
Munculnya stress seringkali diakibatkan oleh beratnya beban hidup yang kita pikul. Disinilahlah perlu pemahaman yang benar dalam menghadapi setiap persoalan yang ada. Dan biasanya ada 2 reaksi orang dalam menghadapi sebuah masalah.
Pertama, imannya mundur; dan kedua, imannya maju/bertumbuh.
Ini tergantung bagaiamana caranya menyingkapi masalah. Mengapa iman seseorang mundur kalau datang masalah ? Karena masalah itu terlalu berat baginya dan menganggap dia satu-satunya yang mengalami demikian. Dan biasanya orang seperti ini memiliki pemahaman bahwa dengan mengikut Yesus, maka hidup ini enak dan aman. Dan dalam waktu yang sama dia lupa bahwa Yesus sebagai pemilik kehidupan juga pernah mengalami masalah berat, sehingga Dia berkata: "Hatiku sangat sedih, mau mati rasanya. (Matius 26:36-46)
Sebaliknya, mengapa iman bertumbuh melalui masalah ? Karena orang itu sanggup memahami hakekat kehidupan; bahwa masalah adalah bagian dari kelangsungan hidup dan sisi lain daripada kehidupan yang berkelimpahan. Ayub mengatakan: apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ?
Musa juga pernah sedih dan berkata: Sudahlah Tuhan, coret saja namaku dari buku kehidupan. Begitu pula Elia dia pernah sedih dan berkata: Tuhan, cabut saja nyawaku.
Tidak sedikit orang yang marah dan kecewa kepada Tuhan, karena menghadapi masalah dan beban hidup yang tidak kunjung henti. Kita berdoa tetapi tidak ada jawaban, kita melakukan ini dan itu, tidak berhasil. Kita sering kecewa melihat antara iman dengan kenyataan dan antara harapan dengan jawaban. Dalam nats diatas, ketika Yunus melihat bahwa kenyataan tidak sesuai dengan harapan, dia marah dan berkata: Jadi, sekarang ya Tuhan cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. Tetapi Tuhan berkata: "Layakkah engkau marah?" (Yunus 4:4)
Mengapa orang dengan mudah marah dan kecewa pada Tuhan ? Karena mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, Karena keinginan daging tidak tercapai, karena merasa diri lebih baik, karena tidak tahu akibat penghakiman, karena merasa diri pantas marah, dan karena pemahaman yang dangkal tentang Allah dan rancanganNya.
Untuk itu, satu-satunya jalan keluar untuk dapat bebas dari kekecewaan adalah: miliki pemahaman yang benar tentang Allah, dan pemahaman yang benar tentang hakekat kehidupan manusia bahwa didunia ini kita tidak pernah terlepas dari masalah dan pergumulan.
Doa kami:
Bapa dalam nama Yesus, ampunilah kami yang kurang mengenalMu dan seringkali tidak mampu memahami rancanganMu dalam realita kehidup ini. Amin
Pertama, imannya mundur; dan kedua, imannya maju/bertumbuh.
Ini tergantung bagaiamana caranya menyingkapi masalah. Mengapa iman seseorang mundur kalau datang masalah ? Karena masalah itu terlalu berat baginya dan menganggap dia satu-satunya yang mengalami demikian. Dan biasanya orang seperti ini memiliki pemahaman bahwa dengan mengikut Yesus, maka hidup ini enak dan aman. Dan dalam waktu yang sama dia lupa bahwa Yesus sebagai pemilik kehidupan juga pernah mengalami masalah berat, sehingga Dia berkata: "Hatiku sangat sedih, mau mati rasanya. (Matius 26:36-46)
Sebaliknya, mengapa iman bertumbuh melalui masalah ? Karena orang itu sanggup memahami hakekat kehidupan; bahwa masalah adalah bagian dari kelangsungan hidup dan sisi lain daripada kehidupan yang berkelimpahan. Ayub mengatakan: apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ?
Musa juga pernah sedih dan berkata: Sudahlah Tuhan, coret saja namaku dari buku kehidupan. Begitu pula Elia dia pernah sedih dan berkata: Tuhan, cabut saja nyawaku.
Tidak sedikit orang yang marah dan kecewa kepada Tuhan, karena menghadapi masalah dan beban hidup yang tidak kunjung henti. Kita berdoa tetapi tidak ada jawaban, kita melakukan ini dan itu, tidak berhasil. Kita sering kecewa melihat antara iman dengan kenyataan dan antara harapan dengan jawaban. Dalam nats diatas, ketika Yunus melihat bahwa kenyataan tidak sesuai dengan harapan, dia marah dan berkata: Jadi, sekarang ya Tuhan cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. Tetapi Tuhan berkata: "Layakkah engkau marah?" (Yunus 4:4)
Mengapa orang dengan mudah marah dan kecewa pada Tuhan ? Karena mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, Karena keinginan daging tidak tercapai, karena merasa diri lebih baik, karena tidak tahu akibat penghakiman, karena merasa diri pantas marah, dan karena pemahaman yang dangkal tentang Allah dan rancanganNya.
Untuk itu, satu-satunya jalan keluar untuk dapat bebas dari kekecewaan adalah: miliki pemahaman yang benar tentang Allah, dan pemahaman yang benar tentang hakekat kehidupan manusia bahwa didunia ini kita tidak pernah terlepas dari masalah dan pergumulan.
Doa kami:
Bapa dalam nama Yesus, ampunilah kami yang kurang mengenalMu dan seringkali tidak mampu memahami rancanganMu dalam realita kehidup ini. Amin