
Barang kali ketika kita membaca nats ini mungkin muncul dalam hati kita beberapa pertanyaan: Kalau Allah itu Kasih, koq Dia menghukum? Mengapa harus mendisipilinkan manusia ciptaanNya dengan hukuman? Namun tidak lama kalau kita renungkan, maka kita akan menemukan sendiri jawabannya.
Pertama. Agar kita bertobat. Kalau Allah tidak mendisipilinkan kita, maka kita akan terus hidup dalam dosa. Dan kalau kita tetap hidup dalam dosa, maka hidup kita akan semakin hancur. Dan kalau hidup kita semakin hancur, maka kita akan masuk dalam jebakan Iblis. Dan akhirnya kalau kita sudah masuk dalam jebakan Iblis, maka hidup kita akan masuk dalam Neraka. Tentu keadaan ini Tuhan tidak membiarkan kita. Karena Tuhan ingin supaya semua orang, berbalik kepadaNya dan bertobat dan jangan ada yang binasa. (1 Petrus 3:9)
Kedua. Agar kita sungguh-sungguh hidup berkenan kepada Tuhan. Karena kita tahu bahwa hidup dalam dosa itu berbahaya. Dosa itu ibarat racun yang dibungkus dengan coklat, dari luarnya enak, tapi didalamnya membinasakan. Karena kesadaran kita akan hal itu, maka kita perlu tetap menjaga agar hidup kita tetap kudus dan berkenan kepada Tuhan.
Ketiga. Agar kita selalu berserah kepada Tuhan. Kadangkala dalam hidup ini, kita mengeraskan hati, kita sombong, egois, cabul dan lain lain, maka salah satu cara untuk mengubah karakter itu adalah Tuhan mendisipilinkan kita dengan mengizinkan berbagai masalah/cobaan datang dalam hidup kita, supaya kita sadar bahwa perbuatan dan sikap seperti itu, Tuhan tidak suka.
Keempat. Agar kita mengarahkan hidup semakin dekat dengan Tuhan. Karena hanya dekat Allah saja, kita tenang dan selamat. Tuhan menghendaki supaya kita ini tetap dekat padaNya. Bagaimana caranya Tuhan mendisipilinkan kita ?
"Melepaskan api". Disini api berbicara tentang api penderitaan. Kita tahu bahwa kalau api itu datang, maka ia akan meluluhkan segala kekerasan hati kita dan membakar semua keangkuhan kita dan kenajisan kita.
"Mematahkan palang pintu". Palang pintu itu berbicara tentang pengaman. Kalau suatu kota mempunyai palang pintu gerbang, berarti kota itu aman, karena musuh tidak dapat menyerang masuk. Mematahkan palang pintu artinya: hidup kita yang selama ini tenang, aman, akan tiba-tiba menjadi kacau dan berantakan, penuh dengan masalah, pertengkaran, dan kesulitan. Itulah sebabnya kalau kita melihat palang-palang pintu kita patah, maka segeralah koreksi diri, jangan-jangan ada dosa.
"Melenyapkan penduduk". Pada zaman dulu, penduduk itu adalah lambang kebanggaan, kehebatan. Suatu kerajan yang mempunyai banyak penduduk artinya kerajaan itu makmur dan mempunyai banyak bala tentara. Maka dengan melenyapkan penduduk artinya Tuhan mendisipilinkan kita dengan cara melenyapkan segala kebanggaan kita dan andalan kita.
"Memegang tongkat Kerajaan". Tongkat kerajaan melambangkan kuasa. Memegang tongkat Kerajaan artinya disini adalah Tuhan yang mengambil alih dan memegang kuasa dan berdaulat untuk menentukan hidup kita, masa depan kita, nasib kita dan sebagainya.
"Menjadikan orang buangan". Artinya hidup kita tidak akan ada yang memperhatikan lagi, dijauhkan dan dilupakan orang, diperlakukan tidak adil, miskin dan ditindas. Kalau didalam keadaan seperti ini, kita masih belum sadar dan bertobat juga, maka Tuhan pasti akan membuang kita daripadaNya, sampai ahirmya kita menyerah dan berkata: Tuhan tolonglah, hidupku hancur, hanya Engkau yang aku andalkan.
Untuk itu, saran kami: Janganlah tunggu sampai segala sesuatu berantakan, baru lah kita mencari kehendak Tuhan. Kesempatan yang terbaik untuk mencari kehendak Tuhan adalah pada saat kita berada dalam kondisi baik-baik, pada saat hidup kita diberkati! Kita harus tanya, Tuhan apa maksudMu dalam semuanya ini. Apa yang harus kita perbuat supaya Tuhan berkenan kepada kita dan supaya hidup kita menjadi berguna bagi Tuhan dan sesama, maupun bagi diri kita sendiri ? Janganlah biarkan hari-hari dalam hidup kita lewat begitu saja tanpa arti !
Doa kami :
Tuhan terima kasih karena Engkau telah mendisipilinkan kami, sehingga hidup kami dapat semakin hari semakin berkenan kepadaMu. Amin!
Pertama. Agar kita bertobat. Kalau Allah tidak mendisipilinkan kita, maka kita akan terus hidup dalam dosa. Dan kalau kita tetap hidup dalam dosa, maka hidup kita akan semakin hancur. Dan kalau hidup kita semakin hancur, maka kita akan masuk dalam jebakan Iblis. Dan akhirnya kalau kita sudah masuk dalam jebakan Iblis, maka hidup kita akan masuk dalam Neraka. Tentu keadaan ini Tuhan tidak membiarkan kita. Karena Tuhan ingin supaya semua orang, berbalik kepadaNya dan bertobat dan jangan ada yang binasa. (1 Petrus 3:9)
Kedua. Agar kita sungguh-sungguh hidup berkenan kepada Tuhan. Karena kita tahu bahwa hidup dalam dosa itu berbahaya. Dosa itu ibarat racun yang dibungkus dengan coklat, dari luarnya enak, tapi didalamnya membinasakan. Karena kesadaran kita akan hal itu, maka kita perlu tetap menjaga agar hidup kita tetap kudus dan berkenan kepada Tuhan.
Ketiga. Agar kita selalu berserah kepada Tuhan. Kadangkala dalam hidup ini, kita mengeraskan hati, kita sombong, egois, cabul dan lain lain, maka salah satu cara untuk mengubah karakter itu adalah Tuhan mendisipilinkan kita dengan mengizinkan berbagai masalah/cobaan datang dalam hidup kita, supaya kita sadar bahwa perbuatan dan sikap seperti itu, Tuhan tidak suka.
Keempat. Agar kita mengarahkan hidup semakin dekat dengan Tuhan. Karena hanya dekat Allah saja, kita tenang dan selamat. Tuhan menghendaki supaya kita ini tetap dekat padaNya. Bagaimana caranya Tuhan mendisipilinkan kita ?
"Melepaskan api". Disini api berbicara tentang api penderitaan. Kita tahu bahwa kalau api itu datang, maka ia akan meluluhkan segala kekerasan hati kita dan membakar semua keangkuhan kita dan kenajisan kita.
"Mematahkan palang pintu". Palang pintu itu berbicara tentang pengaman. Kalau suatu kota mempunyai palang pintu gerbang, berarti kota itu aman, karena musuh tidak dapat menyerang masuk. Mematahkan palang pintu artinya: hidup kita yang selama ini tenang, aman, akan tiba-tiba menjadi kacau dan berantakan, penuh dengan masalah, pertengkaran, dan kesulitan. Itulah sebabnya kalau kita melihat palang-palang pintu kita patah, maka segeralah koreksi diri, jangan-jangan ada dosa.
"Melenyapkan penduduk". Pada zaman dulu, penduduk itu adalah lambang kebanggaan, kehebatan. Suatu kerajan yang mempunyai banyak penduduk artinya kerajaan itu makmur dan mempunyai banyak bala tentara. Maka dengan melenyapkan penduduk artinya Tuhan mendisipilinkan kita dengan cara melenyapkan segala kebanggaan kita dan andalan kita.
"Memegang tongkat Kerajaan". Tongkat kerajaan melambangkan kuasa. Memegang tongkat Kerajaan artinya disini adalah Tuhan yang mengambil alih dan memegang kuasa dan berdaulat untuk menentukan hidup kita, masa depan kita, nasib kita dan sebagainya.
"Menjadikan orang buangan". Artinya hidup kita tidak akan ada yang memperhatikan lagi, dijauhkan dan dilupakan orang, diperlakukan tidak adil, miskin dan ditindas. Kalau didalam keadaan seperti ini, kita masih belum sadar dan bertobat juga, maka Tuhan pasti akan membuang kita daripadaNya, sampai ahirmya kita menyerah dan berkata: Tuhan tolonglah, hidupku hancur, hanya Engkau yang aku andalkan.
Untuk itu, saran kami: Janganlah tunggu sampai segala sesuatu berantakan, baru lah kita mencari kehendak Tuhan. Kesempatan yang terbaik untuk mencari kehendak Tuhan adalah pada saat kita berada dalam kondisi baik-baik, pada saat hidup kita diberkati! Kita harus tanya, Tuhan apa maksudMu dalam semuanya ini. Apa yang harus kita perbuat supaya Tuhan berkenan kepada kita dan supaya hidup kita menjadi berguna bagi Tuhan dan sesama, maupun bagi diri kita sendiri ? Janganlah biarkan hari-hari dalam hidup kita lewat begitu saja tanpa arti !
Doa kami :
Tuhan terima kasih karena Engkau telah mendisipilinkan kami, sehingga hidup kami dapat semakin hari semakin berkenan kepadaMu. Amin!