
Ada suatu ketika seseorang menjadi presiden direktur sebuah bank. Dia adalah seorang yang percaya kepada TUHAN, orang yang jujur dan takut akan TUHAN. Masalah yang dihadapinya adalah banyak pegawai di bank tersebut melakukan korupsi, bermain judi dan wanita. Termasuk senior managernya dan bahkan direkturnya juga ada yang terlibat didalamnya. Suatu saat dia menertibkan prosedur pembelian barang dan jasa di bank tersebut. Dia menemukan ada satu supplier yang selalu dipakai oleh manager umum bank itu. Supplier tersebut bisa men-supply berbagai macam barang dan jasa, mulai dari peralatan kantor, pakaian seragam sampai jasa untuk pemasangan neon sign dan lain lain. Hal ini tentunya mengundang pertanyaan, supplier macam apakah itu, kenapa serba bisa ?? dan kenapa selalu supplier itu yang dipakai ?? Kemudian dibandingkanlah harga-harga dari supplier tersebut dengan harga-harga dari supplier lain, ternyata harganya jauh lebih tinggi. Manajer umum bank tersebut dipanggil olehnya dan dipertanyakan, kenapa hal ini bisa terjadi!!
Ternyata ada semacam kolusi antara supplier tersebut dengan manajer umum bank itu. Manajer umum tersebut diberi Surat Tegoran dan juga diputuskannya bahwa sejak hari itu supplier tadi di "black list" oleh bank itu. Artinya bank itu tidak boleh memberi order lagi kepada supplier tersebut. Akibatnya supplier itu jadi kecewa, malu dan marah besar dan dia mengancam akan membunuh presiden direktur bank itu. Berbagai ancaman dan surat kaleng dikirimkan kepada presiden direktur itu.
Sebagai manusia, presiden direktur bank itu merasa takut dan was-was, tetapi ia tetap percaya kepada TUHAN, ia terus berdoa dan bersandar sepenuhnya kepada Yesus Kristus yang menjadi TUHAN dan Juruselamatnya dan Pelindungnya. Dalam doanya presiden direktur bank itu juga mengampuni semua kesalahan supplier yang telah mengancamnya itu. Selang beberapa lama, supplier itu datang kepadanya dan minta maaf, serta bertobat bahwa dia telah mengancam presiden direktur bank itu. Maka berlakulah ayat firman TUHAN dalam kitab Amsal tersebut diatas kepadanya. Bahwa kalau ia berkenan kepada Allah , maka musuhnya pun didamaikanNya dengan dia.
Bagaimana caranya kita bisa "berkenan" kepada TUHAN ? Ada 2 (dua) hal yang perlu kita perhatikan.
Pertama menurut kitab Ibrani pasal 11 : 6 , kita mesti punya iman percaya kepada TUHAN bahwa Ia adalah TUHAN Allah kita, Pelindung, Penyelamat dan Pembela kita yang selalu bersama kita dan akan meluputkan kita dari marabahaya dan yang jahat.
Kedua menurut kitab Roma pasal 8 : 8, kita tidak hidup dalam daging, emosi dan hawa nafsu kita, melainkan hidup dalam pimpinan firman TUHAN dan ROH Kudus. Contohnya perbuatan daging antara lain yaitu : percabulan, kecemaran, penyembahan berhala, iri hati, dengki, kepentingan diri sendiri, kemabukkan, pesta pora dan sebagainya.
Kesimpulannya kita tidak perlu takut dengan semua ancaman musuh, yang terpenting adalah menjaga hati dan tingkah laku kita, supaya tetap percaya dan berkenan kepada TUHAN. Maka pastilah TUHAN akan luputkan kita dari segala marabahaya dan dari segala yang jahat, bahkan dari maut sekalipun.
Ternyata ada semacam kolusi antara supplier tersebut dengan manajer umum bank itu. Manajer umum tersebut diberi Surat Tegoran dan juga diputuskannya bahwa sejak hari itu supplier tadi di "black list" oleh bank itu. Artinya bank itu tidak boleh memberi order lagi kepada supplier tersebut. Akibatnya supplier itu jadi kecewa, malu dan marah besar dan dia mengancam akan membunuh presiden direktur bank itu. Berbagai ancaman dan surat kaleng dikirimkan kepada presiden direktur itu.
Sebagai manusia, presiden direktur bank itu merasa takut dan was-was, tetapi ia tetap percaya kepada TUHAN, ia terus berdoa dan bersandar sepenuhnya kepada Yesus Kristus yang menjadi TUHAN dan Juruselamatnya dan Pelindungnya. Dalam doanya presiden direktur bank itu juga mengampuni semua kesalahan supplier yang telah mengancamnya itu. Selang beberapa lama, supplier itu datang kepadanya dan minta maaf, serta bertobat bahwa dia telah mengancam presiden direktur bank itu. Maka berlakulah ayat firman TUHAN dalam kitab Amsal tersebut diatas kepadanya. Bahwa kalau ia berkenan kepada Allah , maka musuhnya pun didamaikanNya dengan dia.
Bagaimana caranya kita bisa "berkenan" kepada TUHAN ? Ada 2 (dua) hal yang perlu kita perhatikan.
Pertama menurut kitab Ibrani pasal 11 : 6 , kita mesti punya iman percaya kepada TUHAN bahwa Ia adalah TUHAN Allah kita, Pelindung, Penyelamat dan Pembela kita yang selalu bersama kita dan akan meluputkan kita dari marabahaya dan yang jahat.
Kedua menurut kitab Roma pasal 8 : 8, kita tidak hidup dalam daging, emosi dan hawa nafsu kita, melainkan hidup dalam pimpinan firman TUHAN dan ROH Kudus. Contohnya perbuatan daging antara lain yaitu : percabulan, kecemaran, penyembahan berhala, iri hati, dengki, kepentingan diri sendiri, kemabukkan, pesta pora dan sebagainya.
Kesimpulannya kita tidak perlu takut dengan semua ancaman musuh, yang terpenting adalah menjaga hati dan tingkah laku kita, supaya tetap percaya dan berkenan kepada TUHAN. Maka pastilah TUHAN akan luputkan kita dari segala marabahaya dan dari segala yang jahat, bahkan dari maut sekalipun.
Doa kami :
Pimpinlah kami ya TUHAN Yesus untuk bisa senantiasa hidup sesuai firmanMu dan berkenan kepadaMu. Amin