"Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan". (Efesus 4:28)
Suatu saat ada beberapa orang anak kecil yang saling membicarakan tentang cita-cita mereka nanti setelah mereka dewasa.
Si A menngatakan bahwa cita-citanya jadi Dokter, Si B cita-citanya menjadi Polisi, si C menjadi Anggota pemadam kebakaran, dan si D menjadi seorang Pengusaha, dan lain-lain. Tetapi salah seorang diantara anak-anak itu, yaitu si E, dia tidak menyebutkan profesi seperti anak-anak lainnya. Ketika gilirannya bicara, dia berkata bahwa nanti setelah saya dewasa, saya ingin menjadi "seorang Dermawan". Sebab menurutnya, orang yang Dermawan adalah orang-orang yang banyak duitnya.
Pemahaman dari sang anak yang bercita-cita ingin menjadi orang yang Dermawan, sebab mereka itu adalah orang-orang yang banyak duitnya, adalah tidak sepenuhnya benar. Mengapa ?
Orang yang dermawan adalah seorang yang mengasihi, berbelas kasihan dan memikirkan kepentingan/kebutuhan sesamanya. Orang yang kaya dan banyak uang, tidaklah secara otomatis membuatnya menjadi seorang yang dermawan. Sebab dalam kenyataannya ada banyak orang miskin yang dermawan, mengasihi, berbelas kasihan dan memperhatikan kepentingan/kebutuhan sesamanya; terlepas dari kemampuan keuangan mereka yang terbatas. Namun ternyata mereka itu justru lebih dermawan daripada orang-orang kaya yang banyak uang dan hartanya, tetapi kikir/pelit. Orang-orang kaya itu memberi dengan tidak rela dan tulus atau hanya memberi sebagian kecil saja dari kelebihan hartanya.
Meskipun uang yang disumbangkan orang-orang kaya itu, mungkin jumlahnya jauh lebih besar daripada yang diberikan oleh orang-orang yang miskin yang dermawan, tetapi Tuhan katakan dalam "Kisah seorang janda miskin yang memberi persembahan/sumbangan", bahwa janda miskin itu adalah orang yang dermawan, sebab ia memberi persembahan/sumbangannya dengan suka rela dan tulus dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya. (Lukas 21:1-4)
Melalui nas diatas rasul Paulus menjelaskan tentang pola hidup yang berkenan kepada Tuhan. Judul prikop dalam nas tersebut diatas adalah "Manusia baru".
Nah, sikap hidup "Manusia baru" adalah belajar menjadi orang-orang yang suka memberi dan menolong. Rasul Paulus mendorong orang-orang yang percaya kepada Tuhan, agar mereka peka terhadap kekurangan/kebutuhan orang lain. Sesuai dengan nas diatas dikatakan bahwa Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Pemberian seperti inilah yang membawa suka cita bagi si pemberi, si penerima dan berkenan kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, marilah kita mulai sekarang mengoreksi diri kita tentang firman Tuhan hari ini. Apakah kita peka terhadap orang yang berkekurangan dan membutuhkan, terutama dimulai dari anggota keluarga kita, saudara kita, orang-orang yang disekitar kita, teman kita satu sekolah/sekantor/sepelayanan atau pegawai kita di perusahaan, dan lain-lain ?
Ataukah kita memang sering memberi, tetapi apakah kita memberi bantuan/sumbangan itu dengan tulus, tanpa pamrih dan gembira atas dasar ingin menolong dan berbelas kasihan ? ataukah kita memberi sesuatu dengan suatu maksud tertentu yang tersembunyi bagi keuntungan kita sendiri kelak ? ataukah kita memberi sesuatu, oleh karena kita tidak butuh lagi dengan barang itu atau hanya sebagian kecil saja daripada uang dan harta kita ? ataukah kita memberi dengan ogah-ogahan karena terpaksa? ataukah kita memberi, oleh karena memang kita mengasihi, berbelas-kasihan dan ingin menolong mereka yang kekurangan dan membutuhkan ?
Pesan firman Tuhan bagi kita hari ini "Hendaklah kita menjadi seorang dermawan yang bermotivasi mengasihi, berbelas-kasihan dan rela menolong/membantu sesama yang membutuhkan dan kekurangan; terlepas dari berapa besar jumlah uang kita beri atau dari berapa besarnya penghasilan kita atau dari sukses atau tidaknya pekerjaan dan usaha kita!
Doa kami:
Bapa dalam nama Yesus Kristus, ubahlah hati kami agar menjadi seperti hatiMu, supaya kami dapat mengasihi sesama, seperti Engkau mengasihi mereka. Amin
Si A menngatakan bahwa cita-citanya jadi Dokter, Si B cita-citanya menjadi Polisi, si C menjadi Anggota pemadam kebakaran, dan si D menjadi seorang Pengusaha, dan lain-lain. Tetapi salah seorang diantara anak-anak itu, yaitu si E, dia tidak menyebutkan profesi seperti anak-anak lainnya. Ketika gilirannya bicara, dia berkata bahwa nanti setelah saya dewasa, saya ingin menjadi "seorang Dermawan". Sebab menurutnya, orang yang Dermawan adalah orang-orang yang banyak duitnya.
Pemahaman dari sang anak yang bercita-cita ingin menjadi orang yang Dermawan, sebab mereka itu adalah orang-orang yang banyak duitnya, adalah tidak sepenuhnya benar. Mengapa ?
Orang yang dermawan adalah seorang yang mengasihi, berbelas kasihan dan memikirkan kepentingan/kebutuhan sesamanya. Orang yang kaya dan banyak uang, tidaklah secara otomatis membuatnya menjadi seorang yang dermawan. Sebab dalam kenyataannya ada banyak orang miskin yang dermawan, mengasihi, berbelas kasihan dan memperhatikan kepentingan/kebutuhan sesamanya; terlepas dari kemampuan keuangan mereka yang terbatas. Namun ternyata mereka itu justru lebih dermawan daripada orang-orang kaya yang banyak uang dan hartanya, tetapi kikir/pelit. Orang-orang kaya itu memberi dengan tidak rela dan tulus atau hanya memberi sebagian kecil saja dari kelebihan hartanya.
Meskipun uang yang disumbangkan orang-orang kaya itu, mungkin jumlahnya jauh lebih besar daripada yang diberikan oleh orang-orang yang miskin yang dermawan, tetapi Tuhan katakan dalam "Kisah seorang janda miskin yang memberi persembahan/sumbangan", bahwa janda miskin itu adalah orang yang dermawan, sebab ia memberi persembahan/sumbangannya dengan suka rela dan tulus dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya. (Lukas 21:1-4)
Melalui nas diatas rasul Paulus menjelaskan tentang pola hidup yang berkenan kepada Tuhan. Judul prikop dalam nas tersebut diatas adalah "Manusia baru".
Nah, sikap hidup "Manusia baru" adalah belajar menjadi orang-orang yang suka memberi dan menolong. Rasul Paulus mendorong orang-orang yang percaya kepada Tuhan, agar mereka peka terhadap kekurangan/kebutuhan orang lain. Sesuai dengan nas diatas dikatakan bahwa Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Pemberian seperti inilah yang membawa suka cita bagi si pemberi, si penerima dan berkenan kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, marilah kita mulai sekarang mengoreksi diri kita tentang firman Tuhan hari ini. Apakah kita peka terhadap orang yang berkekurangan dan membutuhkan, terutama dimulai dari anggota keluarga kita, saudara kita, orang-orang yang disekitar kita, teman kita satu sekolah/sekantor/sepelayanan atau pegawai kita di perusahaan, dan lain-lain ?
Ataukah kita memang sering memberi, tetapi apakah kita memberi bantuan/sumbangan itu dengan tulus, tanpa pamrih dan gembira atas dasar ingin menolong dan berbelas kasihan ? ataukah kita memberi sesuatu dengan suatu maksud tertentu yang tersembunyi bagi keuntungan kita sendiri kelak ? ataukah kita memberi sesuatu, oleh karena kita tidak butuh lagi dengan barang itu atau hanya sebagian kecil saja daripada uang dan harta kita ? ataukah kita memberi dengan ogah-ogahan karena terpaksa? ataukah kita memberi, oleh karena memang kita mengasihi, berbelas-kasihan dan ingin menolong mereka yang kekurangan dan membutuhkan ?
Pesan firman Tuhan bagi kita hari ini "Hendaklah kita menjadi seorang dermawan yang bermotivasi mengasihi, berbelas-kasihan dan rela menolong/membantu sesama yang membutuhkan dan kekurangan; terlepas dari berapa besar jumlah uang kita beri atau dari berapa besarnya penghasilan kita atau dari sukses atau tidaknya pekerjaan dan usaha kita!
Doa kami:
Bapa dalam nama Yesus Kristus, ubahlah hati kami agar menjadi seperti hatiMu, supaya kami dapat mengasihi sesama, seperti Engkau mengasihi mereka. Amin