
Dalam nats tersebut diatas dikatakan bahwa menjadi pendengar dan pelaku firman Allah, serta mengasihi adalah tanda pengenal yang membedakan kita sebagai anak Allah atau anak iblis.
Tanda pengenal yang pertama adalah kita harus menjadi pendengar dan pelaku firman Allah. Dalam kitab Lukas 8:21 dijelaskan bahwa kita adalah ibu/saudara-nya Tuhan, kalau kita menjadi pendengar dan pelaku firman Allah.(Lukas 8:21) Sehingga dengan demikian kita juga menjadi anak-anak Allah, sebab Tuhan Yesus adalah Anak Allah. (Lukas 1:31-32)
Kita ketahui bahwa Tuhan Yesus adalah kebenaran.(Yohanes 14:6) Kalau kita malas membaca firman Allah yaitu Tuhan Yesus sendiri ; malas mendengarkan khotbah di gereja, dalam acara persekutuan doa/ibadah/misa ; malas makan firman Allah yaitu tubuh dan darah Kristus dalam komuni/perjamuan kudus, maka sangatlah mustahil bagi kita untuk menjadi pelaku firman Allah. Karena itu janganlah kita menjauhkan diri kita dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, melainkan marilah kita melakukannya dengan semakin giat.
Setelah kita mendengar firman Tuhan, maka praktekkan/lakukanlah itu dalam hidup sehari-hari. Firman Allah katakan dalam kitab Roma 12:17,21: Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan ; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang. Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikkan.
Jadi kalau seandainya anak kita setelah beranjak dewasa dan sukses, ternyata dia melupakan kita dan tidak menghormati kita sebagai orang tuanya, tetaplah kita mengasihi-nya, mengampuni anak kita itu dan memberkatinya supaya hidupnya sehat, sukses dan bahagia. Maka dengan demikian kita akan disebut sebagai anak Allah.
Dan tanda pengenal yang selanjutnya adalah kita harus mengasihi saudara/saudara seiman/tetangga/sahabat dan sesama kita.(adelphos)
Persoalannya adalah bagaimana kita mengasihi dan dalam hal apa ? Yang dimaksud dalam mengasihi disini adalah bukan mengasihi hanya dengan perkataan atau dengan lidah saja, tetapi mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.(1 Yohanes 3:18) Hidup mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran, sangatlah penting dalam kelangsungan kehidupan kekristenan.
Contoh: Dalam berita di koran disebutkan bahwa ada seorang pria tertangkap polisi, karena mencuri. Ketika ditanya polisi kenapa ia mencuri, lalu ia menjawab karena saya perlu uang untuk beri makan istri dan anak-anaknya. Pria ini mengasihi istri dan anak-anaknya, tetapi kasihnya tidak dilakukan dalam kebenaran.
Pria itu memang mengasihi istri dan anak-anaknya yaitu kepentingannya sendiri saja, tetapi dia mengabaikan kepentingan orang lain, yang menjadi korban pencurian-nya. Karena firman Tuhan dengan jelas katakan: Janganlah kamu mencuri. (Ulangan 5:19) dan pencuri tidak dapat bagian dalam Kerajaan Allah.(1 Korintus 6:10) Jadi pria itu tidak mengasihi dalam kebenaran, melainkan mengasihi diluar kebenaran.
Selanjutnya kalau kasih kita hanya dibibir saja yaitu kita tidak mau menolong saudara kita/orang lain yang membutuhkannya, padahal kita mempunyai harta duniawi untuk menolong mereka, maka kita sebenarnya adalah anak iblis dan bukan anak Allah, karena dalam diri kita tidak ada kasih Allah.(1 Yohanes 3:17)
Oleh sebab itu Tuhan Yesus memberikan "perintah baru" kepada murid-muridNya yaitu "supaya kamu saling mengasihi ; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.(Yohanes 13:34) Yaitu saling mengasihi dengan kasih yang kekal, tulus, rela berkorban, tanpa pamrih, sabar menanggung segala sesuatu, murah hati, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak mendendam, tidak pemarah dan sebagainya.(1 Korintus 13:4-7)
Marilah kita menjadi pendengar dan pelaku firman Allah dan saling mengasihi. Janganlah tunggu hari esok untuk melakukannya !
Doa kami:
Bapa dalam nama Yesus Kristus, mampukanlah kami untuk dapat menjadi pendengar dan pelaku firmanMu dan hidup saling mengasihi, sehingga kami dikenal sebagai anak-anakMu. Amin
Tanda pengenal yang pertama adalah kita harus menjadi pendengar dan pelaku firman Allah. Dalam kitab Lukas 8:21 dijelaskan bahwa kita adalah ibu/saudara-nya Tuhan, kalau kita menjadi pendengar dan pelaku firman Allah.(Lukas 8:21) Sehingga dengan demikian kita juga menjadi anak-anak Allah, sebab Tuhan Yesus adalah Anak Allah. (Lukas 1:31-32)
Kita ketahui bahwa Tuhan Yesus adalah kebenaran.(Yohanes 14:6) Kalau kita malas membaca firman Allah yaitu Tuhan Yesus sendiri ; malas mendengarkan khotbah di gereja, dalam acara persekutuan doa/ibadah/misa ; malas makan firman Allah yaitu tubuh dan darah Kristus dalam komuni/perjamuan kudus, maka sangatlah mustahil bagi kita untuk menjadi pelaku firman Allah. Karena itu janganlah kita menjauhkan diri kita dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, melainkan marilah kita melakukannya dengan semakin giat.
Setelah kita mendengar firman Tuhan, maka praktekkan/lakukanlah itu dalam hidup sehari-hari. Firman Allah katakan dalam kitab Roma 12:17,21: Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan ; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang. Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikkan.
Jadi kalau seandainya anak kita setelah beranjak dewasa dan sukses, ternyata dia melupakan kita dan tidak menghormati kita sebagai orang tuanya, tetaplah kita mengasihi-nya, mengampuni anak kita itu dan memberkatinya supaya hidupnya sehat, sukses dan bahagia. Maka dengan demikian kita akan disebut sebagai anak Allah.
Dan tanda pengenal yang selanjutnya adalah kita harus mengasihi saudara/saudara seiman/tetangga/sahabat dan sesama kita.(adelphos)
Persoalannya adalah bagaimana kita mengasihi dan dalam hal apa ? Yang dimaksud dalam mengasihi disini adalah bukan mengasihi hanya dengan perkataan atau dengan lidah saja, tetapi mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.(1 Yohanes 3:18) Hidup mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran, sangatlah penting dalam kelangsungan kehidupan kekristenan.
Contoh: Dalam berita di koran disebutkan bahwa ada seorang pria tertangkap polisi, karena mencuri. Ketika ditanya polisi kenapa ia mencuri, lalu ia menjawab karena saya perlu uang untuk beri makan istri dan anak-anaknya. Pria ini mengasihi istri dan anak-anaknya, tetapi kasihnya tidak dilakukan dalam kebenaran.
Pria itu memang mengasihi istri dan anak-anaknya yaitu kepentingannya sendiri saja, tetapi dia mengabaikan kepentingan orang lain, yang menjadi korban pencurian-nya. Karena firman Tuhan dengan jelas katakan: Janganlah kamu mencuri. (Ulangan 5:19) dan pencuri tidak dapat bagian dalam Kerajaan Allah.(1 Korintus 6:10) Jadi pria itu tidak mengasihi dalam kebenaran, melainkan mengasihi diluar kebenaran.
Selanjutnya kalau kasih kita hanya dibibir saja yaitu kita tidak mau menolong saudara kita/orang lain yang membutuhkannya, padahal kita mempunyai harta duniawi untuk menolong mereka, maka kita sebenarnya adalah anak iblis dan bukan anak Allah, karena dalam diri kita tidak ada kasih Allah.(1 Yohanes 3:17)
Oleh sebab itu Tuhan Yesus memberikan "perintah baru" kepada murid-muridNya yaitu "supaya kamu saling mengasihi ; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.(Yohanes 13:34) Yaitu saling mengasihi dengan kasih yang kekal, tulus, rela berkorban, tanpa pamrih, sabar menanggung segala sesuatu, murah hati, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak mendendam, tidak pemarah dan sebagainya.(1 Korintus 13:4-7)
Marilah kita menjadi pendengar dan pelaku firman Allah dan saling mengasihi. Janganlah tunggu hari esok untuk melakukannya !
Doa kami:
Bapa dalam nama Yesus Kristus, mampukanlah kami untuk dapat menjadi pendengar dan pelaku firmanMu dan hidup saling mengasihi, sehingga kami dikenal sebagai anak-anakMu. Amin
Sebetulnya sederhana ikut Yesus, prakteknya yang sulit dilakukan.