"Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, akau telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa".
(Lukas 15;18-19)
Tema kita hari ini kita adalah membahas perihal "berbuat suatu
kesalahan".
Semua orang pasti suatu saat pernah berbuat kesalahan. Baik dalam
pekerjaannya, dalam mengambil keputusan, dalam pikirannya, maupun dalam
ucapan-ucapannya dll.
Parahnya adalah kalau kita sudah menganggap suatu kesalahan yang kita
perbuat adalah suatu kesalahan "kecil", dan oleh karenanya kita bisa
dengan mudah mengabaikan dan melupakannya. Tetapi masalahnya adalah bahwa
kesalahan kecil tersebut bisa terus menerus kita lakukan dan menjadi suatu
kebiasaan. Dimana selanjutnya kita tidak merasa bersalah lagi dengan melakukan
perbuatan salah seperti itu. Padahal yang namanya kesalahan, walaupun
"kecil", pada suatu saat akan berdampak negatip terhadap hidup kita
dan terutama pertumbuhan rohani kita .
Contohnya: Ketika kita ditelpon oleh seseorang yang tidak diinginkan,
maka dengan mudah kita katakan kepada anak kita atau pembantu kita:
"Bilang saja, ayah/saya sedang pergi atau tidak ada di tempat" !
Padahal mungkin maksudnya orang yang menelpon kita tersebut adalah untuk
membicarakan sesuatu proyek bisnis yang sangat menguntungkan kita, atau ada
sesuatu hal yang urgent/penting yang perlu kita ketahui. Jadi pada suatu saat
ternyata "kesalahan-kesalahan kecil" kita itu, akan dapat berdampak
menjadi suatu penyesalan yang besar bagi kita,
Oleh karena itu marilah kita belajar dalam Alkitab, bagaimana
seharusnya kita bersikap, jikalau kita berbuat kesalahan.
Dalam nas diatas yang terambil dari kitab Lukas 15:11-24 dikisahkan
mengenai Anak Yang Hilang yaitu kisah seorang anak yang telah berbuat
kesalahan. Dia telah meminta pembagian harta warisan dari orang tuanya, padahal
ayahnya masih hidup. Kemudian harta warisan itu dipakainya untuk hidup
berfoya-foya. Dan akhirnya singkat kata, hidupnya melarat, sampai-sampai untuk
mengisi perutnya yang kelaparan, dia terpaksa memakan makanan ampas untuk babi. Dia sadar dan
sangat menyesal akan kesalahannya itu, kemudian akhirnya dia memutuskan untuk
kembali kerumah ayahnya, mengakui kesalahannya, minta ampun dan bersedia bekerja
sebagai salah seorang upahan ayahnya. Dan untung saja, dia diterima kembali
dengan baik oleh ayahnya yang sangat mengasihinya. Bagi ayahnya, anak itu
adalah anak yang telah hilang, dan sekarang didapatnya kembali. (Lukas 15:24)
Jadi sikap kita kalau berbuat kesalahan, terutama terhadap Tuhan, maka
haruslah kita:
1. Cepat menyadari kesalahan yang kita perbuat.
2. Mengakui kesalahan, datang kepada Tuhan dan minta pengampunanNya,
maka Tuhan, Allah Maha Pengasih, setia, adil dan pengampun, Ia akan mengampuni
kita dan tidak pernah menolak seberapa besarpun kesalahan kita atau seberapa
sering kita berbuat salah. (1 Yohanes 1:9)
3. Bangkit dari kesalahan kita dan tidak berbuat kesalahan yang sama
lagi, sehingga terjadi pembaharuan dalam hidup kita.
Dalam hidup ini, tanpa disadari kita telah banyak berbuat kesalahan
yaitu kesalahan "yang kecil", maupun "yang besar" terhadap
Allah maupun terhadap manusia. Oleh karena itu demikian juga sebaliknya,
jikalau ada orang yang berbuat kesalahan terhadap kita, maka sudah
sepatutnyalah kita pun mengampuni kesalahan mereka, seperti Tuhan juga
mengampuni kesalahan kita. Janganlah kita bersikap seperti kakaknya yang sulung
yaitu dia marah dan iri terhadap adiknya yang telah memboroskan harta ayahnya
itu dan kakaknya itu tidak mau mengampuni kesalahan adiknya yang telah sadar,
menyesal, bertobat dan minta ampun itu. (Lukas 16:28-30)
Doa kami:
Tuhan Yesus, berilah kami hati yang pengasih, penyayang dan pengasih
dan panjang sabar sepertiMu, sehingga kamipun dapat mengampuni mereka yang
bersalah kepada kami. Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.