adalah Karena ada sebagian orang yang bersikap memberi dari
kelebihannya, dan bukan dari kekurangannya. Bukankah sering kita berpikir
"Ah, uangku kan hanya pas-pasan, itupun hanya cukup untuk keluargaku saja,
jadi nanti aja deh. kalau ada berkat lebih, barusan saya berikan/bagikan kepada
orang lain.
Saya ingin tanya "Apakah ada manusia didunia ini yang berkata:
Uang saya sudah berlebihan atau uang saya sudah cukup, jadi tidak perlu diberi
uang lagi ?" Mungkin tidak ada!
Orang yang kaya yang banyak duit sekalipun, kebanyakan mengaku tidak
punya cukup uang atau uang yang dimilikinya hanya sedikit dan masih kurang.
Apalagi orang yang penghasilannya rendah, bahkan yang tidak punya pekerjaan,
mungkin mereka akan berkata Uang saya hanya tinggal segini-gininya dan tidak
ada sisanya lagi, bagaimana mungkin saya bisa memberi untuk orang lain ?
Dengan berkata: Kalau ada berkat lebih saya mau memberi, itu berarti
kita memberi dari kelebihan kita.
Namun bagaimana kalau kita baca kisah seorang janda miskin dalam Markus
12:41-44, dan janda di Sarfat dalam 1 Raja 17:7-16 ? Ternyata kedua orang
miskin ini, memberi dari segala kekurangannya bahkan dari seluruh hidupnya.
Meskipun uang yang ada pada mereka hanya sedikit sekali, dan tidak punya
apa-apa lagi selain uang itu, tetapi mereka percaya dan taat kepada Tuhan, dan
mereka berani memberi semua uang yang ada padanya itu untuk menolong orang yang
membutuhkan.
Kedua. Karena masih ada banyak orang yang mempunyai pemahaman yang
dangkal dalam hal "memberi". Artinya mereka tidak tahu bahwa memberi
adalah jalan untuk diberkati Tuhan.
Kebanyakan kita hanya ingin supaya diberkati, tetapi seringkali kita
buta akan jalan untuk memperolehnya. Pada ayat firman Tuhan dalam nas diatas
dengan sangat jelas dikatakan "Berilah maka kamu akan diberi".
Jadi, perlu kita sadari bahwa ada saatnya Allah memberi berkat kepada
kita, dan ada saatnya pula kita memberi kepadaNya dengan jalan memberi berkat
kepada orang-orang miskin, hina, terlantar atau orang-orang yang memerlukan
bantuan. (Matius 25:40)
Bukan karena Allah kita miskin, tetapi supaya kita diberkati Tuhan
sebagai saluran berkatNya bagi sesama, atau dengan pengertian yang lain, Ia
ingin supaya kita menjadi bendaharaNya yang baik dan setia !
Doa kami :
Ya, Bapa dalam Yesus Kristus, sekarang kami sadar bahwa disaat kami
memberi, maka itu adalah saat kami menerima. Amin.

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.