
Di sebuah gereja seorang ibu ditawarkan untuk ikut dalam sebuah tim pelayanan. Ibu ini menjawab : Ah, saya ini siapa ? Mana mungkin saya bisa melakukan pelayanan seperti itu, saya ini jemaat biasa ! Yang lain aja deh.. ! Nah, biasanya kalau kita mendengar hal itu, maka kita akan segera memaparkan kemampuan, kehebatan, atau kelebihan daripada ibu itu. Kita berharap agar ibu itu jadi percaya diri dan akhirnya dia mau menerima tawaran tersebut.
Renungan kita hari ini mengingatkan kita kisah yang hampir sama, yaitu ketika Musa dipanggil oleh Tuhan untuk melayaniNya. Dalam kitab Keluaran 3 : 11, Musa berkata kepada Allah : Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?
Tuhan menjawab Musa, tetapi tidak dengan memaparkan kehebatan Musa. Sebaliknya Tuhan hanya berkata : "Bukankah Aku ini menyertai engkau?" (Keluaran 3:12). Selanjutnya dalam kitab Keluaran 3:15-22, Tuhan memaparkan rincian rencanaNya dan langkah-langkah yang harus Musa lakukan, sampai kepada kata-kata yang Musa harus katakan kepada orang Israel dan kepada raja Mesir. Melalui semuanya itu Tuhan ingin agar Musa melakukan pelayanan dengan dasar : "Siapa Tuhan, dan bukan siapa Musa!"
Sering kali kita menerima dan melakukan pelayanan, karena kita merasa mampu atau punya kelebihan / karunia dibidang tersebut. Hal-hal itu memang tidak salah, karena kita sudah diperlengkapi karunia Tuhan dibidang tertentu. Namun kita harus menyadari bahwa kemampuan dan kelebihan kita tidak akan membuat kita berhasil. Kemampuan dan keahlian kita dalam bidang tertentu, tidak selamanya membuat kita kuat menjalani kehidupan pelayanan. Hanya kekuatan dan pimpinan Roh Kudus-lah yang memampukan kita melakukan segala sesuatu. Yesaya 26 : 12 berkata: "Ya Tuhan, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.
Jadi, kalau kelihatannya kita hebat, pintar dan penuh tanda mujizat, maka janganlah sampai kita mencuri kemuliaan Tuhan. Semuanya itu hanyalah karena kemurahan Tuhan saja yang memampukan kita, sehinggga kita dapat melakukan tugas pelayanan kita itu. Ingatlah teladan Rasul Paulus dalam kitab 2 Korintus 4:1 diatas, ia tidak tawar hati atau merasa tidak mampu, dalam menjalani pelayannya kepada Tuhan. Paulus sadar, bahwa apa yang dilakukannya itu adalah karena kemurahan Allah, bukan karena kelebihannya.
Ini adalah sebuah pelajaran penting bagi kita. Setiap orang percaya yang dipanggil untuk melayani Tuhan, tidak perlu takut atau merasa tidak mampu. Karena sebelumnya pastilah Tuhan akan perlengkapi kita dan terus diperlengkapi dengan damai sejahteraNya dan kuasaNya, seiring dengan ketaatan kita dalam menjalani panggilan tersebut.
Ingat : Tuhan tidak pernah memerintahkan kita melakukan sesuatu yang tidak sanggup kita kerjakan dan Tuhan tidak pernah meminta sesuatu yang tidak ada pada kita. Tuhan hanya minta kepada kita, hati yang rela untuk melakukan kehendakNya.
Bagimana respons kita setelah membaca renungan ini ? Adakah diantara kita yang sudah mulai mundur, merasa tidak mampu dan tidak bersemangat lagi untuk melayani Tuhan? Adakah diantara kita yang sudah mulai meragukan kuasa Tuhan dan mujizatNya, karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang kita alami?
Mari, janganlah tawar hati.. Bergantunglah selalu pada Tuhan!
Doa kami :
Tuhan Yesus, kami menyadari, seringkali kami jatuh bangun didalam mengiring Engkau ; terkadang kami melakukan pelayanan dengan kekuatan kami sendiri. Kami minta pengampuanMu ya Tuhan dan berikanlah semangat yang baru, supaya kami bisa melakukan segala sesuatu dengan kekuatanMu saja. Amin !
Renungan kita hari ini mengingatkan kita kisah yang hampir sama, yaitu ketika Musa dipanggil oleh Tuhan untuk melayaniNya. Dalam kitab Keluaran 3 : 11, Musa berkata kepada Allah : Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?
Tuhan menjawab Musa, tetapi tidak dengan memaparkan kehebatan Musa. Sebaliknya Tuhan hanya berkata : "Bukankah Aku ini menyertai engkau?" (Keluaran 3:12). Selanjutnya dalam kitab Keluaran 3:15-22, Tuhan memaparkan rincian rencanaNya dan langkah-langkah yang harus Musa lakukan, sampai kepada kata-kata yang Musa harus katakan kepada orang Israel dan kepada raja Mesir. Melalui semuanya itu Tuhan ingin agar Musa melakukan pelayanan dengan dasar : "Siapa Tuhan, dan bukan siapa Musa!"
Sering kali kita menerima dan melakukan pelayanan, karena kita merasa mampu atau punya kelebihan / karunia dibidang tersebut. Hal-hal itu memang tidak salah, karena kita sudah diperlengkapi karunia Tuhan dibidang tertentu. Namun kita harus menyadari bahwa kemampuan dan kelebihan kita tidak akan membuat kita berhasil. Kemampuan dan keahlian kita dalam bidang tertentu, tidak selamanya membuat kita kuat menjalani kehidupan pelayanan. Hanya kekuatan dan pimpinan Roh Kudus-lah yang memampukan kita melakukan segala sesuatu. Yesaya 26 : 12 berkata: "Ya Tuhan, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.
Jadi, kalau kelihatannya kita hebat, pintar dan penuh tanda mujizat, maka janganlah sampai kita mencuri kemuliaan Tuhan. Semuanya itu hanyalah karena kemurahan Tuhan saja yang memampukan kita, sehinggga kita dapat melakukan tugas pelayanan kita itu. Ingatlah teladan Rasul Paulus dalam kitab 2 Korintus 4:1 diatas, ia tidak tawar hati atau merasa tidak mampu, dalam menjalani pelayannya kepada Tuhan. Paulus sadar, bahwa apa yang dilakukannya itu adalah karena kemurahan Allah, bukan karena kelebihannya.
Ini adalah sebuah pelajaran penting bagi kita. Setiap orang percaya yang dipanggil untuk melayani Tuhan, tidak perlu takut atau merasa tidak mampu. Karena sebelumnya pastilah Tuhan akan perlengkapi kita dan terus diperlengkapi dengan damai sejahteraNya dan kuasaNya, seiring dengan ketaatan kita dalam menjalani panggilan tersebut.
Ingat : Tuhan tidak pernah memerintahkan kita melakukan sesuatu yang tidak sanggup kita kerjakan dan Tuhan tidak pernah meminta sesuatu yang tidak ada pada kita. Tuhan hanya minta kepada kita, hati yang rela untuk melakukan kehendakNya.
Bagimana respons kita setelah membaca renungan ini ? Adakah diantara kita yang sudah mulai mundur, merasa tidak mampu dan tidak bersemangat lagi untuk melayani Tuhan? Adakah diantara kita yang sudah mulai meragukan kuasa Tuhan dan mujizatNya, karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang kita alami?
Mari, janganlah tawar hati.. Bergantunglah selalu pada Tuhan!
Doa kami :
Tuhan Yesus, kami menyadari, seringkali kami jatuh bangun didalam mengiring Engkau ; terkadang kami melakukan pelayanan dengan kekuatan kami sendiri. Kami minta pengampuanMu ya Tuhan dan berikanlah semangat yang baru, supaya kami bisa melakukan segala sesuatu dengan kekuatanMu saja. Amin !