"Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: Jangan pandang parasnya
atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat
manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi TUHAN
melihat hati". (1 Samule 16:7)
Biasanya kalau kita baru bertemu seseorang yang pertama-tama kita lihat
adalah "penampilannya, raut muknya, pakaiannya, matanya, postur tubuhnya,
warna kulitnya, gaya bicaranya, dll". Jikalau kita melihat apa yang
didepan mata, lalu menilainya, maka sesungguhnya kita belum mengenal orang itu.
Apabila kita mau sungguh-sunggguh mengenal seseorang, maka kita harus melihat
perbuatannya terlebih dahulu. Barusan kita dapat mengetahui apakah orang itu
benar-benar bersih, murni/tulus dan jujur kelakuannya atau tidak ? (Amsal
20:11)
Lagi-lagi manusia menghadapi kesulitan ketika mereka ingin mengetahui
rahasia/isi hati seseorang. Oleh karena itu, kita sbg manusia, haruslah
mengakui keterbatasan kita, jika dibanding dengan Allah.
Nas tersebut diatas ditulis perihal pengalaman nabi Samuel yang kedua
kali dalam menunaikan tuganya memilih dan mengurapi kandidat raja Israel. (1
Samuel 16:1-13) Sebelumnya Samuel telah mengurapi Saul yang tampan dan tinggi
perawakannya, yang pada awalnya sepertinya seorang hamba Tuhan yang rendah hati
dan taat, tetapi ternyata dalam menjalankan pemerintahannya Saul gagal untuk
taat kepada Tuhan. Akibatnya dia mendapat penolakan dari Tuhan, sehingga dia
harus lengser dari jabatannya sebagai raja, sebelum habis masa jabatannya. Dan
kali Ini Allah mengutus Samuel kerumah Isai di Betlehem untuk mengurapi salah
seorang anaknya untuk menjadi raja pengganti Saul.
Kalau kita mencermati kitab 1 Samuel 16:7, maka kelihatannya Samuel
terkesan dengan penampilan Elia dan dia berkesimpulan bahwa orang seperti
inilah yang pas untuk menjadi raja. Tetapi Allah memberitahukannya bahwa Ia
lebih mengutamakan kualitas batin yaitu hati seseorang. Bagi Allah, penampilan
itu penting, tetapi bukanlah merupakan unsur yang paling utama dalam
pemilihanNya. Allah melihat sesuatu dalam diri Daud yang tidak dapat dilihat
oleh manusia yaitu hati yang tulus percaya, taat dan setia. Itulah sebabnya
Allah menyuruh Samuel untuk mengurapi Daud.
Lalu kita lihat apa yang terjadi setelah Daud diurapi, yaitu "Roh
TUHAN" berkuasa atasnya. Pelajaran penting bagi kita adalah bahwa Allah
selalu menggunakan hati yang tulus percaya dan taat dalam memajukan kerajaanNya
dimuka bumi ini. Tuhan selalu memakai mereka yang punya hati tulus, serta hati
yang mengasihi Dia......Apakah kita juga termasuk salah satu orangNya...?
Oleh tuntunan Allah, Samuel bertindak benar dalam hal memilih Daud
untuk menjadi raja Israel, yaitu seorang pribadi yang benar-benar tulus hati,
percaya dan sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Dua pelajaran penting bagi kita melalui renungan hari ini. Pandanglah
sesuatu dengan cara pandang Allah dan milikilah hati yang mengasihi Tuhan
yaitu: hati yang tulus, setia dan taat kepada Allah.
Doa kami:
Tuhan Yesus, berilah kami kemampuan untuk dapat menjaga hati kami,
supaya selalu bersih dan layak dihadapanMu. Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.