
Tema renungan kita hari ini adalah "Mujizat Tuhan terjadi".
Kita sungguh percaya bahwa tidak ada mustahi bagi Tuhan. Mujizat Tuhan tetap terjadi dari dulu, sekarang dan selama-lamanya. Semua manusia didunia ini termasuk kita yang membaca renungan ini, mengharapkan terjadinya mujizat Tuhan dalam hidup kita, dalam rumah tangga kita, dalam pekerjaan dan usaha kita. Namun sering kali kita hanya mau menerima mujizat, tetapi tidak pernah kita merenungkan apa yang harus kita lakukan sebelum mujizat itu terjadi.
Melalui renungan kita hari ini kita dapat belajar beberapa hal mengenai Mujizat.
Dari sisi Allah, Mujizat itu adalah suatu anugerah atau hadiah yang cuma-cuma dan kasih sayang Tuhan bagi kita. Tetapi dari sisi kita, Mujizat itu terjadi sebagai akibat ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan. Ada macam-macam Mujizat yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi dalam nats Alkitab tersebut diatas, Mujizat yang dimaksud adalah Mujizat yang dibuat oleh Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu mengenai kebutuhan kita untuk makan minum.
Bagaimana supaya Mujizat Tuhan terjadi..?
Pertama. Adanya kerinduan yang kuat untuk berjumpa dengan Yesus. Lima ribu orang laki-laki yang mengikut Yesus, mereka tidak perduli berapa jauh tempat dimana Yesus mengajar, mereka tidak memperdulikan tempatnya seperti apa, jauh/dekat ? Berapa lama waktunya ? Apakah nanti dikasih makan atau tidak? Yang penting ikut Yesus, berjumpa dengan Yesus dan mendengarkan pengajaran Yesus. Begitu mereka melihat Yesus dikapal dan tahu kemana tujuannya, mereka mengejarnya melalui jalan darat dan mendahului Yesus (Markus 6:33-34) Meskipun mereka capek/lelah, tetapi mereka tidak menghiraukannya, karena ada "kerinduan yang dalam dan kehausan" akan ajaran Yesus.
Berbeda dengan sebagian orang percaya pada zaman sekarang ini : Sering kali kita hitung-hitung dulu, apa untung-ruginya, kalau kita mau ikut Tuhan. Hitung-hitungan berapa jaraknya : "jauh atau dekat"? Kalau dekat kita mau datang, tapi kalau jauh ya biarlah orang lain saja yang datang. Seringkali kita beribadah memilih-milih tempat yang bagus dan full AC, padahal kehadiran Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan tempat. Atau kalau pendetanya atau pastornya sudah mulai sedikit kelamaan saja khotbahnya, maka kita sudah langsung mulai tidak betah duduk lagi dan mau cepat-cepat selesai saja. Padahal firman Tuhan katakan dalam kitab Mazmur 1:1-2 : Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkannya siang dan malam.
Sebenarnya apakah yang terjadi ketika Yesus melihat sejumlah besar orang banyak berbondong-bondong mendahului Yesus, untuk mengejar Yesus, berjumpa denganNya, mendengarkan ajaranNya ? Ternyata : Hati Yesus tergerak oleh belas-kasihan, sehingga mereka diberinya makan dengan ajaib! Tuhan sangat menghargai waktu dan pengorbanan kita untuk mengikut Dia. Jerih payah kita mengikut Tuhan tidaklah akan sia-sia.
Kedua. "Menyerahkan" semua apa yang kita punyai kepada Tuhan. Dan "berserah" kepada Tuhan untuk melipat-gandakan kegunaannya. "Menyerahkan" yang dimaksud disini adalah kita harus tulus dan rela meyerahkannya kepada Tuhan, bahwa inilah Tuhan yang aku punya, karena semua ini milikMu. Sering kali kita berpikir kalau diberikan semuanya, maka nanti kita sendiri akan kekurangan. "Berserah" yang dimaksud disini adalah supaya kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan mengandalkan Dia, bahwa Tuhan adalah Allah yang ajaib, Allah yang sanggup melakukan segala sesuatu, dari yang tidak ada menjadi ada. Karena sebenarnya tidak jarang kita berpikir secara manusia jasmani, mana mungkin dengan jumlah yang sedikit ini, bisa mencukupi kebutuhan untuk sedemikian banyak orang?
Padahal pemberian kita yang sedikit itu, ditangan Tuhan akan menambahkan segala apa yang ada pada kita dan akan mencukupkan kebutuhan banyak orang, termasuk kita sendiri, bahkan masih ada sisanya. Coba bayangkan seandainya murid-muridNya tidak tulus, rela dan percaya kepada Yesus ! Apakah Yesus tidak tahu apa yang harus Ia lakukan ? Pastilah Dia tahu. Tetapi Yesus mau tahu, seberapa jauh ketulusan, kerelaan dan kepercayaan mereka kepadaNya. Sekarang bagaimana kalau Tuhan menantang kita semua : Berapa banyak roti yang ada padamu, yang tulus dan rela kita berikan kepadaNya ? Apakah jawab kita ?
Doa kami :
Tuhan Yesus, kami percaya bahwa Engkau sanggup dan mau memberkati milik kami yang sedikit ini, sehingga dapat mencukupi kebutuhan banyak orang, termasuk kami sendiri dan bahkan masih ada sisanya. Amin
Kita sungguh percaya bahwa tidak ada mustahi bagi Tuhan. Mujizat Tuhan tetap terjadi dari dulu, sekarang dan selama-lamanya. Semua manusia didunia ini termasuk kita yang membaca renungan ini, mengharapkan terjadinya mujizat Tuhan dalam hidup kita, dalam rumah tangga kita, dalam pekerjaan dan usaha kita. Namun sering kali kita hanya mau menerima mujizat, tetapi tidak pernah kita merenungkan apa yang harus kita lakukan sebelum mujizat itu terjadi.
Melalui renungan kita hari ini kita dapat belajar beberapa hal mengenai Mujizat.
Dari sisi Allah, Mujizat itu adalah suatu anugerah atau hadiah yang cuma-cuma dan kasih sayang Tuhan bagi kita. Tetapi dari sisi kita, Mujizat itu terjadi sebagai akibat ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan. Ada macam-macam Mujizat yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi dalam nats Alkitab tersebut diatas, Mujizat yang dimaksud adalah Mujizat yang dibuat oleh Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu mengenai kebutuhan kita untuk makan minum.
Bagaimana supaya Mujizat Tuhan terjadi..?
Pertama. Adanya kerinduan yang kuat untuk berjumpa dengan Yesus. Lima ribu orang laki-laki yang mengikut Yesus, mereka tidak perduli berapa jauh tempat dimana Yesus mengajar, mereka tidak memperdulikan tempatnya seperti apa, jauh/dekat ? Berapa lama waktunya ? Apakah nanti dikasih makan atau tidak? Yang penting ikut Yesus, berjumpa dengan Yesus dan mendengarkan pengajaran Yesus. Begitu mereka melihat Yesus dikapal dan tahu kemana tujuannya, mereka mengejarnya melalui jalan darat dan mendahului Yesus (Markus 6:33-34) Meskipun mereka capek/lelah, tetapi mereka tidak menghiraukannya, karena ada "kerinduan yang dalam dan kehausan" akan ajaran Yesus.
Berbeda dengan sebagian orang percaya pada zaman sekarang ini : Sering kali kita hitung-hitung dulu, apa untung-ruginya, kalau kita mau ikut Tuhan. Hitung-hitungan berapa jaraknya : "jauh atau dekat"? Kalau dekat kita mau datang, tapi kalau jauh ya biarlah orang lain saja yang datang. Seringkali kita beribadah memilih-milih tempat yang bagus dan full AC, padahal kehadiran Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan tempat. Atau kalau pendetanya atau pastornya sudah mulai sedikit kelamaan saja khotbahnya, maka kita sudah langsung mulai tidak betah duduk lagi dan mau cepat-cepat selesai saja. Padahal firman Tuhan katakan dalam kitab Mazmur 1:1-2 : Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkannya siang dan malam.
Sebenarnya apakah yang terjadi ketika Yesus melihat sejumlah besar orang banyak berbondong-bondong mendahului Yesus, untuk mengejar Yesus, berjumpa denganNya, mendengarkan ajaranNya ? Ternyata : Hati Yesus tergerak oleh belas-kasihan, sehingga mereka diberinya makan dengan ajaib! Tuhan sangat menghargai waktu dan pengorbanan kita untuk mengikut Dia. Jerih payah kita mengikut Tuhan tidaklah akan sia-sia.
Kedua. "Menyerahkan" semua apa yang kita punyai kepada Tuhan. Dan "berserah" kepada Tuhan untuk melipat-gandakan kegunaannya. "Menyerahkan" yang dimaksud disini adalah kita harus tulus dan rela meyerahkannya kepada Tuhan, bahwa inilah Tuhan yang aku punya, karena semua ini milikMu. Sering kali kita berpikir kalau diberikan semuanya, maka nanti kita sendiri akan kekurangan. "Berserah" yang dimaksud disini adalah supaya kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan mengandalkan Dia, bahwa Tuhan adalah Allah yang ajaib, Allah yang sanggup melakukan segala sesuatu, dari yang tidak ada menjadi ada. Karena sebenarnya tidak jarang kita berpikir secara manusia jasmani, mana mungkin dengan jumlah yang sedikit ini, bisa mencukupi kebutuhan untuk sedemikian banyak orang?
Padahal pemberian kita yang sedikit itu, ditangan Tuhan akan menambahkan segala apa yang ada pada kita dan akan mencukupkan kebutuhan banyak orang, termasuk kita sendiri, bahkan masih ada sisanya. Coba bayangkan seandainya murid-muridNya tidak tulus, rela dan percaya kepada Yesus ! Apakah Yesus tidak tahu apa yang harus Ia lakukan ? Pastilah Dia tahu. Tetapi Yesus mau tahu, seberapa jauh ketulusan, kerelaan dan kepercayaan mereka kepadaNya. Sekarang bagaimana kalau Tuhan menantang kita semua : Berapa banyak roti yang ada padamu, yang tulus dan rela kita berikan kepadaNya ? Apakah jawab kita ?
Doa kami :
Tuhan Yesus, kami percaya bahwa Engkau sanggup dan mau memberkati milik kami yang sedikit ini, sehingga dapat mencukupi kebutuhan banyak orang, termasuk kami sendiri dan bahkan masih ada sisanya. Amin