".......... manusia itu ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi". (Ibrani 9:27)Suatu ketika ada seorang anak kecil bertanya kepada ayahnya: Bapa, ceritakanlah kepadaku tentang kematian. Kemudian ayahnya menjawab: Kematian adalah suatu rencana Tuhan bagi kita semua, seperti kamu seharian bermain-main, kemudian tibalah malam dan kamu tertidur dikursi ayah yang besar. Setelah itu ayah mencium dan meraihmu dalam pelukan, kemudian ayah meletakanmu perlahan-lahan ditempat tidurmu. Esok harinya sewaktu kamu bangun tidur, kamu telah berada dikamar yang telah ayah persiapkan untukmu. Nah, kematian adalah kira-kira seperti itu.
Tema renungan kita hari ini adalah Bagaimanakah sikap kita sebagai pengikut Tuhan, ketika misalnya ada anggota keluarga, saudara, teman, kerabat kita yang mati ?
Dari firman Tuhan dalam nas diatas, dapat kita ketahui bahwa pada waktunya, semua manusia akan mati dan hanya akan mati satu kali saja. Sebab kalau seandainya kita harus mati berkali-kali, apalagi kalau tidak ada kepastian sampai berapa kali kita akan mati, maka bisa repot dan bingung kita jadinya nanti.
Selain itu dalam prosesi penguburan juga sering dikhotbahkan bahwa tubuh manusia asalnya adalah dari debu kembali dan akan kembali menjadi debu tanah seperti semula, sedangkan roh manusia yang berasal dari hembusan nafas hidup dari Allah, maka rohnya akan kembali kepada Allah. (Kejadian 2:7 dan Kejadian 3:19 dan Pengkotbah 12:7)
Apabila ada seorang anggota keluarga, saudara, teman atau kerabat kita dan lain-lain yang mati, kita boleh-boleh saja bersedih atau berduka-cita, sebab hal itu adalah sesuatu yang wajar. Manusia akan bersedih apabila ada perpisahan atau sebaliknya akan bergembira apabila bertemu. Tetapi dalam hal ini, Alkitab katakan supaya Janganlah kita sampai terlalu bersedih hati/berduka cita seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan. Sebab setiap manusia siapapun juga, pada waktunya, semuanya akan mati, lalu dikubur/dibakar dan jasadnya akan kembali menjadi debu-tanah, sedangkan rohnya akan kembali kepada Allah.
Dan jikalau kita percaya bahwa Yesus sudah mati dan sudah bangkit dari antara orang mati, maka kita juga harus percaya bahwa orang-orang yang telah meninggal dalam Yesus, akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Yesus Kristus. (1 Tesalonika 4:13-14)
Juga demikian juga halnya dengan kita nanti, kalau kita mati nanti; kita pasti akan dikumpulkan Allah bersama Kristus, dan bertemu lagi dengan mereka yang telah meninggal terlebih dulu daripada kita.
Hanya saja ada satu hal yang perlu kita perhatikan yaitu bahwa kita semua "mati-nya harus dalam Yesus Kristus". Janganlah mati diluar Yesus Kristus yaitu antara lain mati dalam kesedihan, mati dalam bunuh diri, mati dalam iman percaya kepada allah/illah yang lain.
Misalnya: Ketika ada seorang anggota keluarga, sahabat, kerabat dekat kita mati dalam Yesus. Setelah selesai didoakan dan dikuburkan, ternyata kita masih terus saja bersedih, sampai kita jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Kemudian di rumah sakit, kita juga masih saja terus bersedih, sehingga diri kita menjadi lemah, stress dan depresi, dan karena tidak terhiburkan akhirnya kita mati, akibat terlampau bersedih. Maka kematian kita itu namanya bukanlah mati dalam Yesus Kristus, melainkan mati dalam kesedihan kita sendiri
Untuk itu marilah kita minta penghiburan dari Roh Kudus, mintalah kekuatanNya dan kasihNya. Janganlah takut akan menderita kekurangan, kesepian, kekuatiran dan lain-lain, tapi serahkanlah semua kesedihan kita, kesepian dan kekuatiran kita itu kepada Tuhan, maka Allah dalam Yesus Kristus pasti akan memelihara kita dan Tuhan tidak akan pernah membiarkan "hidup kita/iman kita" goyah. (Mazmur 55:23 dan 1 Petrus 5:7)
Doa kami:
Tuhan Yesus, ingatkanlah, kuatkanlah dan hiburkanlah kami supaya kami jangan sampai terlalu bersedih seperti orang yang tidak punya pengharapan, ketika ada orang yang kita kasihi meninggal dunia. Amin
Tema renungan kita hari ini adalah Bagaimanakah sikap kita sebagai pengikut Tuhan, ketika misalnya ada anggota keluarga, saudara, teman, kerabat kita yang mati ?
Dari firman Tuhan dalam nas diatas, dapat kita ketahui bahwa pada waktunya, semua manusia akan mati dan hanya akan mati satu kali saja. Sebab kalau seandainya kita harus mati berkali-kali, apalagi kalau tidak ada kepastian sampai berapa kali kita akan mati, maka bisa repot dan bingung kita jadinya nanti.
Selain itu dalam prosesi penguburan juga sering dikhotbahkan bahwa tubuh manusia asalnya adalah dari debu kembali dan akan kembali menjadi debu tanah seperti semula, sedangkan roh manusia yang berasal dari hembusan nafas hidup dari Allah, maka rohnya akan kembali kepada Allah. (Kejadian 2:7 dan Kejadian 3:19 dan Pengkotbah 12:7)
Apabila ada seorang anggota keluarga, saudara, teman atau kerabat kita dan lain-lain yang mati, kita boleh-boleh saja bersedih atau berduka-cita, sebab hal itu adalah sesuatu yang wajar. Manusia akan bersedih apabila ada perpisahan atau sebaliknya akan bergembira apabila bertemu. Tetapi dalam hal ini, Alkitab katakan supaya Janganlah kita sampai terlalu bersedih hati/berduka cita seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan. Sebab setiap manusia siapapun juga, pada waktunya, semuanya akan mati, lalu dikubur/dibakar dan jasadnya akan kembali menjadi debu-tanah, sedangkan rohnya akan kembali kepada Allah.
Dan jikalau kita percaya bahwa Yesus sudah mati dan sudah bangkit dari antara orang mati, maka kita juga harus percaya bahwa orang-orang yang telah meninggal dalam Yesus, akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Yesus Kristus. (1 Tesalonika 4:13-14)
Juga demikian juga halnya dengan kita nanti, kalau kita mati nanti; kita pasti akan dikumpulkan Allah bersama Kristus, dan bertemu lagi dengan mereka yang telah meninggal terlebih dulu daripada kita.
Hanya saja ada satu hal yang perlu kita perhatikan yaitu bahwa kita semua "mati-nya harus dalam Yesus Kristus". Janganlah mati diluar Yesus Kristus yaitu antara lain mati dalam kesedihan, mati dalam bunuh diri, mati dalam iman percaya kepada allah/illah yang lain.
Misalnya: Ketika ada seorang anggota keluarga, sahabat, kerabat dekat kita mati dalam Yesus. Setelah selesai didoakan dan dikuburkan, ternyata kita masih terus saja bersedih, sampai kita jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Kemudian di rumah sakit, kita juga masih saja terus bersedih, sehingga diri kita menjadi lemah, stress dan depresi, dan karena tidak terhiburkan akhirnya kita mati, akibat terlampau bersedih. Maka kematian kita itu namanya bukanlah mati dalam Yesus Kristus, melainkan mati dalam kesedihan kita sendiri
Untuk itu marilah kita minta penghiburan dari Roh Kudus, mintalah kekuatanNya dan kasihNya. Janganlah takut akan menderita kekurangan, kesepian, kekuatiran dan lain-lain, tapi serahkanlah semua kesedihan kita, kesepian dan kekuatiran kita itu kepada Tuhan, maka Allah dalam Yesus Kristus pasti akan memelihara kita dan Tuhan tidak akan pernah membiarkan "hidup kita/iman kita" goyah. (Mazmur 55:23 dan 1 Petrus 5:7)
Doa kami:
Tuhan Yesus, ingatkanlah, kuatkanlah dan hiburkanlah kami supaya kami jangan sampai terlalu bersedih seperti orang yang tidak punya pengharapan, ketika ada orang yang kita kasihi meninggal dunia. Amin
Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.