
Tema renungan hari ini adalah Bagaimana kita bisa bersahabat karib dengan Allah ?
Setiap orang tentunya perlu mempunyai sahabat karib dalam hidupnya. Dimana dia dapat curhat, berbagi dan menceritakan perasaannya, kesusahannya, kesenangannya dengan jujur, terbuka dan tanpa malu-malu.
Kalau kita mempunyai sahabat karib dengan satu atau beberapa orang, maka beban kehidupan kita pun akan menjadi lebih ringan.
Sebagai pengikut Kristus Yesus, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung, karena mempunyai Tuhan yang bersedia menjadi sahabat karib kita. Syaratnya adalah "Takut akan Tuhan" (Mazmur 25:14) dan mau "melakukan perintah-perintahNya, yang terutama adalah hidup saling mengasihi seperti Tuhan Yesus telah mengasihi kita". (Yohanes 15:12-13)
Pertama, "takutlah akan Tuhan". Arti daripada "takut akan Tuhan" dalam Alkitab adalah membenci kejahatan, membenci kesombongan, membenci tingkah laku yang jahat, membenci mulut penuh tipu muslihat. (Amsal 8:13)
Kalau "membenci" artinya adalah melihatnya, mendekatinya atau mendengarnya saja sudah "ogah" yaitu "tidak mau", apalagi untuk turut melakukannya, pastilah kita tidak mau.
"Kejahatan" yang dimaksud dalam kitab Amsal 8:13 adalah selain kejahatan terhadap sesama, namun juga kejahatan terhadap Allah. Misalnya kita sering /suka bertanya-tanya atau konsultasi kepada peramal, baca-baca buku horoskop, buku-buku arti mimpi, atau menyembah berhala/patung/allah lain selain Tuhan Yesus. Semuanya itu haruslah kita benci dan membuangnya jauh-jauh dari hidup kita, pikiran kita, kelakuan kita, keinginan kita, perbuatan kita, perkataan kita, imajinasi kita dan lain lain.
"Membenci mulut penuh tipu muslihat" disini maksudnya adalah selain membenci orang-orang yang munafik yang suka bergosip/fitnah dan suka berdusta/berbohong dan menipu sesamanya dengan perkataannya dan lain-lain, tetapi kita sendiri juga harus selalu berlaku dan berkata-kata jujur, tidak munafik, tidak bergosip/fitnah, tidak menipu dan lain-lain.
"Tingkah laku yang jahat", misalnya, ketika kita memandang perempuan dan menginginkannya, maka itu artinya kita sudah berzinah dengan perempuan itu dalam hati kita dll.
"Kesombongan", bukan hanya ketika kita bersikap atau berkata-kata sombong saja, bahkan juga ketika kita menganggap enteng/memandang hina seseorang dalam hati kita dan melihatnya dengan sebelah mata; itu juga sebenarnya kita sudah berlaku sombong.
Kedua, "lakukanlah perintah Tuhan yaitu hidup saling mengasihi seperti Tuhan telah mengasihi kita".
Misalnya, apabila kita mempunyai harta duniawi dan melihat saudara kita kekurangan, tetapi menutup pintu hati kita terhadap saudara kita itu, maka sebenarnya kasih Allah tidak ada dalam diri kita (1 Yohanes 3:17); atau jikalau didepannya kita bersikap mengasihi saudara kita, padahal dalam hati sebenarnya kita menyimpan perasaan benci/dendam kepadanya, maka firman Tuhan katakan kita adalah pembunuh manusia dan kita masih berada dalam maut. (1 Yohanes 3:14-15)
Selain itu, pertemuan dan komunikasi dengan sahabat karib juga harus dilakukan sesering mungkin, jadi tidaklah cukup kalau hanya seminggu sekali bertemu Tuhan di gereja; melainkan setiap hari siang dan malam, kita harus selalu berdoa, membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan. (Mazmur 1:2 dan 1 Tesalonika 5:17)
Adalah Brother Lawrence, seorang juru masak dari sebuah biara di Perancis pada abad ke-17, dalam bukunya "Practicing the presence of God", ia membagi pengalamannya bergaul karib dengan Allah. Menurut Brother Lawrence jikalau kita berdoa, maka itu artinya adalah kita sedang berbicara kepada Allah.
Kalau kita membaca Alkitab, bermeditasi dan merenungkan firman Allah, maka itu artinya adalah Allah sedang berbicara kepada kita. Dengan melakukan keduanya setiap hari, secara terus menerus, maka terjadilah dialog antara kita dengan Allah, kita bisa mengenal isi hatiNya dan juga sebaliknya. Kita dapat curhat kepadaNya dengan bebas, dengan demikian kita dapat menjadi sahabat karibNya yaitu seperti Abraham. Dan Tuhan juga memberitahukan kepada kita tentang segala sesuatu yang telah didengarNya dari Allah Bapa. (Yakobus 2:23 dan Yohanes 15:15)
Doa kami:
Tuhan Yesus, berikanlah kami roh takut akan Tuhan dan penuhilah kami dengan kasihMu, supaya bisa hidup rukun, saling mengasihi, saling mengampuni saling memaafkan, sehingga kami dapat menjadi sahabatMu. Amin
Setiap orang tentunya perlu mempunyai sahabat karib dalam hidupnya. Dimana dia dapat curhat, berbagi dan menceritakan perasaannya, kesusahannya, kesenangannya dengan jujur, terbuka dan tanpa malu-malu.
Kalau kita mempunyai sahabat karib dengan satu atau beberapa orang, maka beban kehidupan kita pun akan menjadi lebih ringan.
Sebagai pengikut Kristus Yesus, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung, karena mempunyai Tuhan yang bersedia menjadi sahabat karib kita. Syaratnya adalah "Takut akan Tuhan" (Mazmur 25:14) dan mau "melakukan perintah-perintahNya, yang terutama adalah hidup saling mengasihi seperti Tuhan Yesus telah mengasihi kita". (Yohanes 15:12-13)
Pertama, "takutlah akan Tuhan". Arti daripada "takut akan Tuhan" dalam Alkitab adalah membenci kejahatan, membenci kesombongan, membenci tingkah laku yang jahat, membenci mulut penuh tipu muslihat. (Amsal 8:13)
Kalau "membenci" artinya adalah melihatnya, mendekatinya atau mendengarnya saja sudah "ogah" yaitu "tidak mau", apalagi untuk turut melakukannya, pastilah kita tidak mau.
"Kejahatan" yang dimaksud dalam kitab Amsal 8:13 adalah selain kejahatan terhadap sesama, namun juga kejahatan terhadap Allah. Misalnya kita sering /suka bertanya-tanya atau konsultasi kepada peramal, baca-baca buku horoskop, buku-buku arti mimpi, atau menyembah berhala/patung/allah lain selain Tuhan Yesus. Semuanya itu haruslah kita benci dan membuangnya jauh-jauh dari hidup kita, pikiran kita, kelakuan kita, keinginan kita, perbuatan kita, perkataan kita, imajinasi kita dan lain lain.
"Membenci mulut penuh tipu muslihat" disini maksudnya adalah selain membenci orang-orang yang munafik yang suka bergosip/fitnah dan suka berdusta/berbohong dan menipu sesamanya dengan perkataannya dan lain-lain, tetapi kita sendiri juga harus selalu berlaku dan berkata-kata jujur, tidak munafik, tidak bergosip/fitnah, tidak menipu dan lain-lain.
"Tingkah laku yang jahat", misalnya, ketika kita memandang perempuan dan menginginkannya, maka itu artinya kita sudah berzinah dengan perempuan itu dalam hati kita dll.
"Kesombongan", bukan hanya ketika kita bersikap atau berkata-kata sombong saja, bahkan juga ketika kita menganggap enteng/memandang hina seseorang dalam hati kita dan melihatnya dengan sebelah mata; itu juga sebenarnya kita sudah berlaku sombong.
Kedua, "lakukanlah perintah Tuhan yaitu hidup saling mengasihi seperti Tuhan telah mengasihi kita".
Misalnya, apabila kita mempunyai harta duniawi dan melihat saudara kita kekurangan, tetapi menutup pintu hati kita terhadap saudara kita itu, maka sebenarnya kasih Allah tidak ada dalam diri kita (1 Yohanes 3:17); atau jikalau didepannya kita bersikap mengasihi saudara kita, padahal dalam hati sebenarnya kita menyimpan perasaan benci/dendam kepadanya, maka firman Tuhan katakan kita adalah pembunuh manusia dan kita masih berada dalam maut. (1 Yohanes 3:14-15)
Selain itu, pertemuan dan komunikasi dengan sahabat karib juga harus dilakukan sesering mungkin, jadi tidaklah cukup kalau hanya seminggu sekali bertemu Tuhan di gereja; melainkan setiap hari siang dan malam, kita harus selalu berdoa, membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan. (Mazmur 1:2 dan 1 Tesalonika 5:17)
Adalah Brother Lawrence, seorang juru masak dari sebuah biara di Perancis pada abad ke-17, dalam bukunya "Practicing the presence of God", ia membagi pengalamannya bergaul karib dengan Allah. Menurut Brother Lawrence jikalau kita berdoa, maka itu artinya adalah kita sedang berbicara kepada Allah.
Kalau kita membaca Alkitab, bermeditasi dan merenungkan firman Allah, maka itu artinya adalah Allah sedang berbicara kepada kita. Dengan melakukan keduanya setiap hari, secara terus menerus, maka terjadilah dialog antara kita dengan Allah, kita bisa mengenal isi hatiNya dan juga sebaliknya. Kita dapat curhat kepadaNya dengan bebas, dengan demikian kita dapat menjadi sahabat karibNya yaitu seperti Abraham. Dan Tuhan juga memberitahukan kepada kita tentang segala sesuatu yang telah didengarNya dari Allah Bapa. (Yakobus 2:23 dan Yohanes 15:15)
Doa kami:
Tuhan Yesus, berikanlah kami roh takut akan Tuhan dan penuhilah kami dengan kasihMu, supaya bisa hidup rukun, saling mengasihi, saling mengampuni saling memaafkan, sehingga kami dapat menjadi sahabatMu. Amin