Pengumuman

Selamat Datang di Blog Persekutuan Doa Air Hidup.


Tuhan Yesus Memberkati.
ENTER

Anda rindu ingin membagikan berkat berupa renungan atau kabar gembira atau kesaksian pribadi? Kirim ke pdairhidup@gmail.com
POSTED BY Persekutuan Doa Air Hidup on 10.01 under
"Dan janganlah kamu menyerahkan (bahasa inggrisnya : Yield = tunduk) anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata kebenaran". (Roma 6:13)

Tidak sedikit orang yang suka mengucapkan kata "Menyerah atau berserah" tanpa mendalami maknanya. Kalau kita tidak cermat atau tidak hati-hati memahami perkataan ini, maka hal itu hanya menjadi bahasa klise, tanpa makna yang berarti dalam pengakuan iman kita. Kata "Menyerah", umumnya sering dipandang sebagai sebuah istilah Negatif. Misalnya: kita menyerah kepada musuh, menyerah pada masalah, menyerah kepada keadaan. Dengan pemahaman seperti itu "menyerah" berarti "kekalahan" yaitu lawan kata dari kemenangan.

Dalam perjalanan kehidupan rohani kita, pengertian tentang kata : "menyerah" tersebut, haruslah kita rubah. Menyerah bukanlah berarti mengakui kekalahan, namun Menyerah atau berserah, adalah sebuah persoalan pengendalian. Maksudnya : Apakah aku melakukan apa yang ingin kulakukan, atau apakah aku melakukan apa yang Tuhan ingin kulakukan..? Ini berarti kita menyerahkan / tundukkan kehendak kita kepada Allah atau kepada orang lain.

Contohnya : Seperti Yesus berdoa di Getsmani, Ia menyerahkan kehendakNya kepada kehendak BapaNya dan justru itu menjadi kemenangan buat Yesus. Tuhan Yesus mengajarkan kita, bila pipi kiri kita ditampar, maka kita memberi pipi yang satunya lagi. Ini bukan berarti kita menyerah, angkat bendera putih, sambil berkata: tamparlah pipiku sebelah lagi. Tidak! Bukan itu maksudnya.

Ini adalah masalah pengendalian. Kalau menurut kehendak-ku sendiri, kan kepingin balas, tetapi karena aku mengikuti kehendak Tuhan, maka aku tidak membalas. Inilah sikap yang harus kita pegang dan dengan demikian tidak akan terjadi pertengkaran, balas- membalas kejahatan dengan kejahatan dan bunuh-membunuh dan sebagainya.

Kalau kita mencermati gejala dan keadaan sekarang ini : peselisihan, pertengkaran, kejahatan ada dimana-mana. Bahkan bila ada yang membunuh sesamanya, itu dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan, sepertinya nyawa manusia itu sudah tidak berharga lagi, tak ubahnya seperti seekor ayam yang dipotong dipasar (ini adalah dalam pandangan orang yang telah menyerahkan anggota tubuhnya sebagai senjata kelaliman ditangan iblis ).

Mengapa hal ini dapat terjadi..? Karena kita hanya mementingkan diri sendiri atau kelompok sendiri saja, tidak mau saling mengalah, selalu mengklaim dirinya benar dan orang lain salah. Akibatnya kekacauan terjadi dimana-mana. Lalu kita anak-anak Tuhan yang percaya kepada Tuhan Yesus, apa kita juga ikut-ikutan didalamnya ? Apakah hanya gara-gara harga diri kita dihina, maka tidak saling sapa-menyapa satu dengan yang lainnya ?

Memang kadang-kadang "menyerah" adalah merupakan suatu ungkapan ketidak-mampuan kita lagi untuk menghadapi suatu masalah/cobaan, dan kita menyerah kepada Tuhan dan minta pertolongan Tuhan. Tetapi dalam banyak hal "menyerah" itu, artinya bukanlah "bendera putih" (menyerah kalah), tetapi tentang keyakinan kita kepada Allah, bahwa kalau hidup kita benar dihadapan Tuhan, maka Tuhan dapat menyelesaikan semuanya bagi kita, yang akan memberikan kemenangan buat kita.

Ingat Kisah Raja Yosafat dalam 2 Tawarikh 20 ? Ketika dia mengalami ketakutan terhadap bani Moab, bani Amon dan bani Edom dari pegunungan Seir, hendak menyerang Yehuda! Ketika itu raja Yosafat mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan, mencari Tuhan, merendahkan diri dan berserah kepada Tuhan ; maka Tuhanlah yang berperang melawan musuh Yosafat dan memberikan kemenangan kepada suku Yehuda.

Cara yang dilakukan Tuhan adalah sangat ajaib dan aneh yaitu musuh-musuh Yosafat dibuatNya saling salah paham, sehingga mereka jadi saling bertentangan dan saling bunuh membunuh. Dan ketika Yosafat dan tentaranya datang, mereka melihat bangkai-bangkai musuhnya berhantaran di tanah dan tidak ada yang terluput. (2Tawarikh 20:20-24) Kalau kita percaya dan menyerah kepada Tuhan, maka kita melakukan hal yang benar, dan Tuhan yang akan menuntun kita pada kemenangan demi kemenangan!

Doa kami :
Tuhan Yesus, kami menyerah atas kehendakMu, sebagai wujud Penyembahan kami kepadaMu dan wujud Iman kami bahwa kami percaya kehendakMulah yang terbaik bagi kami. Amin
1 comments so far:
    Anonim 25 Februari 2011 pukul 08.33 , mengatakan...

    Kuncinya adalah takut akan Tuhan.

     
-->

Copyright 2012 Persekutuan Doa Air Hidup | Halaman ini adalah ruang maha kudus Tuhan, dimana kita menikmati hadiratNya, firmanNya, kasihNya, kuasaNya, berkatNya, didikanNya, pimpinanNya, penghiburanNya, perlindunganNya dan segalaNya. Jadi bukanlah halaman untuk berbinis atau segala macam bentuk kegiatan duniawi. Tuhan berkati. Amin